BERANJAK DEWASA .
15 TAHUN KEMUDIAN .
Pertemuan yang tidak sengaja di taman bermain beberapa tahun silam , membuat dua bocah yang kini beranjak dewasa semakin dekat dan akrab . Dan bahkan karena perbedaan usia mereka , mereka sudah menganggap bahwa mereka adalah Abang dan Adik . Bintang yang lebih tua 5 tahun sudah menganggap Bulan yang lebih muda sebagai adiknya , begitu pula sebaliknya . Tempat bermain juga sampai saat ini masih dijadikan sebagai tempat favorit mereka . Tak jarang mereka habiskan hari libur mereka dengan sekedar duduk santai sambil memandang anak - anak kecil yang bermain disekitar taman bermain .
BINTANG yang saat bertemu dengan BULAN baru berusia 11 tahun , kini sudah tumbuh menjadi sosok lelaki yang dewasa dan mapan . Setahun belakangan ini dia juga sudah diberi kepercayaan oleh Ayahnya untuk memimpin salah satu perusahaan keluarganya . Maklum dia adalah anak lelaki satu - satunya dikeluarga Adiyaksa . Seluruh saudaranya adalah perempuan . Bintang adalah anak terakhir dari 3 bersaudara . Kakak perempuannya bernama Melati kini sudah menikah dan memilih menetap dengan suaminya yang seorang Dokter di Semarang , dan sudah dikaruniai satu anak perempuan . Sedangkan Kakak keduanya bernama Mawar juga sudah menikah dan walau pun masih tetap di Jakarta , Kakak keduanya ini tinggal terpisah . Beda dengan kak Melati yang sudah punya satu anak , Kak Mawar belum dikaruniai momongan karena nikahnya juga baru beberapa bulan yang lalu . Dan kembali ke soal Bintang yang saat ini sudah berusia 26 tahun dia belum menikah , tapi sudah mempunyai tambatan hati yang beberapa tahun belakangan ini menemaninya , mengisi kekosongan jiwanya dan menjadi belahan hatinya . Sosok penting dalam hidupnya setelah Ayah , Bunda serta kedua kakaknya . Dan jangan lupa setelah Bulan juga tentunya .
Lain Bintang lain juga Bulan . Sedari kecil dia memang tomboy sampai sekarang pun tumbuh dewasa menjadi gadis tomboy . Mungkin faktor lingkungan kali yang mempengaruhinya , secara dia hanya dibesarkan oleh Ayah dan mempunyai satu kakak laki - laki yang bernama Langit . Ibu Bulan sudah meninggal beberapa jam setelah melahirkannya , jadi harap dimaklumi saja . Berbeda dengan Bintang yang sudah bekerja , Bulan masih duduk dibangku kuliah tapi sambil kerja . Kerja dibengkel motor dan mobil milik kakaknya , Langit . Sang Ayah sendiri yang dulunya seorang pegawai pemerintahan kini sudah pensiun , beda dengan keluarga Bintang yang kaya sangat kaya malah . Karena Ayah Bintang adalah salah satu pebisnis yang namanya patut untuk diperhitungkan , beda dengan keluarga Bulan yang memang bukan orang berada dalam hal materi .
****
" Bulbul .. "
Bulan yang saat ini tengah mengotak - atik mesin motor langsung saja menoleh ke sumber suara yang memang tak asing lagi ditelinganya . Walau tanpa melihat orangnya langsung , Bulan bisa menebak siapakah gerangan orang yang memanggilnya itu . Hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan panggilan Bulbul , siapa lagi kalau bukan Bintang . Sahabat sekaligus seorang abang baginya . Bulan bangun dari duduknya dengan bibir manyun .
" Cielah ... Bulbul mayah , " goda Bintang sambil menjawil hidung Bulan yang mancung .
" habisnya Kak Aang ngeselin . Pakai acara panggil Bulbul lagi , aku kan udah gede . Dewasa malah , malu tau kalau didengar sama yang lain , " kata Bulan sambil mengelap tangannya yang belepotan karena oli .
" kan panggilan sayang dari Kakak ke adiknya , "
" woi Sob , Bulan itu adikku , " seru suara dibarengi dengan tepukan membuat Bintang menoleh .
" ye .. adik aku juga donk Angit , " Langit yang tak lain adalah Abang Bulan hanya tersenyum .
" biar adil ... si tomboy Bulan ini adik kita berdua , "
" setuju , "
" ini dua orang main setuju - setuju aja , tanyain dulu kek akunya . Mau gak punya Abang seperti kalian , " Langit dan Bintang saling pandang yang sejurus kemudian terdengar gelak tawa , " ketawa lagi , " kesal Bulan sambil melempar lap bekas oli ke muka dua orang yang tengah ketawa .
" BULAN !!!!!! " teriak Langin dan Bintang bersamaan , sedangkan sang pelaku kejahilan yang tak lain adalah Bulan sudah lari menghindar terlebih dulu .
******
" tumben jam segini keluyuran , gak sibuk Kak ? " tanya Bulan ke Bintang sambil menikmati mie ayam langganannya yang ada di dekat bengkel .
Bintang terlihat menelan makanan yang ada didalam mulutnya dan bernafas sejenak , " gak sibuk sich gak ..
" lah ... terus kenapa keluyuran ke bengkel kak ? emang gak dimarahi Om Ayah ? " Bulan memanggil Ayah Bintang dengan sebutan Om Ayah , karena kalau hanya memanggil Ayah saja akan menoleh semua kalau beliau sedang bersama .
" ini anak kebiasaan banget , kalau ada orang mau ngomong itu dengerin .. jangan main serobot aja , kayak metromini kejar setoran aja , "
" iya ... iya , ya udah Kak Aang lanjutin . Aku diem dan dengerin , " Bulan berkata seperti itu sambil meletakan mangkuk yang sudah kosong , " Bang .. satu lagi , "
Bintang melotot tak percaya , " buset ... nambah ? "
" he .. he .. lapar , "
" ini Mbak , "
" Makasih Bang , " tanpa babibu Bulan langsung menyantap mangkuk keduanya dan tentunya sambil mendengarkan cerita dari Bintang .