Aku mengerjapkan mata beberapa kali saat tahu aku sedang berada di tempat tidur arlan. Aku mengingat kejadian disaat sebelum aku pingsan. Arlan sedang menyatakan perasaan nya padaku.
"kamu udah bangun?" tanya arlan sambil membawakan segelas susu hangat.
Aku melihat dia yang entah sejak kapan sudah rapih dengan kemeja kantor dan celana slimfit yang dia kenakan.
"aku mau ke rumah sakit sebentar ada yang perlu aku urus. Dan kamu jangan pergi kemana-mana sampai aku kembali karena pembicaraan kita yang semalam belum selesai" katanya sambil menyisir rambutnya di cermin.
Semalam? Apa berarti ini sudah pagi? Astaga!! Berapa lama aku pingsan?
Aku langsung melihat kebawah selimut ku. Ternyata pakaian ku masih utuh. Dasar yuna bodoh. Berharap apa kau ini.
"kenapa? Kamu jangan mikir yang enggak-enggak ya. Aku gak macem-macemin kamu dan belum..." katanya sambil melihatku "sampai kita udah sah jadi suami istri nantinya" sambungnya cepat.
Aku menghela nafas lega. Jantungku semakin diujung tanduk saat mendengar dia mengatakan hal-hal seperti itu.
"kamu mau makan apa nanti aku siapin pas aku kembali. Sekarang ini kamu makan yang ada dulu buat isi perut"
Aku menggeleng pelan.
"oke baiklah aku pergi. Dan ingat lagi kamu harus tetap disini sampai aku kembali karena aku juga harus mengecek keadaanmu lagi setelah pingsan semalam"
Arlan berbalik meninggalkan ku di kamar dan kembali lagi untuk mencium kening ku.
"morning kiss. Akan aku lakukan setiap hari kalau kamu jadi istri ku nanti" katanya sambil berjalan meninggalkan ku.
Aku tersenyum kecil. Sudah saatnya aku membiarkan jantung ku copot dan berlari-lari kegirangan. Aku heran katanya dia jarang pacaran. Tapi dari mana dia mempelajari hal-hal romantis ini?
Aku larut dalam kesenangan diri sampai lupa bahwa ada orang tua ku yang menunggu ku di rumah. Mereka pasti cemas melihat ku tidak pulang ke rumah sejak kemarin.
"halo bu" kata ku saat menghubungi ibu
🙎 Kamu dimana yuna?
"a aku lagi di rumah dira bu semalam dia menyuruhku menemaninya. Jadi aku menginap" sejak kapan aku mulai berbohong.
🙎 Yaudah gapapa bapak mu nanyain soalnya. Yaudah nanti ibu kasih tau bapak. Kamu jangan lupa makan
"iya bu" jawabku sambil mengakhiri sambungan.
Aku menyesal telah membohongi ibu. Tapi mau bagaimana. Aku tidak bisa mengatakan pada mereka kalau saat ini aku sedang berada di rumah arlan. Bisa-bisa aku pasti akan habis dimarahi karena bermalam bersama laki-laki yang bukan muhrim.
Aku menaruh ponsel ku didalam tas dan mengambil sarapan yang sudah disiapkan arlan untukku. Sebegitu prepare nya dia sampai-sampai menyiapkan roti berisi telur,selada dan keju dan dicetak berbentuk hati.
Aku kembali mengambil ponsel ku dan mengabadikan menu sarapan ini kedalam instagram ku.
Rasanya sayang kalau dimakan. Batinku bingung.
Setelah pada akhirnya aku menghabiskan sarapan ku. Aku melihat-lihat sudut ruangan apartemen arlan. Mumpung yang empunya belum datang.
Pertama-tama tentu saja aku melihat kamarnya yang terlihat sangat rapih khas laki-laki dewasa banget deh pokoknya. Lalu aku mencoba keluar kamar dan melihat ruang tv yang lengkap dengan home teater yang terpasang di sana. Favorit sekali untuk ku yang sering menonton drama korea atau film hanya dari ponsel. Kemudian dapurnya yang minimalis dengan alat-alat memasak yang cukup lengkap untuk ukuran laki-laki yang tinggal sendirian. Apa dia pandai memasak?
"wow banyak juga persediaan makanan nya" kagum ku saat melihat isi kulkas.
Semakin kagum lagi saat aku melihat coffee maker terpajang disudut lemari dapur. Yeah that's more favorite me. Apalagi yang harus aku kagumi dari apartemen ini semuanya benar-benar impian ku.
"oh astaga segar banget" ucap ku saat menginjakkan kaki di balkon. Spot terbaik dari sebuah rumah atau apartemen adalah ketika melihat balkon yang ditata sebegini nyaman nya. Rasanya aku ingin tinggal disini saja.
🍁🍁🍁
🙆 Apa? Lo di apartemen nya arlan sekarang?
Teriakan dira membuat ku menjauhi ponsel di telinga ku."iya gue dari semalem disini?"
🙆 Hah! Yang bener lo. Gila sumpah lo gila na
Teriak dira lagi sampai memekik.Dasar dira lebay. Lama-lama telinga ku budek dengar dia teriak-teriak melulu.
🙆 Lo tuh ya belum lama ini nangis-nangis ke gue karena lo bilang arlan udah mempermainkan lo. Dan sekarang lo lagi senang-senang semalaman sama dia disana.
Untung saja aku hanya mendengar suara nya. Kalau aku melihat wajah dira saat ini pasti dia terlihat sangat jengkel.
"gak senang-senang ra. Gue pingsan semalem pas disini" kata ku sambil berjalan kesana kemari menunggu arlan yang tak kunjung pulang.
🙆 Ya ya terserah lo mau alesan apa. Pokoknya awas aja kalo sampe lo curhatin dia lagi sambil nangis-nangis.
Aku tertawa geli mendengar omelan dira
"enggak kok ra. Gue janji enggak lagi sekarang" kata ku saat berada diruang tamu.
Aku terdiam sejenak. Melihat sesuatu yang aneh di dinding ruangan ini.
🙆 Na lo denger gue kan
Teriak dira dari balik telepon."ra nanti gue telpon lo lagi ya" sahut ku sambil menutup sambungan telepon.
Kini aku kembali fokus ke dinding ruang tamu ini. Aku masih ingat betul dulu pertama kali datang kesini aku melihat foto arlan bersama chelsea dan teman-teman dokternya terpajang di dinding ini. Tapi sekarang foto itu sudah berganti dengan foto lain. Yaa itu foto ku.
Mengapa arlan memajang foto ku disini? Dari mana dia mendapatkan semua foto-foto ku ini? Ah instagram. Dia mengambil nya dari instagram aku yakin itu.
Tiba-tiba saja aku mendengar suara pintu terbuka dan aku langsung bergegas pergi ke ruang tv."yuna yuna kamu dimana?" teriak arlan mencari ku.
Aku berbaring di sofa ruang tv dan pura-pura terbangun.
"kamu udah pulang?" tanya ku santai.
Dia menghampiri ku dan memegang dahi ku "aku kira kamu pulang. Maaf aku terlambat. Ternyata rapatnya lebih lama dari yang aku perkirakan. Pasti kamu lapar. Aku ganti baju dulu dan siapin makanan buat kamu ya" kata arlan sambil berjalan ke kamarnya.
Aku berlari menyusul nya dan memeluk arlan dari belakang.
"ayo kita menikah" kata ku tiba-tiba.
Arlan terkejut. Dia melepaskan pelukan ku dan menghadap kearah ku.
"kamu bilang apa?" tanya nya lagi.
Aku mendongakkan kepala menatap nya dalam-dalam.
"ayo kita menikah mas" kata ku lagi dengan penuh keyakinan.
Kali ini arlan yang memelukku. Dia sangat bahagia ketika aku mengatakan ingin menikah dengan nya. Kini setelah begitu banyak masalah dan keraguan yang aku pendam aku bisa memberi kepastian padanya. Bahwa aku mencintainya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISI
Romance" aku tidak mau ada perjodohan ini " katanya sambil mengesap hot coffee. Dia pikir aku mau adanya perjodohan ini? Dia kira aku yang memaksa untuk dijodohkan dengannya? Kenapa kesannya aku yang ngebet dengan perjodohan ini. Aku berdiri. Menyilangkan...