Prolog

2.6K 106 3
                                    

Semua ini berawal dari...

Bulan Januari

"Hah!? Dia post foto cewek lain!?" teriak Putri lalu sedetik kemudian dia membanting ponselnya ke kasur.

Dia tidak segila itu untuk membanting ponselnya sungguhan. Dia membuka mulutnya tidak percaya, melihat cowok yang selama ini dekat dengannya ternyata malah sudah punya cewek lain.

"Haakhh!! Dasar, bodoamat!"
.
.
.
Bulan Juni

Putri senyum-senyum sendiri di kamarnya dengan hati berdebar sambil menunggu balasan pesan dari cowok idamannya.

Katanya sih cowok yang ada di dalam ponselnya itu sedang ingin menanyakan sesuatu, semoga saja tidak seperti keempat cowoknya kemarin yang belum sempat jadi pacar tapi sudah jadi mantan.

"Hihhh! Dia mau nanya apasih, jadi deg-degan," gumamnya sambil tersenyum gila.

Ting!

Putri langsung meraih ponselnya yang tadinya ditaruh di dekat kakinya.

Cowok ke-5
Put, sebenernya lo itu lagi deket sama siapa sih?

Putri membacanya tidak paham lagi. Mulutnya membuka kriting dengan alis merengut.

"Hah?! Jadi empat bulan ini, gue sama lo ngapain bego!!??"

Cowok ke-5
Put, sebenernya lo itu lagi deket sama siapa sih?

Putri
Gobl*k lo

.
.
.
.
.
Bulan oktober

Putri sudah mengincar satu cowok di organisasi ekskulnya sejak sebulan setelah kejadian terakhir waktu itu. Dia selalu menceritakan cowok ke-6 ini ke sahabatnya.

Sudah lelah menjomblo sejak lahir, dia jadi tidak peduli cowok yang akan dia suka siapa.

Si cowok jago main gitar, bernama Nizan yang selalu bersikap hangat dan sangat menyenangkan padanya belakangan ini.

Walau samar, tapi seharusnya sahabatnya itu peka dengan curhatannya setiap hari. Kali ini dia sedang menunggu sahabatnya itu kembali dari kantin untuk beli minum.

Katanya sih dia akan bercerita hal yang menyenangkan.

"Wei! Lama lo, ayo cepet, gue kepo nih!" ujar Putri saat melihat sahabatnya yang hendak mendekati mejanya. Kebetulan mereka sebangku.

"Eh iya jadi gini Put," kata sahabatnya setengah-setengah sambil menyeruput minumnya.

Putri menarik minuman itu. "Cerita dulu napa, set dah."

"Hehe, iya..lo tau si Nizan 'kan?" katanya senyam-senyum.

Putri sudah firasat tidak enak. "Iya, terus?" tanyanya ragu.

Sahabatnya itu menaruh minumannya dan tersenyum lebar padanya. "Gue jadian sama dia! Ih hehe jangan bilang siapa-siapa ya."

Rasanya seperti dada kau berdarah tertusuk kata-kata barusan.

Putri menggebrak meja melampiaskan kekesalannya sampai bibirnya menipis, matanya menyipit, dan menatap kosong.

"Eh lo ngapa Put?" kata mantan sahabatnya itu.

MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang