Bab 6

11 1 0
                                    


BAB 6

“Apakah kamu mencintai mendiang kakakku?” tebak Denis Jo langsung.

Jendra tersenyum sangat lebar. “Dengan seluruh hati saya…” jawabnya mantap. “Maafkan saya. Saya hanya bisa mengembalikannya dengan jumlah yang telah berkurang. Tetapi, selama saya di Singapura saya berusaha memenuhi kebutuhan saya sendiri dan tidak mengambil dari yang sepantasnya. Kecuali untuk kebutuhan putra kami, saya mengambil sedikit uang Daniel. Agar Daniel juga bisa merasakan menjadi seorang ayah yang bisa memenuhi tanggung jawabnya seperti keinginannya semasa hidup. Saya tidak bisa mengantinya untuk beberapa hal itu, seperti biaya membeli susu hamil, pemerikasan, persalinan, dan beberapa mainan dan pakaian pertama yang telah Ello gunakan, saya memang mengunakan uang Daniel, selebihnya saya berusaha memenuhi kebutuhan kami sendiri. Bahkan saya juga mengaji diri saya sewajarnya di butik yang didirikan Daniel untuk saya. Dan beberapa waktu yang lalu saya juga telah mengambil sedikit uang untuk membeli tiket perjalanan saya dan Ello ke Tokyo. Seperti keinginan Daniel yang menginginkan kami bisa pergi berlibur ketika putra kami bisa di ajak pergi keluar negeri untuk pertama kalinya. Saya harap tante, om, kak Deas dan Denis bisa memaafkan kelakuan saya. Saya hanya ingin membuat Daniel selalu hidup dan menjadi yang pertama dalam kebutuhan putra kami.”

Keluarga Daniel terdiam. Sejujurnya, mereka hanya tidak bisa menerima dan mempercayai, Daniel Jo yang seumur hidup mereka kenal dengan baik tidak sama sekali pernah berlaku buruk. Daniel yang mereka kenal adalah pria yang terkenal dengan kebaikkannya, tidak pernah sekalipun melakukan hal buruk dalam hidupnya. Mendapati kenyataan bahwa Daniel-mereka berubah hanya karena seorang wanita serta mendapati kenyataan bahwa pria itu sering meniduri Najendra, membuat pukulan terberat bagi mereka. Apalagi ketika mendadak Daniel Jo harus pergi meninggalkan mereka dengan cara yang tragis. Semua itu adalah cobaan terberat bagi keluarga mereka. Karena kondisi yang tidak awas dan mengemudi diluar batas kecepatan normal, mobil Daniel Jo harus mengalami kecelakaan beruntun yang ditabrak banyak kendaraan, lalu menabrak pembatas jalan, sebelum berakhir dengan ledakkan. Semuanya adalah sekian hal yang pernah mereka bayangkan akan menimpa Daniel-mereka.

“Apakah kepergianmu ke Singapura, karena sesuatu yang menghubungkanmu dengan Daniel?”

Jendra tidak langsung menjawab pertanyaan itu, perempuan ia nampak memandang menerawang ke arah wajah putranya. Jendra tersenyum meski pelupuk matanya telah berkabut, ia berkata, “Saya selalu ingin mengenang semua kebersamaan kami dan mewujudkan mimpi Daniel adalah salah satunya yang bisa saya lakukan.” Jendra mengecup sayang putranya. “Daniel dan Ello adalah bagian terbaik dalam hidup saya. Kehadiran mereka adalah pelengkap hidup saya. Saya hanya bisa harap kalian tidak merasa keberatan untuk menunggu lebih lama lagi, sampai Ello telah beranjak dewasa untuk mendapatkan beberapa aset milik Daniel yang sudah dia atas namakan putra kami.”

☆☆☆☆

“Belum tidur?”

Jendra menoleh dan mengelengkan kepala. “Belum.” jawabnya singkat. “Kamu sendiri?”

Jared tidak langsung menjawab. Pria itu melangkah mendekati batas pembatas balkon dan menyandarkan sebagian tubuhnya di sana hingga kini ia berdiri berseberangan disana.

“Baru saja menelepon Joana.”

Jendra tersenyum mendengarnya. “Bagaimana Joana dan si kembar?”

“Baik.” jawab Jared sambil memandang Jendra. “Mereka titip salam kepadamu dan adik Ello katanya.”

“Sampaikan salamku kepada mereka besok.” sahut Jendra sambil mengeratkan cardigan coklat tipisnya untuk menghalau rasa dingin. “Jadi besok kamu akan pulang?”

Jared menganggukkan kepala. “Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku terlalu lama.”

“Dan Joana.”

TIME (Like I'm Gonna Lose You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang