Satu

2.5K 503 135
                                    

Ketukan pintu membuat Yunho berjalan dan membukanya. Terlihat seorang lelaki dengan nametag bertuliskan manager bersama salah satu wanita yang sejak tadi menundukkan kepala yang ia ketahui adalah seorang resepsionis.

Jaejoong masih diam menunggu dan memperhatikan dari tempatnya berdiri, ia tidak mau lengah jika hal ini merupakan persengkongkolan ketiganya pada dirinya demi merampok harta benda yang ia bawa, ia sudah paham sekali dengan trik seperti ini.

Berjalan mendekat ke pada Jaejoong, sang manager itu pun membungkukkan badannya, "Maaf tuan Kim ini adalah murni kesalahan pegawai saya yang baru mulai bekerja hari ini. Setelah saya cek, kamar yang seharusnya tuan Kim tempati adalah kamar 2809. Pemilik kamar ini adalah CEO hotel kami, tuan Jung Yunho."

Jaejoong mengangakan mulutnya lebar, ia terkejut sekaligus malu sudah meneriaki seorang CEO dengan sebutan maling dan penjahat. Ya Tuhan, ini adalah permulaan kisah liburannya yang buruk.

Yunho bersedekap mendengarkan anak buahnya menjelaskan. Ia hanya bisa melihat raut wajah pria cantik yang hanya ia ketahui marganya itu dengan menahan tawa.

Merasa sudah cukup mendengarkan penuturan serta permintaan maaf karna kesalahan sang resepsionis yang baru saja memulai kerjanya hari ini, Jaejoong memijit-mijit dahinya pelan karna sudah berkata kasar pada pria tampan itu.

"Kalau begitu tolong pindahkan barang-barang saya ini ke kamar saya yang sebenarnya." titah Jaejoong pada sang manager serta resepsionis, ia malu sekaligus bingung harus berkata apa pada pemilik kamar yang bernama Jung Yunho.

Sang manager beserta sang resepsionis itu pun mengambil barang-barang bawaan Jaejoong dan memindahkannya segera ke kamar Jaejoong yang sebenarnya.

Tunggu dulu, Jung Yunho. Jaejoong terdiam dan memiringkan kepalanya mencoba mengingat-ingat nama yang tak asing didengarnya itu. Sejenak mengingat, Jaejoong membulatkan matanya terkejut. Ya Tuhan, ia baru saja bertengkar dengan orang kaya muda dinegerinya.

Menoleh, Jaejoong tidak percaya bahwa ia akan sekasar itu pada Yunho. Tak ada hal lain yang harus ia katakan selain maaf pada Yunho.

"Umh .. itu .. mianhe. Aku tidak tahu ternyata yang salah adalah karyawanmu." ujar Jaejoong sopan, malu dan gugup, ia pun perlahan menaruh hanger yang ia pegang sejak tadi diatas meja didekatnya.

Yunho tertawa dan berjalan menuju disofa, ia pun duduk bersandar sambil melipatkan sebelah kakinya menatap Jaejoong.

"Tidak masalah, aku mengerti kau pasti terkejut. Oh ya kita belum berkenalan. Aku Yunho dan kau?"

"Jaejoong. Kim Jaejoong imnida. Baiklah aku harus kembali ke kamarku dan sekali lagi aku minta maaf karna sudah membuat keributan disini," Jaejoong membungkukkan badannya dan hendak berjalan menuju daun pintu.

"Kau bisa menempati kamar ini jika kau mau Jaejoong-ssi!" Jaejoong langsung menoleh dan segera menghampiri Yunho dengan raut wajah terkejutnya.

"Jinjja?" pekik Jaejoong terkejut. Jika memang Yunho mau merelakan kamar untuknya ia akan senang sekali, mengingat ia baru saja tiba tadi dan sudah merapihkan barang-barang bawaannya ke dalam lemari.

"Ne, kau juga bisa tidur dikasur berdua denganku ataupun berdua untuk di sofa ini. Aku tidak masalah apapun dengan pilihanmu," cicit Yunho menyeringai, menarik tangan Jaejoong untuk duduk disampingnya dan langsung merangkul pundak Jaejoong dengan senang.

Jaejoong menggeram kesal, dihempasnya tangan Yunho dari pundaknya dengan kasar, ia pun segera bangkir berdiri menjauh dari Yunho sambil menatap nyalang.

"Yak dasar kau pria brengsek. Aku tidak sudih sekamar dengan orang sepertimu. Ku pikir kau berbeda dengan gosip yang kudengar, ternyata kau hanyalah pria brengsek seperti yang orang lain katakan. Aku tahu kau pria bajingan tapi jangan kau pikir aku akan terbuai denganmu. Dasar gila!" cerocos Jaejoong, ia pun segera pergi keluar dari kamar Yunho dengan mendesis kesal.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang