Ulah Bos

1.5K 134 9
                                    

Telepon Kantor Sersan Ridwan berdering saat Rose hendak meninggalkan tempat itu. Sersan Ridwan nampak terkejut mendapat telepon. Dia menutup sambungan teleponenya dengan keras sambil mengumpat.

"SIAL!" geramnya penuh gusar.

"Ada apa?" Tanya Rose penasaran.

"Ada yang berusaha membunuh Lucas?" Jawab Sersan Ridwan menatap serius mereka semua.

Alvin,Izak dan Rose tercengang tertegun tak percaya.

"Apa! Siapa?" Sanggah Rose

"Belum diketahui. Masih dalam pengejaran pihak keamanan Rumah Sakit. Kita harus segera kesana?"

Tanpa menjawab Rose menatap Kearah Izak seakan memberi tanda untuk ikut serta bersama Sersan Ridwan kembali ke Rumah Sakit lagi.

"Aku juga akan ikut,Kalian naik mobilku saja." Ucap Alvin memberi tawaran pada Rose dan Izak.

"Baiklah, Rasanya aku juga tidak akan fokus membawa mobil untuk saat ini." Balas Izak menyetujui.

Mereka bergegas meninggalkan kantor polisi tergesa-tergesa. Suara Sirene mobil Polisi seakan berteriak membelah Jalanan yang cukup padat kala itu. Yang seakan menyuruh para pengemudi lain untuk menyingkir atau kalau tidak siap melahap kendaraan yang mengahalanginya.

Rose dan Izak mengikuti dari belakang dengan menumpang mobil Alvin. Suasana terasa agak kaku. Alvin dan Izak berada di depan sedang Rose memilih menyendiri dibelakang dengan berbagai macam pikiran dikepalanya.

"Menurutmu kenapa?" Tanya Izak membuka pembicaraan di suasana yang cukup canggung itu.

"Mungkin dia cuma cari sensani." Sahut Rose masih dengan nada dingin.

"Rose! Ada orang yang ingin membunuhnya apa itu sensasi? Lagipula dia sedang koma." Bantah Izak tak percaya dengan pemikiran adiknya itu.

"Jadi mas membelanya?"

"Bukan begitu."

"Lalu apa?"

Melihat perdebatan diantara mereka yang kian sengit Alvin mencoba menyela pembicaraan mereka agar tidak terlalu jauh lagi sehingga membuat mereka bertengkar.

"Kalau aku boleh ikut memberi pendapat menurutku ini adalah ulah dari seseorang yang tidak menginginkan keberadaan Lucas ."

"Tidak perlu. Kami tidak butuh pendapatmu." kini Rose membalas ucapan Alvin dengan sinis.

"Diam Rose." Bentak Izak mulai kesal dengan sikap Rose yang mulai sensitif kepada orang-orang yang ada disekitarnya.

"Dia ikut bicara seolah dia tau segalanya tentang kita untuk apa mas?" bantah Rose tak mau mengalah

"Aku memang tidak tau segalanya Rose tapi dari yang diceritakan kak Ridwan padaku sedikit aku bisa menyimpulkannya."

"Hanya tau sedikit lalu apa yang bisa disimpulkan?" balas Rose memalingkan pandanganmya keluar mobil.

"Rose hentikan. Kenapa kamu bersikap seperti itu bukannya Alvin adalah temanmu." Sela Izak mulai kewalahan dengan sikap Rose.

Kali ini Rose tak menjawab ucapan Izak. Teman katanya. Entahlah sejak di tinggalkan Alvin kala itu Rose mempertanyakan tentang arti teman bagi Alvin.

Bahkan kala itu Rose tau kalau perasaan mereka bukanlah layaknya teman. Rose tau Alvin menyukainya dan begitu pula dengan Alvin mengetahui perasaan Rose yang sesungguhnya.

Namun lebih dari itu kepergian Alvin yang mendadak meninggalkanyya tanpa alasan yang jelas membuat Rose merasa kecewa. Apalagi dengan kata-kata terakhir Alvin padanya. Sangat dalam sangat menusuk dan tak terkira.

REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang