8

970 112 30
                                    

"Astaga Veranda!!" Pekik Shania. Veranda yang terkejut pun langsung mematikan handphonenya dan menaruh handphone tersebut diatas meja rias.

"Ya ampun Ve, gue nelpon lo sampe pegel, nungguin lo juga di bawah sampe lumutan ternyata lo asyik telpon-telponan di sini. Ck!" Shania mendekat kearah Veranda yang tengah duduk diatas kursi meja rias yang mengenyampingkan dirinya berada.

Shania memperhatikan Veranda dengan tajam. Wanita cantik yang tengah terduduk di kursi meja rias itu memandang pantulan diri dari cermin. Wanita cantik itu memakai gaun selutut tanpa lengan dan warnanya juga senada dengan gaun yang Shania kenakan. Cuma gaya rambut saja mereka berbeda. Veranda di biarkan tergerai indah dan membuatnya semakin tampak mempesona, sedangkan Shania rambutnya di cepol keatas.

"Apa!!?" Tanya Veranda sengit tanpa menoleh kearah shania

"Ayok buruan! Ntar kita telat!"

"Iya iya" dengan malas Veranda berangkat dari duduknya lalu berjalan menuju tempat tidur dimana tas selempang berada di sana. Shania menatap gerak-gerik Veranda.

"Tunggu!" seolah ada sesuatu yang mengingatkan dirinya.

Shania menatap pada benda diatas meja rias.

"Hhmmmm.Pantesan ngga ngangkat" gumam Shania.

"Ve! Lo kok punya handphone baru ngga bilang-bilang gue sih?! Pantesan aja gue telepon lo ngga diangkat-angkat, ternyata! lo telponan pakek hp laen. Dasar! Siniin Nomor hp baru lo"

"Ngga semuanya mesti gue bilang sama lo Shan. Ada kalanya sesuatu itu gue ceritain, ada kalanya juga sesuatu itu gue simpen sendiri. Ngga ah!. nomor itu khusus buat gue. Nomor rahasia gue." Veranda berjalan lagi menuju meja rias dan mengambil satu handphone di sana. Benar kata Veranda. Tak selamanya sesuatu itu harus di ceritakan pada orang lain. Ada kalanya sesuatu itu cukup kita pendam sendiri, dan menjadi rahasia besar antara kita dengan sang pembolak-balik hati.

"Udah ngga usah kepo! Ayok berangkat" lanjut Veranda karena melihat Shania menatap penuh tanya.

"Dasar ketek buaya! Ini tuh demi kebaikan gue tau! Siapa tau kejadian kayak gini terulang lagi. Pas lagi penting-pentingnya lo ngga ngangkat telpon dari gue malah telponan pakek hp baru lo! Kan gue juga yang susah!. Udah sini mana nomor baru lo"

"Ngga mau"

"Siniin kagak!"

"Gue ngga mau Sha.ni.a." Veranda menekan ucapnya pakai nama 'Shania'

"Ve.."

Veranda menggeleng

"Gue curiga.." selidik Shania.

Veranda menatap awas pada Shania.

"Udah ayok berangkat! Kalo lama gue tinggal" sambung Veranda cepat.

"Emang ketek buaya banget lo Ve! Kunci mobil aja di gue"

"Ayok!"lanjut Shania mendahului Veranda. Veranda masih di tempat. Dia tersenyum dalam hati karena berhasil mengalihkan kecurigaan Shania.

"Buruan!!" Seru Shania dari luar kamar.

"Sukanya marah-marah! Dasar tante-tante!!" Dumel Veranda

"Gue denger ya!!" Ucap Shania yang mulai menjauh.

______

"Ayo ayo!!" Seru Boby. Dia memasuki mobil H*nda C*vic keluaran terbaru miliknya. Di dalam mobil sudah ada Nabil di bangku samping kemudi. Maul dan Vino di bangku belakang. Sedangkan Kinal dan Jojo menaiki motor mereka masing-masing. Kinal dengan motor matic warna hijau miliknya sedangkan Jojo dengan motor Ka*asaki warna hitam miliknya.

S E K A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang