Part 2

1K 125 17
                                    

Enjoy^^

Beberapa orang mengalihkan sejenak perhatiannya ke sesosok wanita yang tampak kerepotan dengan dirinya sendiri. Wanita itu terlihat tengah mengaduk-aduk isi tasnya mencari sesuatu dengan kepalanya yang tengah menjepit ponsel pintarnya dengan pundak miliknya.

"Ah, akhirnya ku menemukannya." bisik lega wanita itu ketika menemukan dompet yang ia cari. Wanita itu mengambil sebuah kartu dari slot dompetnya.

"Iya-iya. Maafkan aku eomma. Jadwalku beberapa waktu lalu sampai beberapa minggu ke depan sangat padat..." Wanita itu terus berbicara kepada ibunya melalui sambungan telepon. Langkahnya berhenti sejenak guna menempelkan kartu pada sebuah mesin untuk masuk ke dalam stasiun.

"Kondisi perusahaan tempatku bekerja tengah kacau sehingga banyak karyawan yang tidak diperbolehkan cuti untuk saat-saat ini. Ku harap eomma bisa mengerti." Wanita itu melanjutkan ucapannya. Ia mencoba memberi penjelasan kepada ibunya yang tengah merajuk dengan memberi petuah yang sangat panjang karena anak tunggal kesayangannya tidak menepati janjinya untuk pulang ke rumahnya yang berada di Jeju.

"Dua minggu lagi akan ku usahakan untuk ke sana, eomma." wanita itu terus berjalan terburu-buru tanpa memperhatikan sekelilingnya.

"Nona!"

"Nona tunggu!" Wanita itu menoleh mengedarkan pandangannya mencari tahu sumber suara yang tengah memanggil seseorang dengan suara terdengar cukup keras dari jauh. Seseorang yang berteriak itu tengah menuju ke arahnya dengan melewati orang-orang yang melintas di dekatnya. Wanita itu tidak dapat melihat sosok itu dengan jelas karena padatnya pengunjung stasiun yang berlalu lalang.

"Nona, ini.." Seseorang itu memberikan sebuah barang kepada Seohyun. "Buku Anda terjatuh." lanjutnya tanpa menatap wanita itu. Di tempatnya berdiri, wanita itu terkejut setelah menyadari sosok yang berdiri dihadapannya ini.

"Y-Yong.. Hwa?" lirih wanita itu yang dapat di dengar oleh Yonghwa. Sayup-sayup ia mendengar suara ibunya dari ponsel yang masih menempel di telinganya.

"Seohyun-ie.." Seohyun menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Pria bernama Yonghwa juga terkejut saat menyadari wanita yang menyebut namanya. Seohyun membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat dari Yonghwa.

"Seohyun, gwenchana? Apa yang terjadi?"

"Eomma, nanti aku akan menghubungi eomma kembali." Seohyun memutuskan sepihak sambungan teleponnya dengan sang ibu yang masih aktif. Ia semakin mempercepat langkah kakinya demi menghindari pria itu.

Yonghwa terus memanggil-manggil Seohyun. Ia tidak peduli pada orang-orang yang terganggu karena perbuatannya. Ia berusaha mengejar langkah Seohyun. Dirinya tidak ingin kehilangan jejak Seohyun lagi.

"Seohyun..."

"Berhenti!" Sebelah lengan Seohyun dicekal oleh pria itu. Dengan refleks Seohyun menarik tangannya dari cekalan pria itu.

"Jangan sentuh aku!" Wanita itu menatap Yonghwa dengan tatapan tajamnya.

"Hyun-ie.."

"Ada apa? Kurasa kita tidak mempunyai urusan lagi Tuan Jung." 

"Kumohon jangan seperti ini. Urusan kita belum selesai. Aku harus menjelaskannya kep-" belum menyelesaikan kalimatnya, ucapan Yonghwa terputus oleh ucapan Seohyun.

"Kau mengatakan belum selesai? Bagiku urusan kita telah SELESAI saat kau memutuskan kabur sebelum acara pernikahan kita, Yonghwa-ssi!" Seohyun mengatakan itu dengan kalimat penuh penekanan. Emosinya telah mencapai ubun-ubun saat melihat pria itu. Sekuat tenaga ia berusaha menahan emosinya yang akan meledak kapan saja.

"Aku mempunyai alasan, Seohyun."

"Ckck alasan?" Seohyun berkata mencibir pria itu. Ia tertawa sumbang mendengar ucapan pria itu.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang