Hhuuuuuuuuuu~~ suara angin berhembus yang membuat daun dan rumput menari ria, angin yang membawa kesejukan di negeri ini, negeri dimana aku tinggal, ya agak dingin juga udaranya, tapi aku lama lama terbiasa juga, sambil membelakangi tanah kelahiranku kumemandang atap semua orang, berhamburan seperti cat warna suci menggantung dibawahnya.
Sang tonggak kehidupan pembawa bersembunyi dibelakangnya. Walau ada beberapa bagian hitam didekat awan itu, tak apalah, wajar saja, ini jaman dimana ilmu pengetahuan ditemukan dan berkembang pesat, sehingga mereka kurang memperhatikan 'rumah' mereka sendiri yang harusnya mereka jaga. Yap ini adalah jaman revolusi industri. Menurutku ini seperti masa puber di perjalanan dunia ini, masih terjadi lonjakan lonjakan dan banyak perbedaan yang terjadi, tapi aku tidak peduli sih, untuk apa memenuhi memori di otak ku dengan pikiran yang tidak kuperlukan.
Waktu ini, dimana warna merah dan oranye menjadi warna dominan di kalangan plantae yang siap untuk meninggalkan rantingnya, mungkin seperti inilah kehidupan, argh... Kenapa aku semakin berpikir yang tidak perlu, sebaiknya aku perlu membuka jendela duniaku dan melihat apa yang terjadi.
Aku mulai membuka mataku.... "Huuuuuhh" keluhku agak kesal, lalu langsung ku tutup kedua mataku dengan tanganku untuk menghindari cahaya yg menuju lurus kemataku, aku benci jika itu terjadi.
Sudah berapa lama aku berbaring disini? Hmmm entahlah berapa waktuku yang terbuang untuk menghindari kebisingan di desaku, menurutku padang rumput ini jauh lebih menyenangkan dari perkumpulan manusia. Lebih baik aku menjungkie balikan pikiranku dan fakta yang terjadi, bukanya membuatku lebih tenang malah membuatku makin pusing
Lalu aku bangun dari baringku dan melihat sekitar, tetap sama hamparan rumput luas yang kulihat enak juga si pemandanganya, tapi sayang, aku tidak bisa melukiskanya untuk yang lain.
Kemalasan mulai memenuhi jiwaku tapi aku baru sadar kalau membuang waktu itu bukan hal yang baik jadi aku beranjak jalan kerumahku di desa yang bising itu.