Chapter 10

4.1K 332 18
                                    

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian kambuhnya Jungkook. Dan Jungkook tentu sudah siuman. Namun dari hari ke hari keadaan Jungkook terus memburuk. Taehyung bahkan selalu ingin menangis setiap melihat adiknya yang semakin sering kambuh. Namun Taehyung sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menjadi lemah di depan Jungkook.

“Hyung..pulanglah! Hyung sudah menjagaku semalaman beberapa hari ini. Hyung pasti kelelahan. Hyung juga butuh istirahat.” ujar Jungkook saat melihat wajah lelah sang kakak

Taehyung menggeleng seraya mengulas senyumnya.

“Hyung baik-baik saja. Jadi tidak perlu mengkhawatirkan hyung. Lagipula hyung ingin terus menemanimu.” ucap Taehyung seraya menggenggam tangan Jungkook

“Tapi hyung—”

“Hyung sungguh baik-baik saja.”

Jungkook pun akhirnya diam karena dia tahu semuanya akan percuma. Jungkook hanya tidak ingin kakaknya jatuh sakit karena dirinya.

“Jungkookie ?”

Jungkook yang sebelumnya hanya diam dan menundukkan kepalanya lantas mengangkat wajahnya.

“Ada apa ? Apa ada yang menganggu pikiranmu ? Atau ada yang sakit ?” tanya Taehyung sedikit khawatir

Jungkook langsung menggelengkan kepalanya tanpa menjawab apapun.

“Jungkookie..jawab dan tatap mata hyung! Hyung sedang bicara padamu.” Taehyung tanpa sadar menaikkan suaranya

Jungkook yang sedikit terkejut akhirnya mau menatap Taehyung.

“Aku tidak apa-apa hyung.” jawab Jungkook pelan seraya mengulas senyumnya

“Tapi matamu berkata sebaliknya saeng. Hyung tahu kau ingin menangis sekarang.”

Jungkook kembali bungkam mendengar ucapan Taehyung itu.

“Menangislah! Hyung berada disini bukan untuk melihatmu bersikap sok tegar. Hyung disini untuk menjadi sandaranmu Kookie.” ujar Taehyung lalu menarik Jungkook ke dalam pelukannya

Seketika itu tangis Jungkook pun akhirnya pecah. Air mata yang sudah berusaha Jungkook tahan pada akhirnya tidak mampu ia bendung. Dia hanya tidak mau terlihat lemah. Dia tahu jika kondisinya terus memburuk dan itu membuat semua orang disekitarnya sibuk mengurusi dirinya.

“Hyung..hiks..hiks..”

“Menagislah! Hyung tahu semua ini tidak mudah untukmu saeng. Tapi hyung mohon, teruslah berusaha dan bertahan. Hyung tahu kau bisa melalui semuanya.” ujar Taehyung menguatkan

“Kau tahu Jungkookie ? Konon ada dua jalan hidup. Satu jalan percaya bahwa keajaiban itu tidak ada. Jalan lainnya percaya bahwa keajaiban itu ada.” ujar Taehyung seraya mengelus punggung Jungkook untuk menenangkannya

Mendengar ucapan Taehyung itu, tangis Jungkook pun terhenti lalu dia menatap sang kakak.

“Jika hyung harus memilih salah satu dari dua jalan itu, maka hyung akan memilih jalan untuk percaya bahwa keajaiban itu ada karena hyung yakin keajaiban itu akan segera datang padamu saeng.” lanjut Taehyung seraya mengulas senyumnya

“Apa hyung benar-benar mempercayai jalan itu ? Bagaimana jika ternyata keajaiban itu tersesat dan tidak pernah datang padaku ?” tanya Jungkook

Entah kenapa Taehyung tiba-tiba merasa gemas saat melihat tatapan polos Jungkook. Dia seperti anak-anak yang sedang disuguhi sebuah dongeng oleh sang kakak.

“Tidak akan. Keajaiban itu pasti akan menghampirimu. Dia akan datang pada mereka yang selalu berusaha dan percaya padanya.” jawab Taehyung seraya mengusak surai Jungkook

Please open your eyes, Hyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang