Happy reading***
Dion menghabiskan waktu akhir pekannya bersama sang kekasih.
Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di Semarang.
Dion memperlakukan Anjani bak seorang ratu. Dia begitu memanjakan Anjani. Mereka memperlihatkan kemesraan di sepanjang jalan, membuat iri siapa pun yang melihatnya.Dion membawa Anjani duduk di bangku, di bawah pohon yang rindang sambil menikmati es kelapa muda.
Sesekali Dion mencuri ciuman entah di pipi atau di bibir Anjani."Mass ... malu ...." Rengek Anjani saat setelah Dion berhasil mencuri sebuah kecupan dari bibir Anjani.
Dion malah terkekeh mendengar protesan dari sang kekasih.
"Dion!!" Seru seseorang yang tiba-tiba mengejutkan dua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu.
Dion dan Anjani pun sontak berbalik, "Yudi!!" seru Dion.
"Ngapain kamu di sini?!" ketus Dion pada teman baiknya itu.
"Ehh ... yang ada aku yang tanya. Kalian ngapain di sini?! Eeiittt eeiittt eeiitt tunggu ... tungguu ... ada sesuatu kan ... Iya kan?!!" seru Yudi heboh.
Dion memutar bola matanya malas mendengar seruan Yudi yang kelewat berlebihan.
"Jangan bilang kalian ...." Tuding Yudi kepada Anjani dan Dion dengan jari telunjuknya bergantian.
Anjani hanya bisa diam dan menunduk mendengar tudingan Yudi.
"Sayang, kamu tunggu di sini sebentar ya, mas beresin curut satu ini dulu." Kata Dion pada Anjani sambil mengapit leher Yudi dan menyeretnya menjauh dari Anjani.
Anjani hanya mampu mengangguk pelan.
Setelah sedikit menjauh dari Anjani, Yudi segera meneruskan kicauannya.
"Sayang?! Mas?! Omaigatt omaigatt Dion Yon Yon." Seru Yudi heboh sambil meremas rambutnya dengan kedua tangannya.
Dion hanya diam melihat reaksi dari temannya itu.
"Sudah berapa lama? Gilaa aku yang selalu di samping kamu bisa kecolongan kayak gini. Bbrrrrr ... bener-bener kebangetan ... kamu main rapi juga ya ternyata."
"Udah deh, nggak usah lebay gitu," sahut Dion malas.
"Anjani si bening kamu jadiin simpenan?"
Pletakk
"Aduhhh, kasar banget sih. Sakit dodol!" seru Yudi saat Dion menjitak kepalanya.
"Seenaknya aja kamu ngomong gitu ya. Mulut dijaga," sahut Dion.
"Lhah itu kan namanya simpenan, orang Anjani kamu simpen kan. Emangnya kamu umbar? Berani gitu ...."
"Aku nggak suka kamu nyebut Anjani dengan sebutan si bening."
"Yee emang bening kan."
Dion melotot ke arah Yudi.
"Iya iya ... nggak lagi."
"Satu lagi, jangan nyebut Anjani dengan sebutan simpanan. Karna Anjani bukan simpananku."
"Lha kalo bukan simpanan terus apa?"
"Calon istri."
"Sumpee lo!" seru Yudi terkejut.
"Beruntung bener hidupmu, mapan, tampan, kaya, punya anak lucu, istri cantik, lah sekarang punya cem-ceman bening," kata Yudi dengan nada frustasi.
Dion melotot ke arah Yudi saat mendengar kalimat terakhirnya.
Nyali Yudi pun menciut.
"Ehh ngomong-ngomong udah ngrasain kan? Alahh nggak mungkin kalo belum. Secara kamu kan nggak pernah diservice Siska," sahut Yudi.
"Berani ngomong ngaco lagi, besok pagi surat pemecatan sampai di mejamu."
"Eettt mulai ngancam ini ...."
"Udah sana pergi, ganggu orang aja." Sahut Dion sambil meninggalkan Yudi kemudian kembali menghampiri Anjani.
Yudi pun pergi entah ke mana.
"Mas ... gimana? Apa nggak apa-apa kalau Mas Yudi tahu?"
"Nggak ... kamu tenang aja," sahut Dion yakin.
"Pulang yuk," ajak Anjani.
"Ayo." Sahut Dion sambil menggandeng tangan Anjani.
***
Malam pun tiba, sepupu Siska mengadakan pesta pernikahannya di sebuah ballroom hotel mewah di Jakarta.
Tampak acara sangat mewah, hidangan tradisional, nasional hingga internasional tersedia sebagai jamuan bagi para tamu undangan yang datang.Rion dan Kana tampak asik bermain dengan saudara yang sebaya dengan mereka, tentunya dengan Neni dan Mila untuk mengawasi kedua anak kembar tersebut.
Di sini Siska juga bertemu dengan teman kuliahnya dulu.
"Eh Sis, aku lihat di medsos kamu plesiran terus ya, enak banget," kata Rosa.
Siska tersenyum bangga. Ia bangga dengan sepak terjangnya selama ini yang meski sudah berumah tangga tapi tetap bisa hidup seperti gadis lajang.
"Suamimu ditinggal-tinggal terus apa nggak marah?" kini giliran Monic yang menimpali.
"Nggak lah," sahut Siska enteng.
"Emangnya nggak takut sama pelakor? Sekarang lagi musim-musimnya lho," timpal Mona.
Siska hanya tersenyum dan menggeleng.
"Jangan-jangan malah udah punya simpanan lagi ...," sahut Monic.
"Ihh ngaco deh kalian. Dion itu cinta mati sama aku, jadi nggak mungkin lah dia main belakang kayak gitu. Nggak inget dulu dia yang ngejar-ngejar aku. Lagi pula aku rajin merawat tubuh, lihat nih masih kayak perawan kan." Sahut Siska sambil menunjukan lekuk tubuhnya yang indah meski sudah memiliki dua orang anak.
"Iya deh, percaya," sahut Rosa.
***
.........bersambung......
Semarang, 23 Oktober 2018
Salam
-Silvia-
Repost 22-01-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)
RomanceWarning!!! Dewasa 18+ Rasita Anjani, perempuan berusia dua puluh enam tahun yang jatuh cinta pada Dion Rius Hartanto, seorang pria beristri yang berumur sepuluh tahun lebih tua darinya dan sudah memiliki dua orang putra. Selama lima tahun cintanya...