Woozi

357 24 1
                                    

Lee Jihoon. Guru vokalku yang galaknya melebihi wanita yang sedang mendapati bulanannya. Memang kelihatannya ia sangat imut, tetapi kepribadiannya sangat berbeda dari penampilannya. Sangking jengkelnya, pernah aku bolos les vokal dan pergi ke karaoke sendirian. Dan tebaklah... Saat aku sedang bernyanyi, ia masuk memakai pakaian training hitamnya dan mematikan lagu membuat ruangan karaoke itu sangat hening.


"Jam berapa sekarang?" ucapnya sembari menatap jam dinding


"Uh... Jam 4? Kayaknya" ucapku gugup


"Les jam berapa?" tanya Jihoon yang makin membuatku gugup


"Jam.... 3. Maaf.." pintaku


"Oh." singkatnya


Jihoon seketika meninggalkan ruangan. Aku sangat panik karna jika ia memberitahu orang tuaku, aku bisa mati dengan omelan mereka. Kadang aku tidak mengerti, orang tuaku adalah seorang musisi yang handal. Kenapa aku harus diajar lelaki emosian itu? Salah sedikit dimarahi. Kalau minta maaf jangan harap ia menerima permintaan maafmu, dijawab saja tidak!


Demi kelangsungan hidupku, aku berusaha mengejarnya. Untung ia tidak membawa mobilnya jadi aku tidak usah mencari taksi untuk mengikuti mobilnya.


Dengan kaki sekecil itu, ia tidak bisa pergi jauh dalam waktu sekejap. Dan benar saja. Setelah aku keluar dari gedung itu, aku mendapatinya berdiri didepan toko kecil samping tempat karaoke.


Ntah apa yang dilakukannya. Tetapi ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.


"Seonsaengnim, tolong jangan beritahu orang tuaku. Ini adalah salahku. Aku bolos karna terlalu capek dan aku tidak pernah mendapat hari libur. Aku juga butuh hiburan. Tolonglah mengerti! Biarpun kamu adalah guruku, tapi umur kita tidak terpaut jauh. Kau pasti mengerti perasaanku" jelasku


"Lalu, aku harus apa?" tanyanya


"Hmmm... Memberikanku hari libur?" pintaku


Kuharap ia benar-benar memberikanku hari libur. Tapi aku tau. jika bersamanya, aku tidak dapat mengharapkan apa yang kuinginkan.


"Kulihat kamu suka menyanyi di karaoke" singkatnya


"Iya. Karna dikaraoke aku bisa...." jawabku sebelum kata-kataku dipotong olehnya


"Cukup jawab iya atau tidak. Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan ocehanmu itu" potongnya


Setelah percakapan tadi, Jihoon berjalan kembali kedalam karaoke. Aku tidak tau harus berbuat apa selain mengikutinya. Iya memesan ruangan kecil di karaoke tersebut selama 3 jam. Tentu aku kaget. karna aku tidak menyangka seorang Lee Jihoon mengerti caranya memesan ruangan dikaraoke. Kukira ia hanya bisa bernyanyi di tempat yang mewah.


"Seonsaengnim, kalau kamu mau bernyanyi disini, aku akan pulang. Aku tidak akan mengganggumu" ucapku


"Kau suka nyanyi dikaraoke kan? Kalau begitu kita latihan disini saja. Setelah mendengar perkataanmu tadi, kamu ada benarnya juga. Umur kita tidak terpaut jauh. Hanya setahun. Jadi, jangan panggil aku seonsaengnim lagi. Itu terkesan tua. Panggil saja Jihoon" jelasnya

Selama setahun belajar dengannya, aku tidak pernah mendengar Jihoon berkata lebih dari 2 kalimat. Kecuali saat ia mengajar. Tidak mungkin ia mengajar hanya mengeluarkan 2 kalimat.

Sejak saat itu, kami menjadi lebih santai. Tidak ada hubungan guru dan murid. Hanya teman. Teman yang saling mengerti. Tidak ada perasaan lebih.







Sepertinya kurang baper._.  Hehee... Yang penting dapet diajarin vokal ama Woozi ✌ babay..👋👋

Seventeen Members ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang