Bagian 4

75 23 46
                                    

Haii
Selamat membaca:)

🌻

Anta menuntun Eyri berjalan menuju parkiran yang letaknya kurang lebih seratus meter lagi. Tapi dengan keadaan Eyri yang berjalan terseok-seok disampingnya, jarak yang sebenarnya dekat jadi terasa jauh.
"Lo yakin kita bisa nyampe ke parkiran kurang dari lima menit? Mending gue gendong, jalan Lo lama banget." Anta menawarkan diri sambil sedikit mengejek Eyri.

"Apaan sih! Aku nggak selemah itu yang harus digendong-gendong," Eyri menatap Anta sengit sambil melotot tak terima.

"Habisnya lama! Jalan kayak siput gitu kapan nyampenya?" ejeknya lagi, sengaja.

"Heh, Onta! Kalo kaki aku nggak sakit, kamu udah aku tendang beneran ya! Lagian siapa juga sih yang mau jalan kaya gini!" Balas Eyri ngegas.

Hening beberapa detik, Eyri pikir Anta sudah malas untuk berdebat dengannya. Tapi dugaannya salah saat Anta dengan seenak jidatnya mengendong Eyri ala bridal style membuat Eyri meronta-ronta dalam gendongan Anta meminta untuk diturunkan.
"Eh, turunin aku, Anta ih! Apaan sih! Aku gak suka ya kayak gini!" Eyri murka sambil meninju-ninju badan Anta agar tubuhnya bisa terbebas.

"Diam bisa gak sih? Dipikir badan elo ringan?"

"Eh, nggak ada ya yang minta digendong! turunin aku sekarang atau aku sleding beneran? Sekalian tulang rusuknya aku patahin!"

"Diem! Jalan lama banget sambil pincang-pincang udah paling bener ya digendong!" Bentaknya membuat Eyri terdiam pasrah dalam gendongan Anta.

Saat sampai di parkiran, Anta menurunkan Eyri tepat di samping mobilnya, membuat Eyri nyaris terjatuh lagi jika tidak segera menahannya.
"Ceroboh banget sih! Keenakan digendong ya sampe pas mau diturunin jatuh lagi?"

Eyri menunjukan gaya seolah-olah ingin muntah, "aku peringatan ya, sekali lagi kamu berani gendong aku kayak tadi aku sleding beneran!" Ancamnya galak sambil meninju lengan Anta keras membuat Anta meringis kesakitan.

"Aiss.. sakit gila! Udah ditolong bukannya makasih malah dipukul, loh sehat? Mending masuk buruan, mau pulang kan?" Perintahnya sambil membukakan pintu mobil untuk Eyri.

"BODO!" balas Eyri ketus sambil lagi-lagi meninju pundak Anta, segera masuk ke dalam mobil saat ditatapnya Anta yang melotot ke arahnya.

Dilain tempat, Abi mengeram kesal yang sudah tak terbendung dengan mati-matian agar tidak meledak sekarang juga.

🌻

Hening.

Saat mobil sudah melaju membelah jalanan yang macetnya bikin elus dada, Baik Anta maupun Eyri sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Anta yang memikirkan dimanakah rumah gadis yang duduk disampingnya ini, dan Eyri yang memikirkan bagaimana perasaan Abi yang mereka tinggalkan.

Bukan karena Eyri mulai menyukainya, tetapi karena ia tak enak hati telah banyak menyusahkan Abi dan sekarang dengan tidak tau dirinya mereka pulang saat Abi menyuruh mereka tetap menunggu dirinya sampai kembali lagi.

Anta yang lama-lama tak tahan dengan kecanggungan ini akhirnya memilih untuk membuka suara lebih dulu, "rumah lo dimana?" Tanyanya sambil menatap Eyri lekat.

"Di jalan Natadirja blok F. Lumayan jauh sih dari sekolah, apalagi macet gini,"

Anta tentu saja terkejut mendengarnya, "lo serius di jalan Natadirja?" Tanyanya tak percaya.

Prince? And Princess. -> Slow Update.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang