Pertualangan

3 0 0
                                    

Sinar cahaya matahari yang menyinsing menunjukkan jam 12.30 wib, dimana kami harus mempersiapkan peralatan dan bekal untuk melangkah kan kaki untuk mendaki gunung yang hampir menjulang langit.

"Apa semua nya sudah siap ? " ujar maulidin (pamanku)

"Sudah" Kami pun menjawab

Akhirnya perjalananku yang aku tunggu selama beberapa tahun terwujud, selama 3 tahun aku menunggu untuk melakukan perjalanan ini. 

Setelah perjalanan hampir 1 jam dengan kereta roda 2, tiba lah kami di pangkalan bungki  (dalam bahasa Kluet) perahu (dalam bahasa Indonesia).

Dengan jantung yang berdetak kencang dan dalam hati ini mengucapkan "Bismillah"  kami bertujuh akhirnya menaiki perahu, "Subhanallah" pemandangan yang indah ya Allah dalam hati ini bersyukur masih di beri kesehatan dan melihat pemandangan alam yang luar biasa, alam yang masih terjaga kehijauan nya, pohon-pohon yang masih terlindungi.

"As , kenapa kamu benggong"? ujar abg sepupu ku

" ngak bg, aku ngak benggong, tapi aku lagi menikmati indah nya pemandangan ini"

" hahahaha, nikmatilah! Tapi, hati-hati ya, jangan sampek jatuh nanti"

"kalau jatuh bahaya lo, apalagi kamun kan ngak bisa berenang" ujar ahmad 

"hehehehehehe, iya mad"

Satu jam telah berlalu, akhinya kami sampai di kaki gunung yang hendak kami daki, perasaan yang makin mengebu seakan membakar jantung karena perjalanan kami akan di mulai.

"gimana as? siap?" ujar paman ku

"siap paman"

"ok, ayo kita gerak"

"Bismillahirrohaman nirrahimm" Kami mengucapkannya serentak. 

Dengan ekpresi senang di wajah, langkah kaki pertama pun di ayunkan, tanjakan demi tanjakan kami lalui, dengan modal niat dan satu alas kaki yaitu sepatu gambir (bahasa Kkuet).

"tunggu bg!" ujar ku kepada salah satu abg sepupuku

Kakiku yang awalnya kuat tiba-tiba merasa letih dan lemah bagaikan di timpa dengan batu yang besar. jantung yang berdetak kencang akibat adrenalin yang terpacu.

" apa aku masih sanggup? " ujar ku dalam hati.

Padahal perjalanan ini belom hampir setengah dari puncak, "ah masa bodoh, ayo as gerakan kakimu jangan lemah, harus kuat" tiba kata-kata itu keluar dari mulutku. 

Semangat ku kembali, dan kami pun melanjutkan perjalanan kami, tiba-tiba di pertengahan perjalanan hal yang kami takutkan terjadi.

"dooooor dooor " suara gemuruh dari petir, di iringi dengan berjatuhannya air dari langit, lantai yang kami pijak basah dan sangat licin. kami pun memilih untuk berhenti dan menunggu langit kembali cerah.

Dua jam penantian air yang turun dari langit berhenti akhirnya membuahkan hasil, kami pun memustukan untuk melanjutkan lagi. " greeeeees" suara dari tas ranselku, tanpa aku sadari aku terpeleset akibat pijakan ku yang sudah melemah.

" woy woy , si as jatuh. toloooong toloooong " ujar si amad yang di belakangku

Semua langkah kaki terhenti saat mendengar jeritan dari si amad, dan mereka berbondong-berbondong untuk membantu ku yang sudah terbaring di selimuti lumpur yang pekat. 

" as as as, bangun as" ujar paman ku

Kesadaranku hampir tertelan oleh gelapnya pandangan ku, suara-suara teriakan terasa kecil di telinganku , " dimana aku? apakah sudah sampai? kenapa tempat ini terlalu gelap? dimana semua nya ? " pertanyaan demi pertanyaan timbul dari hati ini.

"ambil air cepat" pamanku

Tenggorokan ku terasa dingin dan gelap yang menghampiriku tiba-tiba menghilang , mata ku yang awanya terpejam ku buka pelan-pelan. Pemandangan yang aneh di saat aku membuka mata, tatapan dan ekpresi sedih yang ku lihat dari semua orang di sekelilingku.

"alhamdulillah " kata-kata itu keluar dari orang-orang sekelilingku

" bagaimana keadaanmu as" ujar paman ku yang sangat khawatir akan keadaanku

" alhamdulillah udah ngak terlalu pusing lagi paman"

Terang nya cahaya matahari mulai tertelan gelap nya malam, kami pun memustuskan untuk mendirikan tenda dan berteduh untuk istirahat dan menikmati bekal yang sudah kami persiapkan.

Angin malam yang sangat menusuk tulang, selimut yang tebal belum mampu menghangati tubuh kami, suara-suara hewan yang berisik menghiasi suasana yang sepi, waktu pun berlalu akhirnya matahari kembali menunjukan sinar cerahnya.

" bangun - bangun , " ujar andi

" ayo kita siap-siap" ujar pamanku

"jangan ada barang yang tinggal ya " ujar andi

" iya " 

Kami pun bergegas dan memulai perjalanan, badanku kembali segar walaupun masih tersisa rasa nyeri. 

Perjalanan demi perjalanan, rintangan demi rintangan yang telah kami lewati, akhir nya setelah 3 jam perjalanan kaki yang kami lewati, kami pun berada di puncak gunung yang hampir menjulang langit. 

Rasa lelah, bebandan susah yang telah lama berada di dalam diri, akhirnya lepas, semuanya terbayar dengan indahnya pemandangan dari atas puncak gunung, awan-awan yang biasa nya berada di atas dan jauh dari pandanganku. akhirnya sekarang sangat dekat.

Kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda dan tinggal beberapa hari di puncak gunung.

Impianku akhirnya terlunaskan walaupun tertimpa masalah aku merasa bahagia dan senang, karna aku bisa merasakan dan melihat indahnya pemandangan yang sangat menakjubkan,

Terimakasih ya Allah telah memberiku kesempatan dan menciptakan dunia ini.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Adventure MountainsWhere stories live. Discover now