1

5.3K 259 32
                                    

"ahh! Ahh! Stop-ahh!"

Aku memejamkan mataku, menikmati lubangnya yang sempit untuk kesekian kalinya. Ku tulikan telingaku dari teriakannya yang memintaku untuk berhenti. Kau pikir akan semudah itu June? Ck!

Ia mencengkram erat sprei putih di bawahnya sambil terus mendesah seperti seorang betina.

Aku terus menghentakan kejantananku di lubangnya yang entah mengapa selalu saja sempit. Ia menatapku seperti seekor kucing kelaparan, ia menggapaikan tangannya kearahku. Aku mencondongkan tubuhku padanya dan mencium bibirnya yang bengkak tanpa mengurangi hentakanku pada lubang sempitnya.

"mmh! Nghh..!! Aahhh!! "

Ia menjambak rambutku saat ku tambah kecepatan gerakan kejantananku di dalam lubangnya. Ia terus mendesah tanpa henti.

"ahh! Hentikanhh! Ahh! Aku-ahh ahh! Aku lelahh.. "

"sebentar lagi, June."

Aku menggeram tertahan saat merasakan kejantananku dijepit semakin erat oleh lubangnya, aku tau bahwa sebentar lagi dia akan keluar. Ku percepat gerakanku pada lubangnya.

"ahhh! Aghhh! Bobby!"

"shit! june you're so tight ahh.."

kulihat tubuhnya menggenjang hebat dan bergetar. Ia tambah menjambak kuat rambutku dan tak lama cairan kental keluar dari kanjatannya membahasa perutnya dan perutku. Tak lama setelah ia keluar, akupun mengeluarkan cairan yang entah sudah keberapa kali di lubangnya.

Aku mengeluarkan kejantananku dari lubangnya dan membaringkan tubuhku di samping June yang memejamkan matanya dengan nafas yang masih tersenggal. Akupun melihat ke arah lubang pantatnya yang banyak berisi cairanku bahkan beberapa diantaranya meluber keluar. Aku menyelimutinya yang nampaknya sudah terlelap karena kelelahan dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ah perkenalkan. Aku Bobby Kim, usiaku saat ini sudah menginjak kepala tiga yaitu 35 tahun. Tinggiku mungkin sekitar 187cm lebih. Banyak orang yang mengatakan bahwa aku ini mafia karena penampilanku, tapi sebenarnya aku hanyalah seorang CEO di perusahaanku sendiri yang terbilang cukup besar.

Dan anak lelaki yang ku tiduri tadi adalah Koo Junhoe, pria manis yang berhasil menarik perhatianku. Ia berusia 23 tahun dan tingginya 175cm. Aku menemukannya pertamakali saat aku sedang mengunjungi salah satu club gay milikku. Saat itu ia tampak sedang di ganggu oleh seorang pria paruh baya berbadan tambun, pria itu nampak ingin mengajak June untuk bercinta. Namun sepertinya June enggan dan memukul pria paruh baya tersebut lalu seisi club menjadi ricuh. June terpaksa di keluarkan oleh seorang penjaga di clubku, lalu aku menghampirinya yang ternyata masih berdiam diri di depan club. Saat aku mendekatinya ia menatapku dengan pandangan tajam seolah olah aku akan melecehkannya.

Kau tau? Cukup sulit untuk menaklukan June. Ia keras kepala dan sangat susah di atur. Jika para wanita dan pria lain mengantri untuk kutiduri, June malah menonjok mukaku saat aku menyentuh lengannya. Well, itu yang membuatku tertantang untuk menaklukan dia. Dan lihat sekarang, ia bertekuk lutut padaku walau harus diberi kekerasan sedikit, kupikir dia masochist.

Setelah selesai membersihkan diri aku segera mengenakan pakaianku. Saat ini pukul 2 malam, entah sudah berapa jam aku bercinta dengan bocah itu. Jika mengingat bagaimana ketatnya lubang June, kejantananku selalu berdiri dan menginginkan dijepit oleh lubang sempitnya. Aku meliriknya sekilas, ia tertidur sangat pulas dan terlihat sangat jelas dari wajahnya bahwa ia sangat kelelahan. Aku mendekatinya duduk di pinggir ranjang dan mengelus pelan rambut hitamnya yang halus.

