"Kamu selalu gini, datang dan pergi seenaknya. Kamu fikir aku siapa, dit?" Ucap Rihana dengan nada paraunya.
"Kemarin aku khilaf, na. Maafin aku ya? Kamu pasti maafin aku kan?" Balas adit seraya memegang pundak Rihana.
"Harusnya kamu sadar, dit. Aku mulai cape sama kamu, aku mulai muak sama semua yang kamu lakuin. Aku mau bebas dari semua rasa sakit ini. Aku mau nutup celah kamu buat nyakitin aku lagi, dit." Ucap Rihana dengan senyum penuh kekecewaan.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
THOUSAND REASON
Teen FictionDisaat ada badai, hanya dia yang menguatkan genggaman. Bukan kisah si kaya ataupun si miskin, bukan juga kisah tentang si ganteng dan si buruk rupa. Ini hanya sebuah kisah bagaimana mempertahankan ketika logika berkata mundur namun hati tak bisa dia...