Chapter 2

63 4 2
                                    


Chansung menghentikan langkah kakinya dengan nafas yang tersengal dan kedua bola mata yang membulat sempurna. Disana, didepannya, 2 namja yang menjadi tujuannya ada disana dengan namja manis yang mengacungkan pistolnya pada namja tampan didepannya yang sudah terpojok dan pasrah.

Changmin benar. Dia tidak bisa melihat seseorang dari luar saja. Serigala berbulu domba tetaplah serigala, tak peduli seberapa baiknya dia saat menjadi domba. Sekali lagi Chansung merasa ditampar dengan sangat keras oleh kenyataan. Kenapa dia bisa menjadi sepolos dan selugu ini?

"Semoga setelah ini kau bisa menjadi Lee Junho ku yang dulu. Lee Junho ku yang memiliki sifat seperti malaikat, yang bahkan untuk memukul nyamuk saja dia pun enggan melakukannya. Semoga kau berbahagia setelah ini."

Itu adalah kalimat yang Chansung dengar setelah dia tersadar dari rasa keterkejutannya.

What the... Apa namja manis itu benar-benar ingin membunuh namja tampan itu? Chansung tidak akan membiarkan adanya pertumpahan darah disini, apalagi sampai ada nyawa yang melayang.

"Ne, semoga keinginan mu itu bisa tercapai. Perhatikan saja aku dari atas sana bagaimana kehidupan ku setelah ini."

Adalah kalimat selanjutnya yang Chansung dengar saat dia mulai melangkahkan kembali kakinya.

"Sial, kau pasti bercanda." umpat Chansung.

.

.

.

Taecyeon mengernyit saat dia mendengar suara tembakan dan tak merasakan sakit apapun pada tubuhnya. Jangan lupakan suara teriakan seseorang dan dorongan keras ditubuhnya. Apakah semua rasa mati terbunuh seperti ini rasanya, tidak ada rasa sakit sama sekali?

"Sial. Hampir saja. Sh.."

Taecyeon membuka kedua matanya saat mendengar ringisan seseorang disebelahnya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat pemuda disampingnya ini seperti sedang menahan rasa sakit.

Namja tampan yang belum mengerti situasi itu pun segera menurunkan pandangannya pada bahu namja itu. Dan keterkejutannya bertambah, saat dia melihat ada darah yang keluar dari sela-sela jari namja itu. Tanpa sadar Taecyeon memeluk namja asing yang dia ingat sebagai pelayan di cafe tadi dari belakang. Menatap penuh khawatir pada sang namja.

"Apa kau pikir dengan membunuh maka semua akan selesai begitu saja?"

Bisakah Taecyeon mengatakan bahwa suara namja didepannya ini adalah suara terlembut yang pernah dia dengar selain suara Junho? Tunggu dulu, Junho. Namja ini sedang bicara dengan Junho? Taecyeon dengan segera mengalihkan pandangannya kedepan.

Terlihat Junho yang menatap mereka dengan tatapan datar, dengan pistol yang masih berada pada genggaman tangan kanannya yang dia jatuhkan disisi tubuhnya. Entah kenapa tapi terdengar dengan jelas bahwa nafas Junho tersengal.

"Siapa kau? Kenapa kau ikut campur dalam urusan ku?" tanya Junho datar dan dingin.

Chansung tertawa dengan sarkas dan sedikit meringis. Menekan terus bahunya yang terkena tembakan Junho. "Aku tidak tau masalah apa yang terjadi diantara kalian, tapi membunuh jelas bukan penyelesaian yang tepat. Mungkin saja setelah membunuh perasaan mu akan lega. Beban mu akan terangkat. Kau akan terbebas dari rasa sakit yang membelenggu mu selama ini. Tapi apakah kau tak pernah memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya?"

Oh jika ada yang bertanya kenapa Chansung tertembak, maka jawabannya karena dia mendorong Taecyeon tepat saat Junho melesakan tembakannya. Dan sialnya, Chansung salah perhitungan karena memang dia tidak berpikir apapun dalam menyelamatkan Taecyeon. Dan hasilnya, bahunya lah yang kini menjadi korban. Tapi Chansung bersyukur bahwa hanya bahu yang terkena, bukan jantungnya. Ingatkan Chansung untuk mempersiapkan diri mendengar semua omelan Minjun dan sikap Changmin yang sudah pasti akan semakin protektif dan posesif padanya jika mereka mengetahui hal ini.

MORSE CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang