O1.

1.9K 222 17
                                    

Apartemen gelap gulita menyambutnya ketika pulang. Menyerngit sembari berjalan mengelilingi setiap ruangan, mencari sosok yang dia rindukan.

Ah... Dia masih di sana. Selalu sibuk dengan dunianya.

Tatapannya meredup melihat sosok puan yang tampak sibuk dengan berlembar lembar kertas gambar. Dan lihatlah, perut menggembung kecil itu ingin rasanya Taehyung usap.

Namun Taehyung tak mempunyai keberanian, dengan berkilah tak ingin menganggu kekasihnya, Taehyung memilih meninggalkan ruangan tersebut.

Memasuki kamar mereka, kembali tersenyum melihat keadaan kamarnya, rapi. Ranjang queen size dengan sprei putih kesayangan Jisoo, lengkap dengan lemari baju tiga pintu, sebuah meja kerja yang di sulap menjadi meja rias Jisoo. Taehyung mendekat.

Semuanya masih di sini, masih terasa kehebatanmu untuk merampokku di toko make up Jisoo-ya.

Membersihkan diri, lalu ikut tenggelam bersama pekerjaannya. Dini hari menjelang, Taehyung masih terjaga. Menangis dalam diam, mencoba menghilangkan segala kekhawatiran yang tak berujung. Segala rasa penyesalannya.

Seperti biasa, pagi itu Taehyung bangun dengan pening di kepala. Akibat kurang tidur juga menangis semalam. Sosok lain tertangkap netra Taehyung masih bergelung di dalam selimut. Senyum Taehyung mengembang, kekhawatirannya menghilang. 

Dia masih di sini, bersamaku. Bahkan dia masih sama indahnya ketika pertama kali bertemu. 

Tak banyak membuat pergerakan agar Jisoo tak terganggu tidurnya. Taehyung mampu menyelesaikan urusannya sendiri.

"Jisoo ya~ Aku berangkat, jangan lupa kunci pintu sebelum kembali bekerja!"

Senyumnya mengembang melihat sang pujaan hati keluar dari kamarnya dengan rambut basah. Taehyung tahu benar sang gadis tengah tersenyum manis padanya, lalu mengangguk.

Apa lagi yang Taehyung butuhkan. Tidak ada, melihat kekasihnya masih di sini dengan senyum manis adalah hal yang paling Taehyung inginkan.

Langit cerah tak pernah membuat Taehyung merasa lebih baik sejak saat itu. Baginya semua tetap mendung, bahkan hujan badai tetap terasa.

Tungkainya berjalan pelan, membawa setangkai bunga tulip putih. Lalu berjongkok di depan sebuah batu nisan.

"Permintaan maafku hari ini Jisoo ya. Maafkan aku untuk segalanya."

Semua orang tahu, Kim Taehyung tak pernah sama lagi setelah saat itu. Senyumnya tak pernah sama lagi.

Namun tak ada yang tahu bahwa Kim Taehyung masih menyimpan Kim Jisoo dalam ingatannya. Dia ingat dengan pasti hal hal apa saja yang puan itu lakukan ketika masih bersamanya.

Kebiasaannya yang lupa waktu bila berkutat dengan desain desain baju itu. Apa makanan favorit yang gadis itu makan di tengah malam. Acara malam minggu yang tak pernah mereka berdua lewatkan setiap minggu.

Taehyung masih melalukannya, seakan dia masih di sini.

Taehyung tak lagi membuang sembarangan baju kotornya, dia selalu memasukkan dalam keranjang. Taehyung tak pernah sengaja menumpahkan kopi pada mejanya. Agar gadis itu tak perlu kesal lagi padanya.

Namun semua sia sia, segala usahanya sia sia. Jisoo tak dapat lagi dia genggam. Segala bayangan Jisoo dalam benak Taehyung tak dapat menggantikan gadis itu.

Seandainya malam itu dia pulang lebih cepat sehingga bisa membantu gadisnya. Seandainya dia tidak egois, seandainya dia mengakui janin di perut Jisoo adalah anaknya. Semua takkan seperti ini.

Apapula yang dulu Taehyung pikirkan. Mana mungkin Jisoo bermain belakang dengan orang lain. Mana mungkin janin di perut Jisoo bukan anaknya.

Taehyung dan segala ego kala itu. Membawanya kedua malaikatnya pergi terlebih dahulu. Tampak tuhan tidak rela kedua malaikatnya diperlakukan tidak semestinya oleh Taehyung

Tepat 300 hari sejak meninggalnya Kim Jisoo bersama janin kecilnya Taehyung belum juga dapat merelakan mereka.















•••

Ini repost yaaa, kemarenan ada yang aneh terus di edit edit eh balik lagi begini. Yaudahlah yaaa.

Oh iya ganti judul ugha.

Akutu ga sengaja tiba tiba sad ending.g

Nymph 👹

【 REGRET - VSOO 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang