d-day (promise)

234 13 0
                                    

Aku berangkat ke bandara. Nathan tak bisa mengantarku karena dia menjadi pemilik suatu perusahaan dan memiliki rapat penting bersama client nya yang tak bisa dia tinggalkan.

Aku berangkat dengan Izma, tak ada yang lain. Kedua pathner kerjaku dulu sudah berangkat ke negaranya masing masing.

"Padahal, kita baru ketemu" ucapku.

Suasana dingin dan canggung. Aku mengambil penerbangan pagi dan terbang pada sekitar jam 9.

Kini jam 8 dan suasana membeku. Setelah aku bicara Izma diam.

"Aku, masih belum siap" ucap Izma.

"Iya. Aku ngerti. " Ucapku

"Apa semua berakhir disini?" Ucapku.

"Apa kau mau semua berakhir disini?" Ucap Izma.

Aku diam. Kami baru saja bertemu, kembali bersatu tapi seperti perjanjian dengan agensi, kami selaku anak didiknya tak boleh berpacaran selama tiga tahun sejak kontrak dan bebas setelah tiga tahun tersebut.

"Kita di agensi yang sama, dengan peraturan yang sama dan perjanjian yang sama. Gini aja, ya... Kalo kamu dapet yang lebih baik dari aku, aku rela. " Ucap Izma.

"Hey! Kita udah sejak lama memendam rasa satu sama lain. Sejak kelas satu SMP Izma. Dan, kayaknya aku masih sanggup buat lakuin hal yang sama selama tiga tahun lagi" ucapku.

"Ku terima janjimu" ucap Izma.

"Tapi, kamu juga harus begitu" ucapku.

Izma tersenyum.

Hening. Rasanya mengganjal, bahkan aku masih tak percaya.

Pendingin ruangan rasanya makin memperburuk keadaan. Aku tak membawa banyak barang, hanya beberapa baju, sepatu, jaket, dan uang serta surat surat penting yang dimasukkan dalam koper kecil berwarna hitam.

Aku harus masuk ke dalam. Aku langsung berbalik tanpa kata karena menyembunyikan air mataku yang membendung.

Baru satu langkah aku menghentikan langkahku dan  langsung berbalik dan memeluk Izma lalu menangis.

"Gapapa. Pergi aja. Dulu aku ninggalin kamu dan sekarang giliran aku ditinggal kamu" ucap Izma

"Tenang, aku nggak bakal dengan mudah berpindah ke hati lain" ucap Izma.

Aku melepas pelukan Izma. Samar, aku melihat bendungan di matanya.

Dia tersenyum dan aku juga.

"Jangan berpaling" ucapku mundur beberapa langkah lalu berbalik dan menarik koperku.

"Jaga kesehatan", ucapku pada Izma.

"Ah, iya. Mungkin kita bakal lost contack tapi aku bakal tetep hubungin kamu" ucap Izma.

"Aku nggak bakal ganti akun medsos" ucapku.

Skip
Perpisahan ini terlalu pahit, thor nggak kuat nyeritainnya.
Hiks (nangis di pojokan)😭

Aku berada di pesawat. Diujung, dengan seorang Cowok. Entahlah, mungkin Turis.

Dari mukanya terlihat sipit dengan rambut agak panjang berkaus hitam celana hitam dan sepatu model sepatu sekolah.

"Hey. Kamu akan pergi kemana?" Ucapnya dengan bahasa Inggris.

"Aku akan ke daerah Seoul. KJ entertainment" ucapku.

"Hey. Aku juga akan kesana. Bagaimana bila bersama?", Ucapnya.

"Aku bersama Pria Berjas hitam itu. Dia yang akan mengantarku" ucapku

Izma [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang