Prannkk...
"A-apa yang ingin kau lakukan?! " teriak seorang gadis.
Gadis itu terus mundur, karena takut oleh sosok di depannya itu. Pria yang menjadi pacarnya ntah kenapa menjadi seperti ini. Ditambah lagi dengan pecahan botol yang berada di genggamannya. Sosok itu terus melangkah mendekat, seperti hendak memangsanya.
"Berhenti!!! At-atau... "
"Atau apa?! Mau melukaiku-hmm?! Tapi sayangnya aku lah yang akan melakukan itu padamu sayangku..."
Dengan ketakutan yang masih meliputi dirinya. Ia mengambil sesuatu dari kantongnya.
Srekk...
"Kau mau apa dengan itu sayangku?? Pisau lipat tidak akan mampu membunuhku jika kau masih ketakutan seperti itu"
Dengan cepatnya pria itu berlari ke arah gadis itu dengan menancapkan beling botol yang ia pegang ke perut si gadis.
"Argghh... " gadis itu pun terjatuh.
Dengan cepat tangan pria pun berlumuran darah. Seketika si pria tertawa senang, seperti orang yang baru saja mencapai keberhasilan. Yaa! Di baru saja berhasil menusuk pacarnya.
" Tidak! Ini belum cukup! Aku harus membuatnya menderita, lagi! Lagi! LAGI! " batinnya.
Brukkk
Tubuh gadis itu pun terjatuh. Terjatuh bukan karena sakit yang dideritanya, namun karena tubuhnya sudah tidak kuat menahan derita tusukan yang dialaminya. Gadis itu telah mati.
" HAHAHAHAHAHA... Ini lucu sekali kau mati hanya dengan apa yang ku lakukan tadi?! Menyerah hanya karena ku tusuk berkali-kali?! Bagaimana denganku yang kau siksa setiap hari?! Gadis sampah!!!" teriaknya sambil meninggalkan tubuh kaku tidak bernyawa pacarnya.
"Aneh... Ini sangat aneh? Kenapa aku menangis? " pikirnya. Yang tanpa ia sadari itu merupakan hal yang tidak bisa di jawabnya hingga saat ini.
Saat dimana semuanya terasa seperti neraka baginya, neraka yang tidak akan pernah berakhir pikirnya.
~
" Hei, kau bocah F10. Cepatlah bangun kalau tidak waktu mu disini semakin lama, " ucap seorang pria berbadan besar dengan nada kesalnya.
Ya, ucapan itu ditujukan kepada diriku. Diriku yang memang masih remaja umur 18 tahun. Umur yang kalau orang bilang masih panjang perjalanannya, hanya orang gila sepertiku yang memilih untuk memijak jalan ini.
Ku beranjak dari tempat tidur, dimana tidak dijelaskan bagian mana dari tempat ini yang menjadi tempat tidur. Bagiku ini lebih suram dari penjara, ya... karena sebelumnya ku pernah nginap... Tidak, lebih tepatnya menetap disana sekitar 1 tahun?
Entahlah, akhir-akhir ini ku tidak mengingat hari, tanggal bahkan kelahiran ku saja lupa. Hanya satu hal yang kutau, ditanggal 10 Februari disitulah... Pacarku dibunuh.
~
Seorang gadis terlihat sedang terduduk di bangku taman. Sinar pagi mentari membuat gadis tersebut terlihat semakin cantik. Apalagi dengan cara membacanya yang membuat siapa saja mengakui bahwa gadis tersebut memang cantik.
Tak lama gadis itu menyadari ada seseorang di depannya.
"Well, kalau kamu baca di taman dengan wajah secantik ini. Tidak ada yang akan mengatakan kamu adalah gadis kutu buku," ucap seorang pria.
"Hehe, habis kamu lama... Jadinya aku bosan," ucap gadis tersebut sambil cemberut.
"Iya, maaf tadi aku membantu ibuku dulu. Soalnya ibuku kan membawa barang banyak untuk berdagang dan..."
"Bisakah kita tidak usah membahasnya? Aku ingin berasamamu hari ini, jadi kita jangan menceritakan hal lain ok!"
"Baiklah, ku ikuti kemauanmu. Tapi apakah pacarmu tidak akan marah?"
"Gion... Kita sudah bahas ini. Aku hanya sedang pusing dengan pacarku, jadi salahkah aku mengajakmu? Toh, kita tidak akan berbuat lebih, hanya berjalan-jalan saja dan kau sudah mengetahui hal tersebut, "
"Iya aku tau, Edrea. Tapi..."
"Baiklah, lebih baik aku pulang saja. Karena temanku yang satu ini, tidak mau menemaniku," ucap Edrea sambil berlalu pergi.
"Tunggu! Baiklah, aku tidak akan membahas pacarmu lagi. Tapi, aku tidak ingin ikut campur saat pacarmu nanti menanya-nanyai ku, " syarat Gion.
" Baik! Hari ini kita akan kemana ya? Hmm... Temani aku ke rumah sakit ya, "
" Hah, ngapain? Lu gak lagi sakit kan, apa lu punya penyakit dalam? " kata Gion panik.
" Tidak, hanya saja... Hari ini mari kita berbuat baik, " ucap Edrea dengan senyum manisnya.
" Andai aku yang jadi pacarmu, mungkin aku akan selalu membuat mu tersenyum seperti ini. Selalu... " batin Gion.
~
Well, hello guys! Jadi ini cerita kedua ku, dimana cerita pertama sangat tidak jelas bagiku. So, bagi kalian yang pernah baca cerita pertama saia. Saya mohon maaf sebesar-besarnya karena tidak melanjutkan certita tersebut.
Dikarenakan, diriku tidak mengerti hal romantis:"(
But, bukan berarti saia bikin cerita ini karena saia psikopat ya... :)
Anyway ini awalnya emang dikit karena sengaja, but next chapter saia usahakan lebih banyakMau berapa 2000 kata per chapter / 4000 ya... Intinya saia akan usahakan selalu semangat. Btw, tiap sabtu bakal up ya...
Tapi karena hari ini jumat jadi kalian harus bersabar ya... (sabar ini ujian)
Jan lupa vote and comment ya... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
am i a psychopath?
Non-FictionTentang seorang yang baru mengetahui bahwa dirinya bisa menjadi 'monster', setelah pacarnya dibunuh. Dan dimasukkan ke sekolah rehabilitasi, dimana itu merupakan neraka baginya. Dan membuat dia berpikir untuk tidak menjalin hubungan lagi.