Her Cat

43 16 1
                                    

'Zrrsshh..' malam ini hujan deras membanjiri kota Pekanbaru. Cuaca malam yang dingin ditambah hujan yang sangat deras membuat siapa saja ingin tidur dibawah selimut sambil memeluk guling. Namun, tidak dengan pria tampan berusia 19 tahun. Dilarut malam ini, ia masih setia menunggu taksi yang akan membawanya pulang. Dengan hanya ditemani payung seadanya saja, dia terus menunggu di pinggir jalan.

"Meow..meow.." suara kucing terus mengeong dibalik derasnya hujan.

'Eh, itu suara kucing?' Batinnya, sambil mencari asal suara tersebut. Rintikan hujan yang deras, membuatnya kesulitan mencari keberadaan kucing itu.

Nggak lama kemudian, akhirnya dia menemukan kucing tersebut. "Ahh, disitu kamu ternyata kucing kecil." Ternyata, kucing itu berdiri diatas kayu di dalam saluran air.

"G-gawat!! Kau akan hanyut nanti!!" Ucapnya panik dan berusaha mencari cara menyelamatkan kucing yang terjebak itu.

Berbagai cara ia lakukan untuk menyelamatkan kucing itu. Bahkan tubuhnya kini telah basah kuyup demi kucing tersebut. Akhirnya dia berhasil menyelamatkan kucing malang itu.

"Puss.. dingin yaa?" membuka jaketnya dan menyelimuti kucing itu.

Lalu mobil taksi yang dia tunggu daritadi akhirnya datang. Dan segera membawa pria itu pulang ke rumahnya.

"Tok..tok.. Assalamu'alaikum kak, aku pulang." mengetuk pintu, seraya memanggil kakak perempuannya dari dalam rumah.

"Hoahm..Wa'alaikumsalam. Lho, Ardan, kok bisa basah kuyup begitu?" tanya kakak si pria yang baru bangun dari tidurnya.

"Ceritanya panjang," membuka sepatunya, lalu masuk kedalam rumah.

Ardan dan kakaknya hanya tinggal berdua semenjak orang tua mereka meninggal dunia enam bulan lalu dalam insiden kecelakaan maut yang merenggut nyawa kedua orang tua mereka.

Ardan lalu mandi dan mengganti bajunya. Tidak lupa pula ia mengeringkan kucing yang dia temukan di saluran air menggunakan hair dryer milik kakaknya.

"Waah, imutnya, nemu di mana?" tanya kakak Ardan.

"Di saluran air. Dia hampir hanyut terbawa air tadi," jelas Ardan. "Kayaknya kucing ini sakit deh, aku harus membawanya ke dokter hewan sekarang." mengambil jaket, dan bersiap untuk pergi.

Ardan memang termasuk seorang pria pencinta kucing. Tapi, ada beberapa alasan mengapa ia tidak ingin memelihara kucing. Salah satunya adalah kesibukannya sebagai mahasiswa, yang membuatnya tidak sempat merawat kucing itu.

"Heh, mau ke mana? Lihat, hari jam berapa!? Malah masih hujan deras di luar sana!" larang kakaknya Ardan. Ardan lalu melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 01.15 dini hari.

"Besok saja perginya. Hoahm.. aku ke kamar dulu, mau tidur. Oh iya, kalau kau lapar ada bakso tuh dimeja makan, nanti tinggal hangatkan aja lagi di microwave." setelah mengucapkan kalimat itu, kakak Ardan pun masuk ke kamar dan melanjutkan mimpi indahnya.

Ardan lalu terdiam, dan hanya bisa menuruti perintah kakaknya. Ia kemudian mengambil bakso di meja makan dan menghangatkannya di microwave. Setelah hangat, ia membawa semangkuk bakso dan tak lupa pula seekor kucing ke dalam kamarnya.

"Meow..meow.." kucing itu terus mengeong meminta makanan pada Ardan. Ardan yang sedang makan, lalu memberikan satu biji bakso kepada kucing itu. Dan tak disangka kucing itu memakan makanan dengan lahapnya.

Selesai makan, Ardan lalu tidur dan ditemanin sama hewan peliharaan barunya.

