1. No Manners

16 3 0
                                    

-Part 1. No manners-

Pagi hari. Disaat orang sibuk memulai rutinitas, Aksa pun akan memulai kegiatan sekolahnya. Saat ini dia baru menginjak pendidikan SMA. Tapi sebelum pergi ke sekolah, Aksa mengawali harinya dengan sarapan. Tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan seperti kebanyakan orang pada umumnya, hanya dengan diam saja pun semua makanan di meja sudah tersedia. Pilihannya pun beragam. Ada sanwich, roti panggang berbagai macam isi, kentang, telur mata sapi yang di hias hingga terlihat sangat lezat, dan ada juga minuman seperti susu dan sereal. Aksa memilih sarapan dengan sanwich dan segelas susu. Sembari makan, dia membuka handphonenya. Aksa membuka Instagram. Dan melihat jokes meme yang lucu. Dia pun tertawa.

"Makan jangan sambil main HP." Protes ayah Aksa.

"Iya pa, iya."

Kemudian hening. Dan melanjutkan sarapan.

Meja makannya sangat luas. Begitu juga dengan rumah yang Aksa dan ayahnya tinggali. Rumah bertingkat tiga dengan segala kelengkapan fasilitas tersedia disini. Walaupun luas, tetapi rumah ini penghuninya tak banyak. Hanya ada Aksa, ayah Aksa, dan keenam pembantu tetap rumah tangganya. Pa joko (supir), Bi Neli & bi Nila (bagian dapur), Ojan (tukang kebun dan terkadang merangkap supir), Sukinah & Parjo (bagian bersih-bersih). Sewaktu ada acara di rumah pasti pembantunya bertambah. Tapi tidak semuanya tetap dan menginap di rumah yang luas bak istana itu.

"Papa pergi ke kantor dulu, kamu nanti di anterin Ojan aja ya, Papa sekarang yang di anter pak Joko." Setelah selesai makan, Ayah Aksa pun pergi mendahului Aksa.

"Oke pa. Tiati di jalan."

Aksa melanjutkan makanan yang satu sampai dua suap lagi akan habis. Dia bergumam,

"Selalu aja gini. Ga makan pagi, ga makan siang, ga makan sore, ga makan malem. TERUS AJA JADI FOREVER ALONE GUE!"

Semenjak ditinggalkan oleh ibunya sewaktu umur 12 tahun, Aksa hanya hidup berdua dengan ayahnya. Ibunya meninggal karena penyakit kanker yang semakin menggerogoti kesehatannya. Aksa sudah pasti kesepian kalau tidak sedang berkumpul dengan teman-temannya.

"Jann! Ojan! Anterin gue sekolah dong!" Teriak aksa. Sembari membawa tas, Aksa menunggu Ojan di halaman luar rumah.

"Lama amat lu jan. Cuman siapin mobil doang juga. Gimana sih." Protes Aksa.

"Ya den maaf. Ini mobilnya sudah siap. Hayuk den. Saya antar ke sekolah." Balas Ojan.

Di depan ayahnya, Aksa selalu sopan. Berbeda dengan ketika ayahnya tidak ada di hadapannya. Dia jadi sok berkuasa, sombong, dan egois. Aksa menjadi salah satu anak yang lumayan populer di sekolahnya. Ketampanan dan kekayaannya tidak diragukan lagi oleh semua murid di sekolah.

Di sekolah

"Aksaaaa si gantenggg datang!!!" teriak cewek 1.
"Ih setiap pagi liat si Aksa jadi seger ya gaes" ucap cewek 2.
"Ga bosen aku liat si Aksa tiap hari unchh"
Kata cewek 3.

Begitulah suasana pagi di sekolah. Setiap Aksa lewat, banyak perempuan yang matanya langsung auto fokus sama Aksa. Mereka heboh sendiri. Padahal Aksa tidak merespon mereka semua tapi tetap saja kepopulerannya itu tetap melekat pada dirinya.

Di kantin sekolah..

"Woy Remi, Joni! Buruan kita ke kantin, gue yang traktir." Ucap Aksa.
"Siap bosku!"
"Baik banget ya bosku ini." Timpal Remi

Ketinganya berjalan ber-iringan. Dan Aksa jadi yang posisinya paling kanan.

BRUK!

Terdengar suara orang jatuh. Yang jatuh itu murid laki-laki yang hendak bergegas berjalan berlawanan arah dengan Aksa yang akan menuju kantin. Sebaliknya, murid itu dari kantin akan menuju kelas. Saat jatuh, murid laki-laku itu sedang membawa bekal nasi yang ia beli dari kantin. Sialnya, makanan itu jatuh juga mengenai sepatu Aksa.

"Heh, culun. Lu punya kaki tapi kagak bener banget makenya."

"Maaf kak. Saya ga sengaja. Maaf ya kak." Murid laki-laki itu langsung bangun dan mebereskan bekal yang berhamburan.

Aksa kesal. Karena sepatunya terkena noda nasi. Dia bergegas melempar sepatunya ke arah lantai hampir mengenai murid itu.

"Cuci tuh sepatu mahal gue!. Remi, bawain sepatu ganti gue di loker cepetan!"

"Oke bos,beres. Nanti ketemu di kantin ye."

"Buruan!!"

Lalu Aksa dan remi pergi ke kantin. Dengan cueknya aksa melepas sepatu yang satunya dan melemparkan sepatunya lagi ke arah murid laki-laki yang menabraknya.

"Gausah dicuci. Pake buat pengganti lauk elu yang tadi jatuh. Haha."

Dengan perasaan sombong Aksa pergi ke kantin dengan Remi. Murid itu hanya bisa bengong, dan tak habis pikir. Kemudian keluarlah umpatan kasarnya.

"Kelakuan anjing gue di di rumah lebih sopan daripada kelakuan elu. Semoga elu nanti sadar sebelum nyawa lu diambil Tuhan."

————————
-Bersambung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Days Without MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang