Bab 19

15.6K 1.2K 30
                                    

Sesuatu yang langka menyambut Bayu pagi ini. Najma bangun tidur mendahuluinya. Wanita itu juga membuatkan teh hangat beserta roti selai kacang kesukaan Bayu.

Wajah Bayu berubah kecut ketika meminum teh buatan Najma. Rasanya manis kelewatan, berapa banyak gula yang wanita itu masukan? jika ia minum teh buatan Najma setiap hari bisa-bisa ia terkena diabetes.

"Bayu bisa aku minta satu hal?" Bayu mendengus pantas saja sikap Najma hari ini berubah, ternyata ada maunya.

"Memang kamu ingin apa dariku?" ditatap Bayu Najma tersenyum manis.

"Bisakah kamu berhenti merokok? aku tidak suka melihatmu setiap hari menghirup asap. Merokok juga tidak bagus untuk kesehatan Bayu, tidak hanya untukmu tapi juga orang yang berada di dekatmu saat kamu merokok. Apa lagi sekarang aku sedang hamil Bayu. Kamu tidak kasian pada calon bayi kita?" Najma menyampaikan keluh kesahnya, saat merokok Bayu memang tidak tahu aturan.

"Sebenarnya susah untuk berhenti, tapi demi kamu akan kuusahakan." Sahut Bayu sekenanya, ia bisa dikatakan sebagai perokok berat.

"Aku tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus berhenti dari kebiasaan merokokmu," kata Najma, ia paling benci laki-laki perokok dan kini ia malah dapat suami perokok.

"Baiklah aku akan berhenti merokok dalam waktu dekat. Setelah aku pulang kerja kamu mau aku bawakan apa?" tanya Bayu, sengaja mengalihkan pembicaraan. Najma mendengus, cerdas juga si Bayu tidak mau mencari keributan dengannya.

"Lipstikku habis Bayu, bisakah kamu belikan yang baru untukku?" Najma menatap Bayu penuh harap. Lipstiknya memang sudah habis dan ia menunggu Bayu membelikan lipstik baru untuknya.

"Lipstik! tidak bisakah kamu meminta hal lain." Bayu setengah menjerit, mendengar satu kata yang begitu horor di telinganya. Najma meminta untuk dibelikan lipstik yang mengharuskan dirinya mengunjungi tempat dimana benda itu dijual.

"Kenapa Bayu? kamu keberatan membelikan aku lipstik." Najma menyelidiki ekspresi Bayu.

"Tidak. Setelah pulang kerja aku akan carikan benda yang kamu minta. Kemungkinan nanti aku pulang sedikit lama dari biasa untuk mencari benda itu," kata Bayu memilih untuk menuruti keinginan wanita itu.

"Tak mengapa Bayu. Kamu tahukan lipstik seperti apa yang aku pakai."

"Yah aku tahu. Aku pernah melihat merek lipstik yang kamu pakai," ujar Bayu, ia menyesal menanyakan wanita itu menginginkan apa. Jika ujung-ujungnya ia disuruh membeli lipstik.

*****

Bayu melakukan pekerjaannya seperti biasa, melayani pembeli dan menata barang-barang di toko. Gaji di sini memang tidak setinggi bayarannya saat menjadi supir pribadi Najma dulu, tapi itu lebih baik ketimbang hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri sampai menunggu Najma melahirkan.

“Bayu siapa wanita yang ada di wallpaper handphonemu itu?” tanya Andra teman satu kerjaan Bayu.

“Istriku.” Bayu menyahut dengan santai, lelaki mana yang tak bangga jika memiliki istri secantik Najma begitu pula dengan Bayu meski awalnya ia menganggap pernikahannya dengan Najma sebagai musibah. Tapi setelah dijalani, ternyata tidaklah terlalu buruk.

“Serius kamu Bayu? Cantik itu. Tapi kalau dia memang benar istrimu, kamu hebat juga. Cuma kerja jadi pegawai toko berhasil dapat istri secantik itu. Kamu pakai pelet ya?” Bayu mendengus, memang ia lelaki macam apa di zaman sekarang ini masih percaya dengan hal begituan.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang