Nakalnya seorang Ana itu bukan mabuk-mabukan, ngerokok, gonta-ganti pacar, pergaulan bebas, dan sebagainya. Nakalnya Ana itu lebih ke pemales, cuek, sering tidak respek dengan orang, bego sudah jelas, suka seenaknya dan malas yang namanya sosialiasi, seperti tidak punya gairah hidup juga.
Menurut orang tua Ana itu masuk dalam kategori nakal. Sebenarnya lebih ke pribadi yang buruk, bukan nakal. Beda.
Makanya orang tua Ana memilih menjodohkan Ana dengan lelaki yang dianggap mereka tepat.
Cowok blaster Korea-Indonesia bernama Hwang Hyunjin itu, dengan tinggi semampai, dan punya wajah tampan sekaligus cantik, yang terpilih menjadi sosok suami untuk Ana.
Hyunjin sudah diberitahu sebelumnya bagaimana pribadi seorang Ana, tapi sebagai anak yang berbakti dia manut saja dengan orang tuanya.
Orang tua Hyunjin sendiri adalah sahabat karib orang tua Ana, sekaligus rekan kerja.
Saat diberitahu akan dijodohkan, sambil berbaring tengkurap di kasur dan memainkan ponselnya, Ana hanya bilang terserah.
Pertemuan pertama mereka saat makan malam keluarga, reaksi keduanya biasa saja. Ana lebih suka pria lebih tua, tahu Hyunjin seumuran dengannya, membuat Ana sudah tidak minat duluan, meskipun Hyunjin tampan. Dipikiran Ana paling Hyunjin hanya bocah laki-laki kekanakan yang nakal.
Pertemuan kedua jelang pernikahan mereka, dan pertemuan ketiga serta selamanya adalah saat mereka sudah mengikat janji suci.
Tidak ada yang spesial. Antara Hyunjin dan Ana dingin.
Dan mereka masih tinggal di rumah orang tua Ana, karena Hyunjin masih muda, penghasilannya belum besar sampai bisa membeli mobil dan rumah.
•••
Hyunjin membuka pintu kamar, ia mendengus melihat Ana masih tertidur, padahal sudah jam 7 lewat. Seharusnya Ana bangun lebih dulu darinya, menyiapkan sarapan dan baju untuk Hyunjin.
Dua hari menikah, tidak banyak interaksi yang dilakukan antara Hyunjin dan Ana. Bahkan Hyunjin memilih tidur di sofa ruang tengah dibanding sekamar dengan Ana.
Dan Ana ya selalu begini, bangun kesiangan, bangun tidur hanya cuci muka, sarapan, minum kopi sambil main ponsel.
Baru dua hari rasanya Hyunjin sudah ingin cerai.
Tapi Hyunjin kali ini mau bersikap tegas pada Ana, dia tidak akan membiarkan gadis itu begini terus.
Meskipun hubungan mereka masih canggung, posisi Hyunjin kan sudah menjadi suami Ana, yang tandanya Ana adalah tanggung jawabnya, dan ia berhak mendidik Ana.
Hyunjin berjalan mendekati ranjang, ia kemudian menarik kedua tangan Ana hingga tubuh Ana terangkat dan posisinya jadi berubah duduk.
Ana seketika membuka matanya, keningnya mengernyit, sebelum ekspresinya berubah jadi ekspresi protes.
"Bangun, mandi, siapin sarapan buat aku." Kata Hyunjin.
"Apa sih? Masih ngantuk tau gak?" protes Ana.
"Oh gitu? Mau aku yang mandiin?"
"Dih mesum amat. Bikin sarapan sendiri masak gak bisa sih? Emang Mama gak bikin sarapan?"
"Aku mau kamu yang nyiapin sarapan, bukan Mama."
"Aelah ribet amat lo, kenapa mesti gue?"
Hyunjin memasang ekspresi datar, saat Ana menggunakan 'lo-gue', ya mau tidak mau, Hyunjin harus menyesuaikan.
"Karena lo istri gue. Lo lupa? Kena azab lo entar udah durhaka sama suami."
Ana kini bungkam. Ia akhirnya turun dari ranjang, dan dengan berat menyeret kakinya ke kamar mandi. Iya, dia lupa kalau sudah menikah.
Bahkan tidak ingat Hyunjin itu siapa sebelumnya.
°~°
Nama gue Azhar kok bukan Ana, hehe.
Ini cerita mainstream, 11-12 sama make me better, tp ceritanya tetep beda, konfliknya gk berat, dan bhsnya non baku. Ini cuman buat booster gue nulis, bs tiba2 diunpublish. Tp klo yg support banyak, diusahain gk akan diunpub.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bad Girl | H. Hyunjin ✅
Fanfiction"Untung gue sabar." Tentang Hyunjin yang mencoba mendidik istrinya, dengan caranya sendiri. °start. 27.10.18