15

952 125 20
                                    

Karena kencannya dengan Daniel tidak berjalan dengan mulus seperti yang ia inginkan, maka kail ini Nayeon mengakali dengan kencan ditempat nun jauh dari kampus yang kemungkinan besar tidak akan bertemu dengan Yoongi. Ini kota besar, pasti banyak tempat yang tidak di datangi oleh Yoongi. Kalaupun mereka bertemu, Nayeon bersumpah ia akan percaya bahwa Yoongi memang ditakdirkan untuknya.

"Semoga gak ketemu! Semoga gak ketemu, Ya Tuhan!" desis Nayeon saat berjalan keluar dari pintu rumahnya dan menyusul ke mobil Daniel. Biasanya harapan sebelum melangkah keluar rumah akan dikabulkan, entah darimana ia mendengar hal itu. Tapi kali ini Nayeon akan mempercayainya. Masa bertemu dengan Yoongi terus? Mengesalkan.

"Hai. Udah siap?" tanya Daniel begitu Nayeon berada dikursi penumpang. Nayeon tersenyum, kemudian mengangguk. Dipasangnya seatbelt setelah mendapat teguran dari cowok di sebelahnya. Menyisir sebentar rambutnya dengan jemari, Nayeon menatap jalanan dengan ceria. Minggu yang akan menjadi minggu paling bahagia dalam hidupnya.

"Gue kemarin udah cek di internet tempat yang lo bilang, oke juga trus ga terlalu rame lagi. Kok lo bisa tau tempat begituan sih?" buka Daniel namun mampu membuat Nayeon terbang ke langit. Cowok ini capek-capek cek ke internet demi dirinya? Ya ampun, manis banget! Walaupun cuman hal kecil, tapi bagi Nayeon itu cukup ampuh untuk menggetarkan hatinya.

"Hmm... tau aja," jawabnya malu-malu. Masa ia akan menceritakan dua harinya surfing gila-gilaan di internet demi mencari tempat nge-date yang cocok dengan selera Daniel.

Begitu memasuki tempat yang telah ia jadikan second date-nya bersama Daniel, Nayeon menarik kursi dengan waswas. Matanya menyalang memeriksa seluruh pengujung yang tidak terlalu banyak, lalu perlahan menghela nafas lega. Setelah pertemuannya dengan Yoongi tempo hari, Nayeon seperti memiliki trauma akan bertemu dengan cowok itu lagi.

"Jadi..." Daniel menadahkan dagunya di telapak tangan besarnya. Senyum manis tersemat bersama dengan sedikit gigi kelinci yang menyembul. Matanya menatap Nayeon lurus, seakan cewek itu sebuah berlian. Buku menu yang dibiarkan tertutup mempersilahkan Nayeon untuk memesankan apa saja yang ingin cewek itu berikan pada Daniel. Seusai pelayan pergi membawa pesanan mereka, Nayeon baru dapat membalas tatap Daniel dengan wajah bersemu dan salah tingkah.

"Jadi..." ulang Daniel lagi, tapi sengaja memutus ucapannya demi menyita keingintahuan Nayeon. Jelas saja cewek itu penasaran. "... lo cerita tentang diri lo duluan, gimana?"

Tawaran yang di lontarkan Daniel selain berhasil menyita rasa penasarannya, juga menyeret dirinya lebih jauh dalam perasaan yang Nayeon bangun untuk cowok itu. Bukankah ini sebagai awal dari hubungan mereka dengan mengenal satu sama lain? Benarkah Daniel berusaha membangun hubungan dengannya? Tanpa memerlukan jawaban pasti, Nayeon semakin jatuh cinta pada cowok ini.

Bersama lidahnya yang meluncurkan kalimat-kalimat tersembunyi, perasaannya mengalir deras dan ia berikan hanya untuk satu pria yang selalu jadi impiannya. Dan di suatu sudut, terbuka lebar telinga yang mencuri dengar pembicaraan dua burung cinta tersebut.








###







Married to Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang