{Skandal?!}

41 6 1
                                    

Kamu tertidur di sofa ketika selesai memakan makanan yang dibuat oleh Chen. Teringat jika hanya ada kamu di droom ini. Dengan sigap kamu berdiri, tapi nihil.

Seketika kakimu merasa sangat-sangat lemas. Tidak tau ini ada apa, tapi ini sangat lemas hingga susah untuk berdiri.

Kamu meraih ponselmu di tas dan segera menghubungi Chen tetapi melihat pesan yang sangat banyak, kamu membukanya.

Apa kalian masih mengingat Niken? Ya! Dia masih berkerja di SM. Orang yang membuat hubunganmu dengan Baekhyun hampir selesai. Dan satu lagi, sekarang dia mengirimmu pesan.

Kurang apa lagi Baekhyun? Dan setelah hubungan kalian selesai kau mengincar Kai?! Setelah itu siapa lagi kawan!

Niken.

Seketika kamu merasa geram dengan pesan yang dikirimkan Niken kepadamu. Menyindir secara halus.

Kamu langsung membalasnya.

Jika tidak mengerti jalan cerita diamlah!

Send.

Kamu mematikan ponselmu dan segera berjalan menuju kamar Baekhyun. Sekarang pun kamu harus memaksa kakimu untuk berjalan.

Kamar Baekhyun tidak banyak yang berubah. Hanya satu tambahan di dindingnya, bingkai foto member dan juga disitu ada kamu.

Kamu terjatuh.

Kakimu sangat lemas.

Tubuhmu sangat dingin.

Karena tidak kuat dengan kondisi ini. Kamu ingin menelpon Baekhyun, tetapi kamu meningglkan ponselmu di lantai bawah.

Kamu menarik selimut yang ada di ranjang Baekhyun dan menaruhnya di tubuhmu.

Sedikit hangat. Walaupun hanya selimut.

***

"Baek apa kau yakin ingin menemui Ryung?" Tanya Chanyeol sembari memperhatikan jalan karena sekarang kondisi Baek sedang naik darah dan sangat susah untuk di kontrol.

Baek menerobos lampu merah dengan sangat cepat dan itu sangat membuat Chanyeol terkejut. "Baek tolong pelan lah!"

"Apa kau tidak berpikir? Kita harus segera memberi balasan kepadanya!" Bentak Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi ini akan menaruhkan nyawa! Apa kau juga ingin (Y/n) semakin menghawatirkanmu?!"

"Apa kau juga ingin membuat Eri khawatir?!"

Seketika Baekhyun memberhentikan mobilnya mendadak. Chanyeol hanya menghela napas panjang yang membuat Baek menoleh ke arahnya. Chanyeol mengambil kopi panas yang ada di kursi belakang dan memberikannya kepada Baekhyun.

"Minumlah sebagai penenang."

Baekhyun menerimanya, ia meminum dan setelah itu membersihkan busa kopi yang ada di bibir indahnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang Chanyeollie?" Tanya Baek yang langsung menjatuhkan kepalanya ke pundak Chanyeol.

"Lebih baik kita kembali, dan pergi menemani (Y/n)."

Baekhyun mengambil ponselnya dan menelpon (Y/n), tetapi nihil nomor yang di tuju sedang tidak dapat di hubungi.

"Aku minta tolong kau yang mengendarainya," pinta Baek dengan raut muka lemas.

Kamu sedari tadi hanya memeluk selimut di tengah dinginnya Seoul. Hingga suara mobil terdengar dari arah bawah dan itu membuatmu bersemangat.

Kamu berusaha memanggil siapa yang datang dengan suara pas-pasan. Memyebut semua nama member dan semua nama manajer.

"Aku pulang."

Suara yang dapat kamu dengar dan bisa menebaknya. Setiap ia datang kerumahmu kata-kata itu yang selalu di lontarkan.

Baekhyun.

Baekhyun memanggil namamu sedari tadi, tentu saja kamu jawab tetapi dengan suara yang pelan karena sekarang benar-benar dingin dan tubuhmu pun sangat lemas. Penghangat ruangan sedari tadi tidak dinyalakan.

Chanyeol membuka pintu kamar dan terkejut melihatmu melingkar di bawah dengan selimut yang menghangatkan tubuhmu.

"Apa yang kamu lakukan di bawah?! Dan tubuhmu sangat dingin!" Chanyeol mengangkat kepalamu dan menaruhnya di pahanya.

"Sangat dingin."

"Bagaimana tidak, penghangat ruangan kamar Baek sedang rusak."

Baek yang mendengar keributan di lantai atas langsung menuju ke sana. Dan itu membuatnya sangat terkejut mendapati kamu yang terbaring lemah.

"Apa yang terjadi padamu?!"

Chanyeol langsung mengangkat tubuhmu ala bridal style kedalam mobilnya. Kamu hanya diam tanpa berusaha. Sungguh ini sangat dingin.

"Bagaimana dengan Kai?" Tanyamu pelan.

Baekhyun terdengar menghela napas kasar ketika aku mempertanyakan hal tersebut. Kamu melirik kearahnya yang sedang mengelus lembut ujung kepalamu. "Aku tidak tau reaksi para fans bagaiaman? Tapi aku mau kamu tetap sabar, kau tau kan? Aku akan selalu ada disisi mu."

Sungguh kamu masih lambat untuk menyerap ucapan Baekhyun barusan. Hingga mobil berhenti tepat di depan pintu rumah sakit.

"Mana ponselmu?" Tanya Chanyeol.

"Untuk?"

"Berikan saja."

"Ada di drom."

***

Kamu membuka mata perlahan-lahan. Selang infus yang terpasang di pergelangan tanganmu dan juga selang pernapasan yang terdapat di kedua lubang hidungmu.

Saat menyusuri ruangan yang tidak asing ini dengan matamu, dengan bibir tersenyum kamu melihat Baekhyun yang sedang tertidur pulas di sofa. Itu sangat lucu.

Dengan sangat pelan, kamu melepaskan selang pernapasan dan menuntun pelan selang infus agar tidak lepas.

Kamu mengelus pelan rambut lembut Baekhyun. Jujur, kamu sangat merindukannya. Ya... walupun sudah berakhir.

"Aku merindukanmu.."

Hidung mungilnya yang selalu bermain di rambutmu, bibir indahnya yang selalu mengecup keningmu saat akan menjelang tidur.

Seketika pikiran yang benar-benar membuat moodmu selalu hancur, kembali menghantuimu. Pikiran dimana kamu sadar hanya sebagai fans biasa, tidak lebih. Seorang fans yang menempuh pendidikan di negara idolnya. Hhh..

Mata indahnya mulai terbuka. Tangannya yang jahil sudah langsung memelukmu sangat erat. Kamu sudah berusaha untuk memberontak, tapi nihil.

"Baek... aku sedang sakit."

Seketika mata hazelnya ingin keluar ketika mendengar perkataanmu barusan. "Astaga, aku minta maaf."

Lucu. Hanya itu.

"Mengapa kau kemari? Cepat kembali berbaring!"

"Hanya merindukanmu," lirihmu pelan.

Senyuman Baekhyun mengembang. Tangannya menangkup kedua pipimu. "Aku juga."

Pintu ruangan terketuk. Baekhyun langsung teriak dengan suara 6 oktaf dan mungkin itu lebih.

Saat terbuka, kamu dibuat sangat terkejut. Bagaimana tidak, mereka bersama dan menggengam tangan satu sama lain begitu erat. Walaupun hanya sebatas fans, hatimu benar-benar hancur.

Kamu mengerti definisi kebahagian seseorang berbeda-beda. Tapi, mungkin ini hanya shock. Kamu tanpa basa-basi langsung pergi berbaring dan mengatur semuanya seperti semula.

"Bisakah kalian meninggalkanku?"

Siapa lagi kalau bukan Kai dan... kalian pasti sudah tau bukan. Bukannya kamu tidak terima, tetapi cukup terkejut saja melihatnya. Tidak menyangka.

"Maafkan aku."

"Tidak perlu. Aku ingin beristirahat... tolong keluarlah."

***

Mianhae...
Kalau kali ini sedikit.
Soalnya sudah banyak tugas PR. Mianhae..

°EXO as your best friend°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang