CHAPTER 27

37 1 0
                                    

Hari, bulan, dan tahun terus berlalu kini disya dan lainnya telah mengikhlaskan kepergian kedua sahabat terbaik mereka

Mereka hanya berharap agar mereka tetap bersama hingga maut menjemput mereka.

Seseorang tengah duduk ditaman sekolah sambil mengetik sesuatu di laptopnya sesekali ia melihat kearah lapangan dimana ia melihat sang kekasih dan para sahabatnya tengah tertawa

Ia hanya bisa tersenyum dan kembali menfokuskan diri di laptop, sangkin fokusnya ia tidak sadar jika sedari tadi ada seseorang yang duduk di dekatnya sambil menatap sang kekasih

"Ternyata laptop penting daripada aku yah"ucap seseorang yang tak lain adalah revan

Mendengar itu disya langsung menengok ke arah samping sambil cengir cengir nggak jelas. Disya menutup laptopnya lalu menghadap ke arah revan sambil menoel menoel pipi kanan revan

"Jangan ngambek dong"ucap disya sambil memelas

Sedangkan revan acuh tak acuh sambil memasang wajah andalannya. DATAR.

"Jangan ngambek dong,kata siapa laptop lebih penting daripada kamu,kamu lebih penting kok"

"Gombal"ucap revan dingin

"Ish,.. jangan dingin dingin dong,masa pacarnya dingin kamu juga ikutan dingin sih"

"Udah dari lahir"

"Aku aja yang dingin nggak dingin dingin amat kayak kamu,bicara aja nggak irit irit kok"

"Nggak peduli"

Disya menghelah nafas pasrah karna berdebat dengan revan pasti nggak ada henti hentinya

"Yah udah deh terserah kamu,aku capek bujuk bujuk kamu terus"

Revan melihat itu langsung memeluk disya dari samping

"Jangan ngambek dong,aku tadi cuma bercanda kok lagi pula aku udah tau kok kalau aku itu lebih penting di hidup kamu dari pada laptop itu"ucap revan sambil menyombongkan diri

"Sejak kapan pacar aku ini jadi ke ge-eran gini padahal yang aku tau pacar aku itu orangnya nggak jago gombal deh"ucap disya sambil mengangkat sebelah alisnya sedangkan revan hanya memasang wajah datar andalannya

Disya tersenyum lalu membalas pelukan revan dengat erat

"Kamu tau nggak aku sangaaat bahagia"ucap disya tiba tiba

"Kenapa??"tanya revan sambil mengelus rambut disya

"Aku bahagia karena aku bisa melihat sahabat sahabatku, dan keluarga aku bahagia dan aku juga bahagia karena melihat senyum kamu itu"ucap disya sambil memejamkan matanya

"Aku juga bahagia jika aku melihat orang terdekat aku bahagia dan juga aku bahagia karena sahabat kecil yang paling aku sayang sudah ada di dalam pelukan aku."ucap revan sambil mempererat pelukan mereka

"Dan aku memang tidak bisa berjanji tapi aku akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu sampai maut menjemput kita dan kita akan selalu bersama"lanjut revan

Teman teman revan dan disya yang melihat itu ikutan tersenyum bahagia karna mereka bisa melihat sahabat mereka bahagia

"Akhirnya ice boy kita meleleh juga"ucap abay

"Karena berkat matahari cantik"ucap devi

"WOI...JANGAN PACARAN MELULU DISINI JUGA ADA ORANG" teriak justine

"SIRIK AJA LO.." teriak revan dan disya bersamaan

Dan yang dibalas hanya di tertawakan oleh teman temannya

Mereka semua bahagia dan yang di alam sana pun ikut tersenyum bahagia melihat sahabat sahabat mereka tersenyum

"Semoga kalian tetap bahagia guys"ucap kedua orang yang berada tak jauh dari mereka sambil tersenyum bahagia dan perlahan mereka pun menghilang

Kisah persahabat dan percintaan mereka belum lah berakhir sampai kapan pun


Kisah persahabatan dan percintaan memanglah indah namun di dalam semua itu pasti ada kata 'pertemuan dan perpisahan' namun pada akhirnya mereka akan bersatu jika memang mereka sudah di takdirkan
















End










GIRL AND BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang