Aku bangun. Ruangan ini terasa asing bagiku. Aku bangkit dan duduk. Ada seseorang di kursi
Izma.
Aku melihatnya tak berselimut. Jadi aku menyelimutinya dengan selimut yang aku pakai tadi. Kursinya lumayan luas.
Tv masih menyala dan jam diatasnya menunjukkan jam dua subuh. Tayangan tvnya pun tak terlalu aku suka.
Lalu aku mengganti chanelnya tapi sama aja. Bahkan ada yang cuma nayangin garis warna warni dengan suara tutttt....
♥🎵♥🎵♥🎵♥🎵♥🎵
Aku bangun dan ternyata aku tertidur di samping Izma. Di kursi yang muat tiga orang. Bahkan kursi ini nyaris seperti kasur.
'bangsul, gue ketiduran disini'
Izma tidur dengan berbalik padaku dan aku tepat menghadap padanya.
Aku akan bangkit tapi satu tangan menahan pinggangku dan memelukku.
Tentu saja Izma
"Diem dulu. Aku dingin" ucap Izma.
"Kan ada selimut" ucapku.
"Aku maunya kamu" ucap Izma.
Kepalaku ada dibawah kepalanya. Samar samar aku bisa mendengar detak jantungnya dan berbeda denganku yang berpacu.
"Udah ah. Kayak teletubies aja" ucapku.
"Aku nggak denger. lagi Tidur" ucap Izma. Aku senyum.
"Ih beneran" ucapku.
Izma melepas pelukannya dan menatapku lalu beralih pada jam. Jam enam.
"Aku mandi duluan" ucap Izma bangkit.
"Nggak ditahan?" tanyanya. Maksudnya aku nggak nahan dia.
"Emang mau ditahan?" ucapku.
"Boleh kalo kamu maksa" ucap Izma senyum. Aku menjitaknya.
"Sana cepet" ucapku. Izma masuk ke kamar mandi. Aku membereskan selimut dan bantal, juga kasur yang tadinya aku pakai tidur.
Lagi lagi ada yang meluk. Dari belakang. Badannya dingin dan pasti Izma yang sudah mandi.
"Diem. Dingin" ucap Izma.
"Pake baju" ucapku.
"Udah. Masa aku peluk kamu tapi bugil" ucap Izma. Skak mat.
"Kamu mandi sana. Nanti aku anter pulang" ucap Izma.
"Lepasin dulu" ucapku. Izma melepaskan pelukannya dan aku pergi mandi.
🎹🎹🎹🎹🎹
Aku sampai dirumah. Izma nggak bawa mobil karena lagi di service.
Dia ada diruang tamuku. Aku mencari nathan kemana mana, bahkan sampai ke kamarnya. Tapi dia nggak ada.
Aku kembali duduk di kursi ruang tamu dengan Izma disampingku.
"Masih sejam lagi" ucap Izma. Aku mengangguk. Buset! Aku belum ganti baju. Aku mengganti baju dengan hot pants hitam tank top putih dan kemeja hitam putih yang panjangnya melebihi celana. Aku mengikat rambutku ke belakang meninggalkan poni. Aku memoles mukaku dengan make up tipis, tapi lipstiknya sedikit merah karena lipstik pinkku habis. Dan aku akan menghapusnya sedikit dengan tisue dari ruang tamu.
Aku menyamakan warna bajuku dengan Izma. Dia memakai celana hitam selutut dengan kemeja hitam putih yang warna dasarnya sebaliknya dariku.
Aku keluar. Izma melihatku lalu tersenyum.
"Aku salah kostum ya" ucapku risih karena Izma menatapku begitu.
"Enggak. Sini" ucap Izma. Aku duduk di sampingnya.
"Lipstiknya kemerahan" ucap Izma mengambil tisue lalu mengelap sedikit lipstikku.
Aku menjauhkan mukaku."Biar aku aja. Tadi niatnya juga mau dihapus" ucapku akan mengambil tisue dari Izma.
"Aku aja" ucap Izma. Aku menghela nafas lalu pasrah.
"Beres" ucap Izma. Aku mengambil hp dan bercermin di kamera.
"Kemerahan" ucapku. Izma menahan tanganku yang akan mengambil tisue lagi.
"Gapapa." ucap Izma. Aku menurut saja. Nggak ada salahnyakan bila sedikit mempertebal lipstik.
Aku berdiri, dan akan mengambil hp dari tasku. Aku berjalan tapi seseorang menahan tanganku. Izma.
Aku membalik mukaku dan Izma bersandar di bahuku.
"Kamu cantik" ucapnya. Aku hanya menjawab dengan senyum.
"Tapi aku belum siap kehilangan kamu"
'?'
♥♥♥♥♥
Aku dan Izma berangkat ke lokasi syuting. Ada Bu Reta berdiri di depan pintu. Semua tampak sepi.
"Eh, syutingnya di tunda. Jadinya besok" ucap Bu Reta. Izms menghela nafas dan aku no comment.
"Kalian pulang aja. " ucap Bu Reta sambil masuk ke dalam
"Dasar! Yuk pulang" ucap Izma menarik tanganku.
Kami berangkat memakai mobil Izma, sementara mobilku dirumah dan baru sampai tadi, dibawa supirnya Izma.
Kami melaju ke rumahku dan sampai. Aku memutar pintu dan Nathan belum datang.
Aku menelponnya tapi tak diangkat. Aku mengchatnya dan ia menjawab.
"Aku kemping sama temen temen. Besok pulang" gila! Aku ditinggal sendiri.
Izma aku tawari makan karena sedari tadi dia belum sarapan.
"Aku masakin" ucapku berjalan ke dapur. Aku memasak nasi goreng dan minumnya air teh tawar hangat. Aku menyuruh Izma menghampiriku dan dia ke dapur.
Aku duduk disampingnya dengan piring yang aku letakkan di depannya dan depanku beserta minumannya.
"Thanks" ucap Izma. Aku mengangguk dan kami makan dalam hening. Bahkan hingga makanan habis.
"Nia. Nathan mana?" tanya Izma.
"Ngemping. Besok baru pulang" ucapku. Izma mengangguk.
"Jadi alone ya" ucap Izma menggodaku. Aku tersenyum.
"Aku temenin?" tawar Izma.
"Nggak usah" ucapku. Izma mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izma [ TAMAT ]
Romance[ tamat ] [ Sedang revisi ulang ] [ Bisa sedih kapan aja ] #8 on tragis (11-12-18) Inilah kisahku, bersama mimpi, masa depan, dan masa lalu yang penuh masa masa indah bersamamu. Penyesalan selalu datang di akhir. Jangan pernah menganggap sesuatu tak...