"Daddy.." suara mezo sopran itu mengagetkan keduanya.Boruto yang mendengar itu langsung menoleh menatap pria yang sudah ia duga pria brengsek itu, tapi sepertinya respon yang di berikan Himawari sangatlah berbeda dari nya. Bocah itu baru saja memeluk pria bersurai kuning itu dan berkata bahwa ia merindukan daddy.
"Boru-nii, daddy pulang." Teriaknya girang. Rahang Boruto mengeras, ia membuang muka nya dan pergi meninggalkan orang-orang itu di depan pintu.
Melihat wajah sedih putrinya membuat Naruto dengan cepat mengelus surai Himawari, ia tersenyum dan sesekali menyuil pipi chabby putri kecil nya itu dengan senang.
"Tidak apa hm.. " ucapnya menyakinkan, Himawari hanya mengangguk lesu. Ia pun membiarkan Naruto dan kedua teman nya itu untuk masuk.
.
.
.
"Apa ini sudah cukup?" Tanya Hinata menatap Sakura yang sangat teliti menghitung kelengkeng yang tadi jatuh ke lantai.
"Ya ya, kau hampir saja menghilangkannya." Jawab Sakura malas, untung saja kelengkeng itu masih tersisa, kalau tidak? Bisa-bisa anaknya nanti ileran karena tidak bisa makan yang diinginkan nya. Uh
Melihat Sakura makan dengan lahab rasanya begitu menyenangkan, seulas senyum mengembang di wajah Hinata saat tanpa sengaja ia mengingat suatu memory yang sama dengan yang dirasakan Sakura.
Hinata pernah mengidam saat ia hamil 5 atau sekitar 6 bulan, saat itu sang suami pulang membawakannya buah-buahan yang sangat banyak. Hinata bahkan tidak bisa menghabiskan nya dan hanya memakan 5 apel dan beberapa buahan lainnya.
Dulu rasanya sangat bahagia, tapi sepertinya kebahagiaan itu hanyalah omong kosong. Dan ia sangat tidak menyangka, alasan suami nya tak pulang hanya karena sosok gadis cantik seperti Sakura. Mungkin jika Sakura bukan bagian dari hidupnya, Hinata bersumpah akan mencabik-cabik gadis itu dan membawa nya pada pihak hukum.
Semua ini demi anak-anaknya, ia tidak mau kedua anak nya itu menganggap buruk sang ayah yang dulu sangat menantikan mereka. Ia kasihan pada Naruto, mengingat begitu keras hati sang putra membuat Hinata tak yakin Boruto akan memaafkan daddy nya itu kalau ia tahu yang sebenarnya.
Tapi bukankah lambat laun semua akan terjadi?
"Hei, Hinata-nee kau melamun?" Tegur Sakura sambil menyikut Hinata dengan punggung tangannya.
Hinata yang tersadar menggeleng cepat, ia bangkit dari lantai dan berdiri untuk mengambilkan Sakura minum di disponsori. "Airnya jangan terlalu panas!" Perintah nya. Hinata yang mendengar itu memutarkan bola mata nya malas, ia tersenyum.
"Baik nyonya Uzumaki."
-00-
Yui baru saja kembali dari pasar, wanita itu masuk dan di sambut dengan tangisan Ryuuki di ruangan khusus bayi. Ia meletakkan belanjaan nya dan tak melihat seorang pun di sekitar sini, kemana pergi nya anak-anak?
"Hinata.." panggil Yui yang kini sedang menggendong Ryuuki, namun ia tidak melihat wanita indigo itu di ruangan nya.
Pada saat Yui hendak berbalik, ia melihat Hinata yang ternyata sedang duduk menemani Sakura di dalam ruangan milik nya. Wanita itu menggeleng pelan dan sedikit mempercepat langkahnya untuk menghampiri kedua orang itu.
Sesampainya ia disana, walaupun sedikit kaget melihat Ryuuki yang menangis membuat Hinata secepat kilat menggendong bayi itu dan membawanya untuk jalan-jalan. Dan Yui, bisa segera mandi untuk menghilangkan bau badan nya yang amis karena tadi habis membeli ikan di pasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Pursuing a Dream- |End
Fanfiction[Naruto.U.& Hinata.H] [Mashahi Kishimoto] [Rate : T] [AU] Perselingkuhan yang Naruto lakukan dalam rumah tangga mereka membuat Hinata tak segan-segan menjauhi putra-putri nya dari pria brengsek itu. Keluarga kecil itu mula nya hidup dengan berkecuku...