~

Lelapnya tidur seorang pria, diganggu oleh seekor kucing yang terus mengelus-ngelus tubuh mungilnya di wajah pria itu sambil mengeong-ngeong dengan kerasnya.

"Hoahm.. ada apa sih Moshi? Ganggu orang tidur aja." Kesal Ardan sambil menggeliat di ranjang empuknya dan melanjutkan kembali tidur indahnya.

"Ardan!! Nggak ke kampus hari ini? Bentar lagi telat lho." Teriak kakanya Ardan dari meja makan.

Ardan yang mendengar perintah kakaknya itu, langsung membuka mata dan melihat jam. 15 menit lagi jam kuliah akan mulai. Apalagi sama dosen galak hari ini.

Dia lalu bergegas mandi dan memakai pakaian yang sangat kusut. Bagaimana mungkin bisa bersiap-siap dalam waktu 15 menit.

"Heh, nggak makan dulu nih?"

"Ga usah. Bentar lagi telat. Aku pergi dulu. Oh iya, jangan lupa jaga Moshi yaa. Assalamu'alaikum." Menutup pintu dan pergi keluar.

"Wa'alaikumsalam. Hee, Moshi?"

~

Di kampus, Ardan hanya mengkhawatirkan kucing barunya, alias 'Moshi'. Ntah mengapa ingin cepat pulang, dan bermain bersama Moshi saja. Dia bahkan tidak bisa konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan.

Akhirnya hal yang ditunggu-tunggu berakhir. Ardan lalu bergegas pulang ke rumahnya. Sesampainya ia di rumah, Ardan cukup terkejut karena pintu yang tidak dikunci.

"Assalamualaikum, kak?" Sahut Ardan. Namun, yang dipanggil tidak merespon.

"Hadehh, paling pergi ke supermarket hari ini. Kebiasaan deh pergi gak kunci pintu," kesal Ardan.

Ardan lalu mulai mencari kucing yang ia rindukan daritadi. Terlihatlah Moshi sedang terkulai lemas di atas kasur miliknya. Seketika Ardan menjadi sangat panik.

"M-Moshi?" Paniknya, lalu membawa kucing itu ke dokter hewan.

Moshi lalu dibawa ke dokter hewan oleh Ardan. Ia sangat cemas takut terjadi apa-apa pada kucing barunya. Padahal hanya kucing biasa. Namun dirinya sudah sangat menyayangi kucing itu.

Moshi kemudian diobati oleh dokter hewan. Ardan sangat lega ketika dokter mengatakan Moshi tidak apa-apa. Dan keadaan Moshi juga cepat pulih dari sebelumnya. Ia bahkan sudah jauh lebih baik saat ini.

"Waah, Moshi. Kau jauh lebih cepat sembuhnya. Aku sangat kagum. Mau jalan-jalan?" Tawarnya, sambil mengelus tubuh seekor kucing.

Ardan membawa Moshi jalan-jalan ke taman. Kucing itu kini sudah bisa jalan dan berlari-lari di sekeliling taman. Karena saking semangatnya, Ardan kehilangan Moshi. Ardan lalu mencari Moshi disekitar taman.

Cukup jauh ia mencari,  akhirnya nampaklah kucing berwarna abu-abu dan berbulu lebat alias Moshi sedang mengelus tubuhnya di kaki seorang gadis cantik.

"Jerry, disini kamu ternyata. Yaampun, kamu pergi kemana aja selama ini?" ucap gadis itu, dan langsung menggendong kucing manis tersebut.

Ardan lalu memperhatikan tubuh gadis itu dari bawah hingga atas. Ardan cukup terkejut, bahwa ternyata pemilik Moshi adalah wanita yang sangat ia rindukan sejak lama.

"Key-la?" gumamnya saat melihat gadis itu di depan matanya.

"Ehh, k-kamu kan.. Ardan?" ucap gadis itu yang lebih tidak percaya lagi saat melihat pujaan hatinya ada di depan matanya.

Ardan lalu tersenyum tipis dan langsung memeluk gadis dihadapannya. Bertahun-tahun ia menunggu, akhirnya dia dipertemukan kembali dengan sang kekasih.

'Kucing itu, telah membawaku kembali untuk bertemu denganmu.. Keyla.'

***

~The End..

Why??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang