3 : Serendipity

28 6 0
                                    

          Suara sorakan kebahagiaan terdengar dari arah dalam aula Seoul art elementary yang hari ini tengah menyelenggarakan perlombaan dance yang dihadiri oleh grup band BTS.

Saat ini,penampilan pertama pada pukul sembilan tepat tengah menampilkan grup band BTS yang tengah menampilkan lagu baru mereka yaitu idol. Para penggemar mereka yaitu para siswi-siswi pun meneriakkan nama bias mereka masing-masing. Namun untungnya,penampilan pertama lancar tanpa ada hambatan.

"Kemana?"tanya Taemin oppa seraya menggenggam lengan kananku ketika aku hendak meninggalkan venue setelah penampilan BTS berakhir.

"Kamar mandi,"jawabku singkat karena memang sedari tadi aku masih duduk di tempatku hanya karena ingin melihat penampilan boy band terkenal yang banyak digandrungi remaja saat ini.

"Ingin diantar?"tanyanya seraya menaikkan salah satu alis.

"Tak usah. Lebih baik Mister duduk disini jagain tempat duduk saya,"ujarku seraya memutar bola mata dan segera meninggalkan venue.

° ° °

"Bagaimana penampilan kita tadi,hyung?" pertanyaan seseorang membuatku menolehkan kepala dan tanpa kuduga aku sedang berpapasan dengan dua member BTS yang rupanya akan pergi ke kamar mandi,aku tahu karena jalan yang mereka ambil sama denganku. Anehnya,mereka ke kamar mandi tanpa ada pengawal atau body guard yang menemani.

"Menurutmu bagaimana?"tanya salah satunya tanpa berniat menjawab lebih jauh. Ternyata,benar dugaan army yang mengatakan bahwa ada salah satu member BTS yang pendiam. Bahkan menurutku ia terkesan dingin.

"Kau tak asik,hyung,"ucap yang satunya lagi dan mendahului langkah lelaki dingin tadi yang terkesan amat pelan.

Aku yang berada di belakang mereka hanyalah mendengarkan percakapan mereka tanpa berniat berbicara apapun. Dan lelaki dingin tadi? Ia hanya bersikap cuek seperti tak terjadi apa-apa.

Di Seoul art elementary, kamar mandi lelaki dan juga perempuan hanya di batasi dengan tembok putih saja. Jadi,para siswa lelaki dan perempuan bisa saja berpapasan jika mereka sedang ke kamar mandi.

Saat aku sudah keluar dari aktivitasku di kamar mandi,aku melihat seorang lelaki yang sedang berdiri membelakangiku menunjukkan gerakan aneh. Ia berdiri dengan gerakan kebingungan,bahkan sangking bingungnya ia sampai menggigit ujung kukunya. Dan dalam genggaman tangannya sudah ada sebuah ponsel yang tertempel pada daun telinga kanannya.

"Shit,ayolah..."gumamnya pelan namun aku masih bisa mendengarnya. Padahal aku masih ada jarak sekitar dua meter dari tempatnya berdiri. Untung saja sedari tadi kamar mandi sangatlah sepi sehingga tak ada salah seorang siswa ataupun guru lain yang mendengarnya. Mungkin mereka semua masih ingin menikmati lomba dance yang diadakan di aula.

"Ck,awas saja kau,"ujarnya kesal menatap ponselnya yang menyala,memperlihatkan wallpaper dengan gambar gravity menghiasinya.

Aku yang dengan rasa penasaran tinggi mulai menghampiri pemuda yang sedang uring-uringan tadi. Berniat menawarkan bantuan jika saja ia sedang membutuhkan.

"Ma-maaf?"ujarku dengan kegugupan yang sangat karena saat ini aku tengah berhadapan dengan orang yang baru saja kukenal.

Biasanya,aku tak akan dapat langsung membuka pembicaraan terlebih dahulu. Maka dari itu,aku tak memiliki banyak teman dahulu. Jujur saja,aku adalah anak pendiam,terlebih setelah peristiwa menyakitkan yang terjadi dalam hidupku. Namun,karena sekarang aku dekat dengan Taemin oppa,maka ia lah yang sudah berkoar-koar sehingga sekarang aku bisa mudah bergaul dengan banyak guru di sekolah ini.

Hard Life || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang