Paradox | Kevin Sanjaya

1

Decitan sepatu memenuhi suara stadium yang hening, tak lupa suara dukungan dari para penggemar. Smash-an kuat dari seorang tangan petir mengalihkan tatapan mata dunia. Gerakan elegan sudah menjadi ciri khas-nya. Berhasil menginjak podium bertuliskan angka satu. Medali emas terkalungkan dileher kosong dua orang kebanggaan tanah air.

"hey, congratulations!" ucap lawan sekawannya, Li Jun Hui dan Liu Yu Chen. Kevin menunjukkan wajah meremehkannya.

"thanks. but next match we'll win again," Jun Hui tertawa pelan mendengar Gideon. Mereka memang pasangan sengit.

Pasangan China berbalik badan meninggalkan Kevin-Gideon dan diiringi teriakan kalimat terakhir dari Yuchen, "see you next match, rival!"

Kevin merogoh kantong celananya mengambil kacamata dan memakainya. Kembalilah Kevin Sanjaya yang sebenarnya. Keringat dingin meruak ditubuh Kevin yang gemetar.

"Koh, tadi siapa yang main?" Kevin menelan ludahnya berat.

Gideon mengangkat alisnya sebelah. "Reon yang main,"

Kevin membuang nafas lega. Matanya berkunang-kunang lelah akan dirinya yang silih berganti.

"gua tidur dulu ya, kepala gua pusing banget."

"rest well,"

Skip.

Denisa mengemut lolipopnya yang sembari membaca buku. Dia berdendang ria seiring dentuman musik ditelinganya bermain.

Line!

Melihat sebuah notifikasi yang masuk, Jarinya bergerak membuka chatroom. "Yess!" Denisa berteriak senang melihat kabar yang masuk,

Kevin: kita menang Nis.

Denisa: syukurlah. Selamat ya! Aku spot jantung kalo ngedenger kakak Kalah

Kembali membaca buku novelnya. By the way, Denisa juga seorang atlet pelatnas.

👓👓👓

"gua bener-bener pengen ngeliat permainan Kevin yang sebenernya. Cara tengilnya dia main. Gua kangen hal itu. Seluruh fans malahan," gumam Fajar ke Rian yang masih fokus ke handphone-nya.

Rian mematikan handphone-nya lalu berbaring di sofa panjang. "yang tadi main ternyata Reon."

"untung aja Reon yg dateng. Kalo Cleo? Itu si Li Jun Hui sama Liu Yu Chen skor mereka bakalan ga lebih dari 5 dalam dua set."

Rian mengerutkan keningnya dan menggigit epitel-nya. "gua ngerasa ga ada beda sih,"

"gue lebih suka Reon." tambahnya.