"Kim, berhentilah membuat fans kita berdelusi bahwa kau dan aku sedang terikat dalam suatu hubungan, aku sudah lelah."
"Ah, bukankah kau selama ini menyukai dan nyaman dengan berita yang tersebar selama ini, Park?"
"Berhentilah berhalusinasi. Aku ti...
Entah mengapa, mereka mulai merasakan ada yang aneh dalam diri mereka satu -sama --lain. Apa ini yang disebut, nyaman?
----------------------------------------------
Sungjae POV
Aku akan membawa Joy ke apartemenku. Ini memang tidak nyaman mengingat kita baru saja kenal satu sama lain. Tapi, bukankah pria harus melindungi wanitanya? Untunglah, hari ini dia bisa kabur dari kejaran fans dan selamat. Bibirku masih terasa sakit untuk tersenyum, tapi entah mengapa aku tidak bisa menahan senyumku saat dekat dengan dia. POV End
Mobil yang ditumpangi Joy dan Sungjae berhenti tepat didepan sebuah gedung bertingkat yang terlihat begitu elegan. Sungjae turun dari mobil, disusul Joy yang mengikuti Sungjae turun dari mobil. Sungjae menghampiri jendela pengemudi..
"Samchon, bolehkah aku minta tolong?", ucap Sungjae..
"Nee, apa yang kau ingin aku lakukan?", jawab paman Jong Il
"Bisakah kau meminta pelayan untuk mengemasi seluruh barangku dan Joy di apartemen lama kita? Aku benar-benar capek paman..", Sungjae memasang wajah memelas untuk meyakinkan Jong Il..
Jong Il memandang wajah Sungjae dengan tajam.. "Arraseo, tapi jangan membuat ayahmu khawatir lagi. Oke?", sambil mengajak Sungjae untuk highfive..
"Arrasseo samchon..", Sungjae membalas highfive Jong Il..
Mobil Jong Il melaju meninggalkan Joy dan Sungjae. Mereka menuju apartemen Sungjae, tepatnya di lantai 6 nomor 6. Ya!! Sungjae begitu menyukai angka itu..
Pintu apartemen terbuka, Joy melihat sekelilingnya. Apartemen dengan interior mewah dan elegan, itu yang ada dipikiran Joy saat itu..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sungjae menyuruh Joy untuk mandi dan beristirahat terlebih dahulu. Sungjae melemparkan diri ke sofa, ia membuang nafas dengan kasar. Ia memejamkan mata sejenak, lalu membuka mata kembali, seperti ada yang ia pikirkan..
Triiiiiing... triiiiiing..
Suara telephone rumah Sungjae yang berada dimeja samping sofa, dengan penuh rasa malas Sungjae mengangkat gagang telephone. Ternyata barang-barangnya sudah sampai di gedung apartemen Sungjae karena tepat setelah Sungjae berbicara dengan PD-nim, para staff langsung dikirim untuk mengemasi barang Sungjae dan mengantarkan ke apartemennya. Sungjae lalu meminta pelayan untuk mengantar barang tersebut kedepan pintu apartemennya..
--------
Sungjae menatap koper miliknya yang isinya telah berantakan karena dibongkar olehnya. Ia sedang mencari sesuatu. Ia mengeluarkan satu -per --satu barangnya dari koper dan barang yang ia cari tidak ketemu. Ia terus mencari dan..