Happy reading
***
Dion sampai di apartemen, membuka kamar mendapati Anjani tengah berbaring miring membelakangi pintu.
Dion mendekat ikut berbaring miring di belakang Anjani. Tangan kanannya ia gunakan untuk memeluk tubuh Anjani.
Sesekali Dion mencumbui area leher sampai ke tulang selangka Anjani.Anjani pun mengeliat saat merasa ada yang mengusik tidurnya.
"Enghh ...."
Mendengar desahan terganggu Anjani, Dion malah semakin gencar dengan cumbuannya.
"Eengghh ...."
"Sayang ...." Sapa Dion di sela-sela cumbuannya.
"Mas ...."
Anjani membalikan tubuhnya menghadap Dion. Tanpa basa basi Dion langsung menyambar bibir ranum Anjani.
Anjani pun tak tinggal diam, ia membuka bibirnya menyambut lidah Dion yang segera ingin menari bersama lidahnya.
Dion menjilat dan mencecap, sesekali menggigit-gigit kecil bibir yang sudah membuatnya candu.
Merasa nafas kekasihnya sudah tersengal-sengal akibat ciumannya, Dion pun meninggalkan bibir dan berpindah menyusuri leher jenjang Anjani, menjilat sesekali menggigit kecil hingga meninggalkan bekas kemerahan di sana."Eengghh ... Mas ...." Desah Anjani yang masih rapat menutup matanya.
Dion tak menjawab karena bibir dan lidahnya tengah bekerja liar di dada atas Anjani.
Kini Dion sudah berada tepat di atas Anjani. Tangan kirinya ia gunakan untuk menopang tubuh besarnya agar tidak menindih tubuh ramping kekasihnya, sedang tangan kanannya sibuk meremas gundukan padat milik Anjani."Aahh ... Mas ...." Tangan Anjani menarik leher Dion agar bisa lebih dekat dengan bibirnya. Anjani melumat bibir Dion kemudian turun ke leher.
Anjani terkesiap saat mendapati beberapa bercak merah di area leher Dion. Dengan sekuat tenaganya Anjani mendorong tubuh Dion menjauh darinya hingga tubuh Dion berhasil terlentang di ranjang.Setelah berhasil menyingkirkan Dion dari atas tubuhnya Anjani segera bangkit dari ranjang berjalan mundur dan menggelengkan kepalanya. Mata indahnya berkaca-kaca dan memandang Dion dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Sayang ... ada apa?" Tanya Dion yang heran dengan perubahan sikap kekasihnya.
Dion ikut bangkit dan berjalan menghampiri wanitanya.
Kini pipi Anjani sudah basah oleh air mata."Sayang, ada apa ... kenapa menangis, hemm?! Ngomong sama mas." Tanya Dion yang semakin mendekat.
Anjani berjalan cepat ingin meninggalkan Dion, namun belum sampai jauh Dion sudah mencekal pergelangan tangannya.
Anjani meronta mencoba melepaskan diri dari Dion."Lepas," kata Anjani.
"Tidak akan." Sahut Dion tegas sambil menyelami manik mata Anjani.
Air mata Anjani semakin berani menerobos keluar, melihat itu Dion menarik Anjani ke dalam pelukannya.
Mencium sayang puncak kepala Anjani."Katakan apa salah Mas, hemm?" bujuk Dion agar wanitanya kembali luluh.
Anjani mendongak menatap mata sayu Dion.
"Lalu aku harus bersikap seperti apa melihat ini menghiasi tubuhmu?!" Sahut Anjani lirih, kedua tangannya ia gunakan untuk mengelus bercak kemerahan yang menghiasi leher Dion.
Paham akan arti dari pembicaraan wanitanya Dion langsung terkesiap.
Tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mendekap tubuh ramping Anjani pun ia gunakan untuk mengusap lehernya.
Dion bungkam tak berani menyanggah perkataan kekasihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)
RomantizmWarning!!! Dewasa 18+ Rasita Anjani, perempuan berusia dua puluh enam tahun yang jatuh cinta pada Dion Rius Hartanto, seorang pria beristri yang berumur sepuluh tahun lebih tua darinya dan sudah memiliki dua orang putra. Selama lima tahun cintanya...