LIMA BELAS

617 26 0
                                    

"Ck, udah 1 jam nih kita nunggu mereka yang jelas-jelas pasti lagi asyik pacaran" Seru Dito mulai jengah

"Jangan-jangan mereka udah pulang" Duga Winda sambil melihat keluar jendela

"Kalo mereka udah pulang ya kita datengin kerumah mereka lah" kata Mela tanpa mengalihkan perhatiannya ke layar handphone

Alka yang tadinya hanya duduk sambil menikmati alunan musik lewat earphonenya, kini bangkit. Kakinya melangkah menuju pintu kelas yang tak jauh darinya. Matanya bergerak berusaha menemukan salah seorang siswa saja untuk...

"E.. maaf" suara Alka berhasil menghentikan langkah seorang siswa yang sepertinya adalah salah satu anggota ekskul basket dilihat dari seragam dan bola basket yang ia bawa, pemuda itu menoleh

"Iya?" Tanya pemuda itu dengan senyum ramahnya

"Mau tanya, lo tau Gilang atau Bella?"

Pemuda itu tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya menjawab "iya tau, nyari mereka? Tadi gue liat mereka lagi di kantin"

Senyum Alka mengembang, karna pertanyaannya langsung terjawab sebelum ia melontarkan pertanyaan intinya

"Ah oke makasih ya" Jawab Alka tulus sambil menepuk pelan bahu pemuda itu.

Alka tak kembali masuk ke kelas, ia masih berdiri di ambang pintu dan menolehkan kepalanya ke arah teman-temannya.

"Sekarang kita ke kantin" Seru Alka sambil melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya yang terlihat masih kebingungan

-- -- --

"Baksonya kok gak dimakan sih sayang?" Tanya seorang gadis kepada pria yang duduk tepat didepannya, pria itu hanya duduk bersandar sambil terus memperhatikan gadis yang tampak lahap menyantap makanannya

"Bel, kamu mau sampe kapan sih ngelakuin ini semua ?"

Suara pria itu yang tak lain adalah Gilang berhasil mengehentikan aktifitas makan gadisnya. Bela mendongak dengan dahi yang berkerut

"Maksud kamu?"

"Adel. Mau sampe kapan kamu jahatin Adel terus" Tanya Gilang dengan suara lembut namun terdengar tegas

Bela menaruh sendoknya, lalu mengambil selembar tisu dan di sapunya ke bibir gadis itu.

"Jahat ? Kamu bilang aku jahat sama dia? Aku semakin curiga ya sama kamu, akhir-akhir ini tuh kamu selalu belain dia. Jangan-jangan kamu beneran--"

"Suka sama dia?" Potong Gilang cepat

Bela mengalihkan perhatiannya ke arah lain, amarah sudah mulai tercetak jelas di wajah cantiknya

"Udah berapa kali aku bilang, aku gak mungkin suka sama Adel. Kamu harus percaya itu" Gilang berusaha meyakinkan gadisnya namun gadis itu hanya memberi respon dengan memutar bola matanya

"Terus kenapa akhir-akhir ini kamu belain dia terus?"

Gilang menghela nafas pelan, sambil mengacak rambutnya frustasi

"Aku cuma gak mau kita punya masalah sama orang. Udah itu aja"

"Udah ah, aku gak mau lagi denger kamu sebut-sebut nama cewek itu didepan aku. Apalagi kamu ngebela dia segala"

"Hem"

Mendengar suara dehaman seseorang membuat Gilang dan Bela menolehkan kepalanya. Mereka menemukan Alka tengah berdiri bersandarkan tiang, dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana. Pria itu tersenyum membuat dahi sepasang kekasih itu berekerut heran

"Ngapain lo disini?" Tanya Gilang ketus

"Aelah jutek bener lo" Alka menyauti sambil ikut duduk di sebelah Gilang

"Gue cariin lo berdua, taunya ada disini"

Sikap Alka yang santai itu membuat dua orang yang sedari tadi ia incar jadi semakin bingung

"Mau apa sih lo sebenernya" Kini Bela ikut bertanya dengan ketus

"Bentar gue haus, bu Mirna es teh manisnya dong satu" Seru Alka yang langsung di jawab oleh Bu Mirna dengan mengacungkan jari jempolnya

"Sabar ya, gue haus. Minum dulu" Alka masih terus tersenyum yang membuat kedua orang itu semakin geram

Tak lama minuman yang Alka pesan pun datang, cepat-cepat Alka meneguk habis es teh manisnya, karna memang sebenarnya Alka merasa sangat haus apalagi saat melihat wajah memuakkan dari sepasang kekasih yang satu meja dengannya saat ini

"To the point lo mau apa nyari kita" suara dingin dari Gilang membuat Alka merinding sendiri

"Bentar gue laper"

"Gak usah ngulur waktu ya lo" Gilang yang sudah emosi menarik kerah seragam Alka membuat Bela menjerit kaget

"Oke oke, santai lepasin dulu tangan lo"
Gilang melepas cengkramannya dengan kasar, sedangkan Alka menepuk nepuk kerah seragamnya seolah seragamnya habis terkena kotoran

"Gue cuma mau tanya ke cewek lo yang cantik nan imut ini" kalimat yang Alka lontarkan barusan malah membuat Bela menjadi salah tingkah sendiri, sedangkan Alka bergidik merasa jijik

Gilang yang melihat sikap Bela merasa kesal
"Lama ya lo" teriak Gilang

Alka tak menggubris ucapan Gilang dan meneruskan ucapannya

"Apa maksud lo ngelakuin ini semua sama Adel?" Tanya Alka dingin sambil menatap tajam Bela yang kini terlihat bungkam

"E.. emang gue ngelakuin apa" Bela terlihat sangat gugup, Alka tersenyum miring

"Lo kan yang udah ngunciin Adel dikamar mandi ? Lo juga yang udah neror Adel beberapa hari ini?"

"Gue? Lakuin itu ? Gak mungkin lah" Bela berucap sambil mengalihkan pandangannya, tak berani menatap tatapan tajam Alka

"Jujur, atau gue yang paksa lo untuk jujur"

Alka masih setia memberikan tatapan tajamnya pada Bela, membuat yang di tatap semakin merasa gelisah. Sedangkan Gilang, ia terus mengawasi gerak gerik Alka. Takut-takut pria itu akan nekad melakukan sesuatu terhadap kekasihnya, tapi entah kenapa Gilang sangat ingin Bela jujur, mengakui segala perbuatannya. Tapi di sisi lain ia juga tak ingin perbuatan kekasihnya itu di ketahui oleh Alka, mengingat ancamannya yang diberikan Alka tempo hari.

Alka melirik jam tangan hitamnya, lalu kembali menatap Bela yang masih mengalihkan pandangannya

"Lang, gue bukan tipe cowok yang suka nyakitin hati dan fisik cewek, jadi jangan bikin gue ngelakuin sesuatu buat bikin  cewek lo jujur."

Alka memang bukan tipe cowok yang suka menyakiti fisik wanita, yang ia ucapkan barusan itu tidak benar-benar ingin ia lakukan, itu semata-mata hanya geretakan agar Bela mau jujur

"Berani ya lo ngancem cewek gue" Gilang kembali tersulut emosinya

"Yang harusnya emosi itu gue, lo jadi cowoknya gak bisa banget ngajarin dia buat jadi cewek baik-baik" Ucap Alka yang kini ikut tersulut emosi

"Maksud lo apa ngomong kek gitu? Cewek gue emang cewek baik-baik" Gilang berdiri sambil menggebrak meja, untung saja kantin dalam keadaan sepi. Sebenarnya ibu penjual makanan di kantin itu melihat keributan mereka, namum ia sama sekali tak berniat keluar untuk melerai pertengkaran mereka karna merasa takut.

DELKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang