lari.

217 24 6
                                    

Kedua kakinya melangkah dengan lemah, matanya menatap jalanan kering yang ada di bawah telapak kakinya. Hanya terdengar desisan nafasnya sendiri yang ditemani suara hembusan angin. Ia berjalan tanpa arah, hatinya tak tahu ingin kemana.

Taehyung merasa kesepian, dirinya meronta akan sesaknya kehampaan. Betapa ingin dirinya menggandeng tangan seseorang, mengajaknya melihat keindahan malam hari. Sesuatu di dalam benaknya selalu berbisik, meledeknya karena dirinya terlalu putus asa, tetapi ia tak tahan malu untuk mengemis perhatian. Tanpa sadar, Taehyung sampai di depan sebuah apotek. Walaupun pintu toko obat tersebut tertutup rapat, ia masih bisa mencium aroma obat-obatan yang mengganggu hidungnya.

Pahit, bagaikan hatinya. Dengan gontai, ia mendorong pintu apotek tersebut. Semakin terganggu akan bau obat yang sekarang sudah tak tertahankan, ia pun mengernyitkan dahinya.

Main lama makin terbiasa dengan suasana apotek tersebut, Taehyung berjalan mengitari beberapa rak obat-obatan. Banyak nama produk medis yang berhasil membuatnya kebingungan. Parasetamol, aspirin, prednisolone, chlorpheniramine, dan nama lain yang susah dilafalkan. Ia meraih sebuah botol obat, tertulis 'obat sakit kepala'. Ia menggelengkan kepalanya, seketika merasakan nyeri dan pusing yang hebat. Taehyung menggenggam botol obat tadi dan beranjak menuju kasir.

Sampai seorang perempuan bertubuh kecil menarik perhatiannya. Perempuan itu bersurai coklat tua, rambut pendeknya terurai bebas dan pakaiannya tertata dengan elegan walaupun hanya selembar baju tebal dan celana panjang. Kulit perempuan itu putih pucat, masih lebih putih daripada kulit Taehyung. Ia sedang menatap rak yang dipenuhi oleh botol wewangian, sesekali mencoba salah satu sampel parfum yang tersedia. Matanya akan terpejam saat ia menghirup aroma parfum yang ia sukai.

Tanpa sadar, sebuah senyuman kecil tersungging di wajah Taehyung. Hatinya terasa hangat melihat perempuan yang berada hanya beberapa langkah darinya. Ia pun berjalan dengan perlahan mendekati perempuan itu.

"Parfum, hm?" Perempuan itu terkejut mendengar suara berat milik Taehyung, tak lama kemudian ia tersenyum.

"Ya, toko ini memiliki parfum yang terbaik! Aku sangat menyukainya."

Taehyung menganggukan kepalanya, matanya sedikit melirik perempuan di sampingnya. Perempuan itu mempunyai sepasang mata yang sipit dan akan menghilang saat ia tersenyum. Jemarinya yang kurus menggenggam sebuah botol kaca berwarna hitam, sepertinya parfum yang baru saja ia bicarakan.

"Ini, cobalah! Bagaimana menurutmu?"

Perempuan itu menyodorkan botol kaca tadi ke tangan Taehyung, memintanya untuk mencium parfum yang katanya 'parfum terbaik'. Taehyung menyemprotkan sedikit cairan wewangian itu ke pergelangan tangannya dan mengusapnya sedikit. Ia kemudian mendekatkan pergelangan tangannya tadi ke hidungnya, menghirup dengan perlahan. Dan demi apapun, ia hampir saja melayang akibat parfum ini. Benar yang dikatakan perempuan tadi, parfum ini memang yang terbaik! Indra penciumannya menangkap berbagai macam aroma mulai dari citrus, rum, hingga cengkeh. Wangi parfum ini mengingatkan Taehyung akan musim gugur.

"Bagaimana? Haruskah aku membelinya?"

"Wow, nona, seleramu dalam memilih parfum bagus juga." Perempuan itu tertawa dan oh, betapa Taehyung dibuatnya jatuh hati akibat suara itu. Ia hanya membalas tawa perempuan itu dengan senyuman hangat.

"Baiklah, aku pergi dulu. Aku akan membayar parfum ini."

Taehyung hanya terkekeh mendengar tuturan perempuan tadi sembari memperhatikannya yang semakin menjauh dari pandangan Taehyung. Sesuatu di dalam hatinya bergejolak, mengapa ia tak mengajaknya berkenalan?

Ia menyusul langkah kaki perempuan tadi sampai ke kasir dan menepuk pundaknya. Sosok manis itu menoleh kearahnya dengan ekspresi penuh tanda tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drugstore Perfume | VMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang