Budidayakan vote sebelum baca! Dan comment setalah baca!
***Jatuh cinta itu artinya kita memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyakiti perasaan kita.
In My Feelings
***
Bella memasuki kelas dengan wajah yang ceria. Tentu saja dia bahagia karena seorang Revano yang selama ini membuat hari harinya lebih berwarna. Tidak menjaili Revan dalam sehari saja rasanya sangat hampa. Semua tentang Revan selalu menjadi favorit baginya. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Oke ini lebay.Walaupun Revan tidak pernah menyukai kehadirannya, tapi tak apa. Setidaknya Bella masih bisa melihat Revan selama yang ia mau.
Bella segera menghampiri sahabatnya--Nadine, yang sedang sibuk menyalin tugas matematika. Mata pelajaran mematikan yang mampu membunuh setiap saraf orang-orang berotak standar seperti Bella. Pelajaran yang sepertinya mengandung arsenik yang bisa membuat Bella merasa mual dan ingin mati saja.
Fyi, Nadine adalah sahabat Bella satu-satunya. Mereka bersahabat dari bangku SMP hingga saat ini. Sahabat yang selalu mendukungnya dalam suka maupun duka. Entah bagaimana awal mula keakraban mereka terjadi, namun mereka sama sama menyadari bahwa mereka berdua sangat cocok untuk bersahabat. Sahabat yang sesungguhnya bukan sekedar sahabat palsu yang bisa menusuk dari belakang.
Nadine yang sudah selesai menyalin tugas, menghampiri Bella yang lagi duduk mengkhayal sambil senyum-senyum mengerikan di tempatnya. Nadine jadi bergidik ngeri melihat sahabat kurang warasnya ini yang ketawa-ketiwi sendiri.
"Makin gila aja nih anak setiap hari. Dosa apa gue punya sahabat yang gak pernah waras Tuhan," decak Nadine sambil memperhatikan muka Bella. Muka-muka pengen di tabok emang. Bella samakin memperlebar senyumannya sambil sebelah tangannya menopang dagunya.
'gawat! Jangan-jangan nih anak kesambet setan kurang belaian lagi.' Batin Nadine heboh. Dengan segera Nadine menyadarkan Bella dari segala macam fantasinya dengan menjitak kepala Bella dengan kekuatan super.
"Aduh! Nadine kampret. Ngapain sih lo. Sakit tau gak." Dumel Bella sambil mengusap-ngusap kepala. Bisa bisa kepalanya yang kelewat pintar ini jadi geger otak, hingga bisa melupakan sang pujaan hati Revan. Itu tidak bisa di biarkan, lagipula Revan itu hidup dan matinya.
"Yang ada, lo yang lagi ngapain. Datang pagi-pagi bukannya nyalin tugas malah duduk senyum-senyum sendiri. Ngeri gue lihatnya." Tutur Nadine.
"Sorri aja nih Nad. Orang pinter kayak gue gak perlu ngerjain tugas. Tanpa di kerjain juga nilai gue pasti akan jelek."
"Pintar dari Hongkong. Otak kosong kayak gitu di katain pintar. Udahlah lama-lama Gue bisa gondok bicara sama lo. Capek Hayati.” Nadine memang tidak akan betah untuk beradu mulut dengan Bella. "Lah Nad? Sejak kapan nama lo berubah jadi hayati?" tanya Bella dengan wajah heran.
"BODO AMAT BEL!"
🍁🍁🍁
"Hari ini gue senang banget Nad. Lo tahu gak?"
"Gak tahu" jawab Nadine malas.
"Serius dikit napa Nad."
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feelings
Teen FictionJika pada alurnya semesta mempertemukan kita untuk saling menyakiti, apa yang bisa kita perbuat untuk rasa sakit yang kau dan aku cinptakan ini? *** Aku sadar kalau cerita ini ke depannya mungkin akan semakin tidak sesuai dengan judulnya. Sorry... N...