Entah bagaimana awalnya kini kaki jenjang itu melangkah tergesa-gesa menelusuri tangga berjalan. Deruan nafasnya seakan membuat telinganya tuli dengan kritikan orang-orang di sekeliling. Mulutnya tetap setia merapalkan berbagai macam permohonan. Sedikit lagi, ya tinggal sedikit lagi maka semuanya akan kacau.
" terlambat. aish sial! Seharusnya aku tidak memakai sepatu sialan ini! Menyusahkan "
Gadis itu mengumpat kesal. Bagaimana tidak, tinggal sedikit lagi ia sampai tapi keretanya dengan tak berperasaan berjalan begitu saja melewatinya. Manik hitamnya memandang sinis sepatu yang kini melekat dikakinya.
Ia sengaja mengubah gaya berpakaiannya untuk terlihat lebih baik, tapi kenyataan membuat semuanya buruk. Beberapa orang kini mulai menatapnya aneh, entah hanya fikirannya saja atau memang dia sangat aneh saat ini.
Ia melirik jam kecil yang terpasang ditangannya, jarum panjang menyentuh angka 3 dan jarum pendek tepat di angka 7. Pikirannya mulai gelisah, Pukul 08.30 pagi dia harus bertemu dengan klient penting. Bagaimana tidak, sepanjang kariernya ia sangat mengharapkan bekerja sama dengan klient tersebut. Tapi semua hampir gagal, berkat sepatu yang dengan indah terpasang di kakinya, Mengejek.
Dengan terpaksa, ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menulis nama seseorang. Ia menghela nafas berkali-kali. Ia tahu pasti akan terkena celotehan berharga dipagi hari.
" kak~ tolong kirimkan supir kesini untuk ku"
Gadis itu berusaha mengucapkan kalimat tersebut dengan sangat lembut.
" hah, tau begitu lebih baik kau berangkat dengan ku saja! Menyusahkan! Sekitar 10 menit lagi Kereta yang lain akan segera datang. Tunggu saja. "
Seperti yang diduga pasti dia mendapatkan jawaban dengan lebih dari sebuah kalimat. Akan lebih baik jika dibalas dengan 'ya' atau 'tidak'
" Aku tidak ingin telat Arga, kau ta-"
" Apa?! Telat? Kanara asal kau tau saja ini masih jam 7 pagi dan meeting mu itu pukul 08.30 pagi! Tunggu disitu aku yang akan mengantar mu"
Gadis itu menghela nafas kasar, Sambungan telfonnya diputus sepihak oleh Arga. Tidak salah bukan jika ia ingin datang diawal waktu, lebih baik menunggu dari pada terlambat bukan? Tapi kenapa sang Kakak malah berceloteh dengan nada tingginya. kalian tau Tom and jerry? Ya, mereka selalu seperti itu.
Tak butuh waktu lama mobil Arga sudah berhenti didepan halte dimana tempat gadis itu menunggu. Melihat keadaannya yang kini melamun dengan raut wajah gelisah membuat Arga mendengus kesal.
Terkadang fikiran dewasa adiknya tidak berfungsi pada saat yang tidak tepat, seperti saat ini. Dia memiliki jadwal meeting jam 08.30 namun sudah membuat keributan sejak pukul 5 pagi, dan berencana menggunakan kereta dengan alasan takut terkena macet. Macet? Ayolah siapa yang berangkat kekantor pagi-pagi buta?
Kanara hampir saja mengajukan protesnya lagi sebelum Arga melontarkan kalimatnya.
" ini masih pagi, dan kau tidak lihat pagi ini diselimuti awan gelap? aku tak ingin terlihat bodoh karena menggunakan motor"
Hening, hanya anggukan Kanara yang menjawab pernyataan tersebut. Arga fokus dengan kegiatan menyetirnya dan Kanara yang fokus dengan beberapa dokumen dipangkuannya.
"Santai saja, kau pasti bisa melakukannya"
Nada bicara Arga melembut melihat Kanara kecilnya yang sudah menjadi gadis dewasa yang sangat bertalenta. Kanara kecil yang manja kini terganti dengan kanara yang penuh tanggung jawab.
" sudah pasti aku bisa. Kau tak tau dia yang mengajak ku bukan aku yang mengajaknya"
Kanara ternyemun mengejek. Baru saja Arga memuji gadis didepannya ini, tapi kenyataanya malah terbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Novela JuvenilPernahkah kalian mendengar kalimat "semua yang datang pasti suatu saat akan pergi" Atau "Ada bahagia ada juga sedih dan sebaliknya" Pergi, berpisah, meninggalkan, kepergian seakan sudah terdoktrin sebagai sebuah kesedihan. Begitu juga Antominya. D...