10. Sang pewaris

3.7K 222 3
                                    


"Huuuaaaa Mama.. Jauhkan aku dari Paman paman pedofil itu. Huuaaaa..." Jerit Victore berlari kearah Deandra dan memeluknya erat sambil mendusel ke leher Mamanya dengan manja. Deandra hanya terkikik geli sambil menepuk nepuk Punggung telanjang Victore yang masih penuh keringat.

Andrean melotot dengan keki menyaksikan perbuatan Putra nya tersebut. Dia tau betul bagaimana kotornya pikiran anaknya yang satu itu.

"Jangan coba coba modus anak mesum, nanti durhaka..!" Ketus Andrean menjewer telinga Victore yang masih mempertahankan posisinya dipelukan Deandra terpaksa harus melepaskan tempat ternyaman nya.

"Papa jahat.." Victore mencebik dengan bibirnya yang manyun melihat papanya yang sudah mengambil alih memeluk pinggang mamanya.

"Dan kau dasar anak mesum idiot, kenapa kau keluar dari arena pertandingan..?! Dan lihat sekarang siapa yang menang.." damprat Andrean kesal sekaligus malu akan insiden putranya di depan orang banyak. Dia menyesal mengutus Victore untuk melawan Gabriel.

"Aku tidak peduli.." Victore mendengus sambil bersedekap tangan di dada. Lalu pergi dari tempat itu dengan kesal sambil menghentakkan kakinya.

Andrean dan Deandra geleng-geleng kepala melihat tingkah putra mereka yang semakin dewasa namun malah semakin kekanak-kanakan itu.

"Sudahlah King, biarkan saja dia. Paling lagi mode ngambek.." Deandra mengelus punggung suaminya dengan senyum manis terukir di bibirnya.

"Lain kali jangan diam saja jika di modusi anak itu Queen.." Andrean memberengut kesal sambil menyembunyikan wajahnya di leher Deandra.

"Memangnya kenapa, dia kan anakku.." sahut Deandra telak. Namun tetap saja Andrean cemburu terlebih dia sangat hafal pikiran mesum anaknya satu itu, mungkin ini sudah resiko menjadi mahkluk abadi sehingga perbedaan usia orang tua dan anak jadi tidak terlihat.

***

Valerie menghampiri Gabriel dengan wajah cemberut. Dia tak habis pikir bagaimana bisa pertandingan itu berakhir dengan hasil yang memalukan. Bahkan tamu dari 3 kerajaan melihat pertandingan itu secara langsung.

"Ini yang kau sebut sebagai hadiah yang tak terlupakan..?!" Ketus Valerie menarik tangan Gabriel yang semula terduduk di tanah agar berdiri mengimbanginya.

Gabriel tersenyum kikuk dengan cengiran sok polosnya.

"Aku juga tidak sengaja. Padahal tinggal sedikit lagi, aku pasti akan mengalahkan bocah itu.." dengus Gabriel menggosok gosok mulutnya dengan jijik.

"Kenapa baru digosok sekarang, lah dari tadi cuma bengong.." sindir Valerie lagi membuat Gabriel melotot dan mencengkram tengkuk Valerie dengan cepat.

Valerie menegang dengan menahan nafas saat wajah mereka hampir bersentuhan.

"Mau bantu aku menghapusnya, Sweetie..?!" Gabriel menyeringai dengan menaikkan satu alisnya menggoda Valerie.

Valerie mengerjap kan matanya beberapa kali saat Gabriel mengecup lehernya tepat dimana spot tempat Gabriel akan menandainya nanti.

"Aku tidak sabar menunggu hari pernikahan kita, Sweetie. Dan tempat ini akan di penuhi dengan tanda milikku.." Gabriel mengusap leher Valerie dengan lembut membuat gadis itu menggeliat dengan geli.

"Jangan menggoda ku Gabriel.." Valerie mendengus berusaha melepaskan diri dari pelukan Gabriel karena sudah ada banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka.

"Ehhmm. Bisa minta waktu sebentar.." sebuah suara berat nan bersahaja membuat Valerie dan Gabriel spontan menoleh ke arah sumber suara.

Ternyata disana ada King George dan Queen Agista menghampiri mereka.

My Mate Is My Mother Exmate✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang