2. Lelah! Mungkin✓

1.2K 64 3
                                    

Lagi lagi Reyhan memilih tinggal di kelas untuk belajar, kenapa sih dia selalu sibuk belajar. Shella terduduk di kantin sendirian tanpa pernah ia dampingi seperti pacar. Apakah dia tidak berniat menjadi pacar Shella sampai dia tidak mau berdekatan dengannya.

Ia memakan bakso dengan tak selera, Shella sudah lama berpacaran dengan Reyhan tapi, dia sama sekali tidak peduli dengannya. Apa hanya ia yang merasa Reyhan adalah pacarnya, dan dia tidak. Kenapa serumit ini berpacaran dengan pria itu, kenapa sedingin itu dirinya. Sampai membuat hatinya menjadi beku, Shella pusing. Hatinya hancur, Reyhan sama sekali tidak memperdulikannya.

“Hello to my angel!” Shella tersentak mendengar suara tak asing itu, ternyata pria menyebalkan itu, kenapa ia bisa ada disini.

“Lo sekolah disini? Wah! Jodoh dong kita!” Stif nampak tersenyum sumringah melihat Shella yang tengah duduk di kantin, Tunggu! Stif sekolah disini juga? Demi apa? Shella tidak mau berurusan dengan mahluk aneh itu.

Tanpa meminta persetujuan, pria itu duduk di depan Shella dengan senyum manisnya, Shella membuang muka sebal, lucu saja tentunya karena ia bertemu dengan pria menyebalkan itu untuk kedua kalinya.

“hmm, Ada waktu? Gue mau ngajak Lo nongrong!” Shella berdecak, Dia tidak tahu jika dirinya ini sudah punya pacar, ternyata semua pria sama saja, Shella jadi malas.

“Gue mau jalan sama pacar gue!”Ujar Shella dengan diakhiri decakan kesalnya, Stif hanya tersenyum tidak merasa bersalah.

“Kirain jomblo!”

***

Shella selesai melewati pelajaran terakhir dengan kusut, Matanya sudah berair menahan kantuk karena pelajaran terakhir adalah kimia, Pelajaran paling ia benci dan bahkan ia tidak tahu isinya apa.

“Hay Rey, kamu ada waktu? Kita bisa mampir gitu. Makan-makan, jarang banget kita jalan bareng Rey!” Reyhan yang habis belajar membereskan peralatan tulisnya, dia menatap Shella sejenak lalu beranjak. Shella mengikuti pria itu keluar kelas juga.

“Rey! Kamu gak mau nonton atau makan gitu?" Tanyanya mencoba mengajak Reyhan berbicara, nihil. Bahkan dia tidak mendengar apa yang Shella ucapkan padanya, ia berjalan terus sampai ke parkiran.

“Ya udah kalau misal kamu gak mau, lain kali aja” Ujar Shell mengalah, Reyhan berhenti lalu berbalik ke arah Shella memandangan perempuan itu tanpa ekspresi.

“Mulai besok, gue gak bisa jemput Lo lagi. Gue harus ngurus beberapa keperluan untuk olimpiade terakhir gue, jadi gue gak mau terganggu, Lo juga tahu kalau jam istirahat gue gak bisa ke kantin, jadi gue minta tolong jangan ngajak gue lagi, Gue gak suka keganggu. Lagian, Geisha juga akan belajar sama gue pas istirahat dan gue mohon Lo ngerti.” itu adalah kalimat paling panjang yang Shella dengar dari mulut Reyhan, bahkan selama mereka pacaran dia belum pernah berbicara sepanjang itu sama sekali. Namun, ucapannya menusuk Shella sangat dalam membuatnya terdiam.

“Bisa Lo pulang sendiri, soalnya gue mau nungguin Geisha buat belajar bareng!” Rasanya Shella ingin menangis, seakan dia tidak peduli tentang perasaannya, Shella sendiri pacarnya.

Kenapa seolah Shella yang merasa menderita bersama Reyhan, seharunya mereka tidak bersama, Reyhan sama sekali tidak mencintainya, Bahkan dia jarang tersenyum ketika bersamanya. Kenapa? Shella menunduk lalu bersuara“ Aku izinin”

Dear Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang