#JE Bagian 37

1.1K 42 21
                                    

Sabtu, 7 Juli 2012

Himpunan embun yang membasahi tumbuhan dengan lembutnya..

Desir angin yang tak hentinya memberikan kesejukan dipagi hari, matahari yang mulai memancarkan sinarnya yang masih tertutup dengan awan putih.

Suara cuitan burung yang mengiringi dan saling bersautan menari nari diawan dan mengelilingi pepohonan seolah tak ingin melewatkan kesejukan yang diberikan matahari.

Diki mulai membuka matanya perlahan dari selimut yang memeluknya dengan hangat. Mengusap matanya agar menatap lebih jelas, membuka jendela kamarnya agar udara sejuk ikut mengharumkan kamarnya.

*kriiiing *kriiingggg

Ponsel Diki berbunyi keras dari meja belajarnya

"hallo" ucapnya malas

"Diiik lo dimana? Lo disuruh main kerumah nih sama nyokap" ucap wanita di balik ponsel Diki. Dia adalah Dian. Sepupu Diki

"ada apa yan?" tanya Diki

"gapapa. Kemarin gua bilang sama nyokap kalo gua abis ketemuan sama lo, terus nyokap suruh lo main hari ini. Mau ya mau yaa" rayu Dian

"gue baru banget bangun" Diki duduk dikasurnya

"ya gapapa. Gue tunggu dirumah pokonya. Bhaaay" Dian mematikan ponselnya

Diki mulai mengambil handuk yang tergantung pada balik pintu kamarnya dan mulai memasuki toilet dalam kamarnya untuk segera mandi.

***

Erlin mulai mengeluarkan sepeda fixie nya dari garasi. Dengan mengenakan kaos oblong berwarna merah maroon dan celana short jeans ia mengayuh sepedanya mengelilingi komplek.

Telinga yang tersumpal earphone dan handuk yang mengalungi lehernya layaknya olahragawati yang tengah berlomba.

Erlin menyapa setiap penghuni komplek yang ia kenal.

Seorang pria tinggi yang membawa anjing nya berlari, nenek dan kakek yang tengah berjalan sehat dengan baju olahraga yang dikenakan. Para asisten rumah tangga yang menggerumun pada tukang sayur pangkalan dikomplek meramaikan suasana di sabtu pagi.

Perlahan Erlin menghentikan kayuhan sepedanya dan mulai beristirahat.

Erlin menjatuhkan sepedanya dan duduk dibatu besar yang ada dihadapannya, meluruskan kaki yang mulai kram.

Mengipas ngipas lehernya dengan kedua tangannya, melihat sekeliling rumah yang ada dihadapannya.

Tenggorokan yang mulai kering Erlin lupa membawa air minum di sepedanya.

Erlin kembali mengamati sekelilingnya untuk mencari warung terdekat untuk membeli minum. Namun tak ia temukan.

Erlin mulai menuntun pelan sepeda nya dan melanjutkan perjalanan.

Mengusap keningnya dengan handuk yang ia kenakan dileher,

*bruuug

Sebuah mobil keluar dari gerbang salah satu rumah dan menjatuhkan Erlin yang tengah lewat

"awww" teriak Erlin

Mobil itupun langsung menghentikan gasnya dan segera melihat keadaan dibalik mobilnya

"maaf mba gapapa?" tanya pria jangkung mengulurkan tangannya

"duuuh mas emang ga liat liat spion??" keluh Erlin berusaha berdiri

"Erlin?" ucap pria itu, yang membuat Erlin pun langsung menoleh ke arahnya

"loh Diki, ini rumah lo?" Erin membersikan diri bajunya yang terkena aspal

Just ErlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang