Playing Now- The Freaks [Bahagia Dengan Cinta]
❤Happy Reading❤
"Dari mana saja kamu?"
Prilly menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang begitu dikenalnya. Ia menoleh ke arah samping, tepatnya ke arah sofa ruang tamu dimana Maxime sedang duduk dengan koran dipangkuannya. Ia memutar bola matanya jengah. Diangkatnya kantung belanjaannya sampai Maxime melihat apa yang tengah ia pegang.
Tanpa ia mengucap apapun Maxime sudah tahu ia habis darimana.
Setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Maxime yang berdiri dari duduknya hendak menghampirinya tetapi diurungkan karena ia telah berlalu.
Maxime menghela nafas beratnya. Rasanya ia cukup lelah menerima segala sikap dingin Prilly padanya. Entah apa yang membuat Prilly berubah. Apa karena pernikahan secara tiba-tiba ini? Jika iya, ia akan berusaha membuat Prilly menerima pernikahan ini dengan sepenuh hati.
***
Prilly menggeser duduknya ketika Maxime menaiki ranjang dan bergeser tempat agar dekat dengannya.
"Kenapa harus begini?" tanya Maxime frustasi.
Prilly menggeleng, ia menatap Maxime dengan sorot mata dingin. Ia masih begitu kesal kepada Maxime. Bagaimana tidak kesal, ia yang begitu menyukai rambutnya yang panjang terpaksa harus merelakan rambut panjangnya dipotong pendek.
Tadi sore, setelah ia selesai mandi, Maxime memasuki kamar dan menyeretnya keluar rumah. Ia pasrah karena tak sengaja melihat ponsel Maxime menyala dan tertera nama papanya. Ia mengerti jurus apa yang Maxime gunakan. Mengandalkan papanya agar dengan mudahnya Maxime menguasai dirinya. Licik!
Ia pun pasrah saat mobil Maxime berhenti di salon. Saat itulah ia melihat rambut panjangnya berjatuhan ke lantai dan tergantikan oleh rambut pendek.
Ia tidak berontak. Ia masih bisa meredam segala gejolak emosi dalam hatinya. Jika tidak ingat segala ancaman papanya, mungkin ia tidak akan berdiam diri seperti ini ketika rambut panjangnya dipotong.
"Jika kamu ingin adikmu tidak bernasib sama sepertimu, turuti perintah papa!" ancam papanya barusan, sebelum Maxime memasuki kamar.
Sedari tadi dirinya terus berdiam diri di kamar tanpa melakukan aktivitas apapun. Melamun, hanya itu yang dilakukannya. Jika ia tidak memikirkan masa depan adiknya, mungkin saat ini ia berontak dan memilih pergi dari Maxime. Tapi ia tidak mau egois, kebahagiaan adiknya menjadi prioritas baginya. Ia tidak mau adiknya bernasib sepertinya. Ia ingin adiknya bahagia tanpa ada bayang-bayang ancaman papanya. Hidup bebas tanpa ancaman, itulah yang ia harap dari kehidupan adiknya.
"Aku kangen kamu."
Prilly mengerjapkan matanya berulang kali ketika tangan kekar melilit perut datarnya dan ia merasakan deru nafas pada cekukan lehernya. Maxime mendekapnya.
Semua diluar dari perkiraan. Tangannya terkepal kuat. Mengumpulkan keberanian, sekuat tenaga ia mendorong tubuh Maxime dan Maxime pun terjatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With You [Season2]
Romansa#BJPW "Aku kembali untuk memperjuangkan apa yang seharusnya aku perjuangkan." _Ali Alkhatiri_ Sebuah pengorbanan yang terpaksa harus di lepas karena suatu kejadian di masa lalu. Ali, yang memilih pergi meninggalkan Prilly dalam keterpurukan. Hingga...