Mata June itu tajam, jika kau ditatap olehnya mungkin kakimu akan bergetar untuk beberapa detik. Bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibirnya penuh berwarna pink dan sangat manis, pipinya chubby dan yang paling ku sukai adalah suaranya serak dan berat, membuatku penasaran bagaimana suaranya jika ku gagahi saat itu. ia benar benar manis. Kulitnya putih susu, badannya berisi, bukan dalam artian gemuk, perutnya tidak buncit tentu saja, hanya saja dia tidak kurus seperti kebanyakan pria yang menjadi bottom teman temanku.

Dia berbeda, dia tak pernah bersikap manis padaku. Malah ia selalu ketus padaku, jika ku tanya ia hanya akan menjawab seperlunya dan jika tidak di tanya ia tak akan membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan. Aku suka cara June tersenyun, manis dan tampan. Namun untuk membuatnya tersenyum itu sangatlah sulit, ia bahkan lebih sering memperlihatkan muka garang yang menurutku imut itu padaku.

Aku mencintai June, sungguh. Namun aku tak berani mengatakannya dan aku hanya bilang pada June bahwa aku hanya menganggapnya seorang slave. Ia juga tampak tak ingin ada hubungan special denganku. Bocah ini benar benar sialan, baru kali ini aku merasakan mencintai seseorang sangat dalam. Kalian boleh mengatakan aku ini pengecut karena tidak berani mengutarakan cintaku pada June, tapi asal kalian tau saja, mengatakan cinta itu sangat sulit! Terlebih pada seorang seperti June.

Yang ku tau, dia itu adalah orang yang sangat bebas, tak ingin ada komitmen dalam hidupnya.

Oh tuhan, disaat banyak orang lain mengantri untuk mendapatkanku mengapa aku harus susah susah untuk mendapatkan June? Padahal aku tinggal memilih salah satu di antara mereka.

Setelah puas memandangi wajahnya yang manis, akupun ikut berbaring si sampingnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

.
.
.
.

"

"hey, Bobby! Bangun!"

Dapat kurasakan seseorang mengguncang tubuhku dengan kencang. Aku membuka mataku dan mengerjap menyesuaikam cahaya. Mataku terasa berat untuk di buka.

"bangun kau sialan!" umpatnya seraya menendang pantatku.

"shit, June. Ini masih sangat pagi." balasku sambil menarik selimut hingga daguku dan berniat melanjutkan tidur.

"Bobby! Ini sudah jam 3 sore!"

"WHAT!?"

"yap! Bangun kau pemalas. Setelah kau menyiksa lubangku semalaman kau malah enak enakan tertidur. Kau tau betapa sulitnya aku mandi tadi hah!?" setelah ia berteriak, ia menarik selimutku dan kembali mengguncang tubuhku dengan keras

"okey, okey. Aku bangun sekarang June. Berhenti menggucang bahuku! Rasanya seperti akan patah!" teriakku padanya dan bangkit duduk di kasur.

"cih! Lihat siapa yang berbicara? Kau pikir badanku tidak remuk saat kau selalu menyetubuhiku semalaman penuh hah!?"

"baiklah, hentikan pertengkaran tidak penting ini. Aku sudah bangun okey?" mau tak mau aku harus mengalah, suda ku katakan June ini keras kepala kan? Dia tak akam berhenti berteriak jika salah satu dari kita tidak mengalah, ah tidak, jika aku tidak mengalah.

"kau tau June?" ujarku sambil menatap lurus kedalam matanya.

"apa?" balasnya ketus.

"jujur aku lebih menyukaimu saat kita sedang bergulat di ranjang. Aku menyukai wajahmu yang memerah dan menatapku dengan sayu seperti seekor kucing yang kelaparan, kelaparan akan sentuhan seorang jantan. Tapi, tak bisa kupungkiri saat inipun kau tampak manis, apalagi saat kau berteriak sepertiku. Rasanya ingin kubungkam mulutmu dengan penisku."

"JUST SHUT YOUR FUCKING MOUTH!"

Aku terkekeh melihat reaksinya, pipinya merona dan ia nampak salah tingkah lalu berjalan keluar kamar dengan membanting pintu.

Setelah ia keluar tawa ku semakin kencang. Ohh June, aku tak sabar malam tiba, aku ingin kembali menyetubuhimu.

T
B
C

.
.
.
.
.
.

lagi mood bikin yg skididipapap swadikap aweu aweuu xixixixi🙈

voment please?

SLAVE? [BOBJUN 18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang