Part 1

129 50 30
                                    

Angin malam semilir dengan  perlahan meniup lembut setiap dedaunan. Tidak ada suara jangkrik ataupun  tanda-tanda kehidupan. Yang ada hanyalah cahaya redup lampu di ujung jalan yang sepi bagaikan tak berpenghuni.

Di atas sana, bulan tidak menampakkan sinarnya sedikitpun. Ia lebih memilih menyembunyikan sinar indahnya dibalik awan yang gelap. Bintang juga sepertinya tak berniat untuk menampakkan dirinya.

Malam ini adalah malam halloween, dan nuansa horror itu pun kian terasa di tempat ini. Bukan karena ada banyak orang yang merayakannya, bukan juga karena orang-orang yang memakai kostum dan berlalu lalang di jalanan. Tapi malam ini ada sebuah tragedi memilukan yang baru saja terjadi.

Di suatu tempat dengan aroma bunga yang sangat menusuk indra penciuman, tampak dua  manusia tengah sibuk melakukan tugasnya. Meski suara burung hantu seolah mengusir keduanya, tetapi mereka seakan tak peduli akan hal itu. Mereka tetap melanjutkan pekerjaannya dengan keringat yang bercucuran.

Mereka terlihat was-was. Tidak hentinya mata terus mengawasi keadaan sekitar. Mereka takut aksi tersebut akan ketahuan.

Mereka sepenuhnya sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah kesalahan besar. Namun, sebuah ancaman lain pun menghantui mereka jika tidak melakukan ini.

"Kamu yakin?" tanya salah satu dari mereka.

"Ya, ayo pergi." mereka berlalu dengan langkah tergesa-gesa.

Setelah itu, kedua orang tersebut pergi menembus gelapnya malam. Mereka berlari dengan napas yang terengah-engah dan terus saja menengok ke belakang. Mereka mengembuskan napas lega karena tidak ada siapapun yang melihat apa yang mereka lakukan tadi. Namun tanpa mereka sadari, ada dua pasang mata yang sudah memperhatikan kegiatan mereka dari kejauhan  sejak tadi. Bahkan, salah satunya tidak juga berhenti menangis.

***

Pagi hari yang cerah di SMA st. Vancouver, salah satu sekolah favorit di Kota Lisbourn. Kota kecil dengan sejuta keindahan yang di kelilingi oleh pegunungan dan akan sangat indah bila musim semi tiba. Tak kalah jika musim gugur tiba, daun-daun maple akan berguguran dengan cantiknya dan membawa suasana romantis.

SMA st. Vancouver ini penuh dengan para siswa yang berpestasi. Hampir 45% siswanya pernah menjuarai olimpiade tingkat nasional. Bahkan beberapa diantaranya sudah pernah menjuarai olimpiade tingkat internasional.

Di sekolah ini ada sebuah geng terkenal. Geng ini beranggotakan enam orang, mereka adalah Elsa, Jessy, Bella, Megan, Rose, dan Stevy. Mereka menamakan geng tersebut sebagai geng Lollypop. Mungkin terdengar kekanak-kanakan. Tetapi geng ini adalah geng yang beranggotakan para siswi yang berprestasi. Mereka selalu menempati peringkat sepuluh besar  di kelasnya. Terutama Elsa, posisinya di peringkat pertama tidak pernah tergantikan.

Sebelum bel tanda masuk berbunyi, geng Lollypop berkumpul di kantin sekolah. Seperti biasa, mereka sedang membicarakan gosip terbaru dan terhangat yang sedang beredar di sekolah ini. Terutama Elsa, si ketua geng yang paling pintar ini adalah ratunya gosip di sekolah. Setiap ada siswa baru, siswa yang bermasalah, sampai siswa yang dikeluarkan, pasti Elsa yang pertama kali mengetahuinya dibandingkan dengan siswa lain di sekolah.

Teman-teman satu gengnya tidak merasa aneh dengan hal itu karena mereka tahu, Elsa sangat dekat dengan semua guru. Mulai dari guru BK hingga kepala sekolah sekalipun. Prestasinya tersebut yang membuat Elsa menjadi anak kesayangan di sekolah ini. Bukannya pilih kasih, tetapi murid pintar terkadang mempunyai daya tarik tersendiri.

Seperti hari ini, Elsa meminta anggota gengnya untuk berkumpul lebih awal karena ia punya berita baru yang harus disampaikan.

"Aku masih ngantuk El, emangnya sebesar apa sih beritanya?" Megan berkata dengan malas. Sesekali ia menguap karena masih mengantuk.

"Tau nih, aku juga belum sarapan," ujar Rose ikut menimpali.

"Tenang aja, nanti aku traktir deh ... jadi ..." Elsa sengaja memotong pembicaraan agar teman-temannya kesal.

"Jadi apa?" kali ini Jessy mulai kesal.

"Hahaha ..." Elsa terbahak melihat wajah kesal dari teman-temannya.

"Jadi ... di kelas kita bakal ada ..."

"Elsa ..." Bella yang sudah tidak sabar akhirnya berteriak.

"Haha ... maaf, jadi di kelas kita bakal ada murid baru."

"Hah? Murid baru? Siapa?" tanya Jessy penasaran.

"Ya oranglah, dan ... mereka kembar loh?"

"Hah? Kembar? Kamu serius?" kali ini Bella ikut nimbrung.

"Iya kembar, tapi aku belum tau. Mereka kembar identik atau enggaknya. Ya semoga aja cowok, jadi aku bisa punya pacar baru, haha," canda Elsa.

"Isshh ... nyebelin ya kamu El, cowok terus yang dipikirin. Ngomong-ngomong kamu dapet berita ini dari siapa?" kata Megan.

"Aku kemarin diberitahu Miss Vean waktu bantuin dia rekap nilai. Katanya akan ada murid baru, tepatnya di kelas kita."

Elsa tersenyum puas melihat temannya yang sepertinya sudah penasaran dengan murid baru itu, begitu juga dengan dirinya. Jujur, Elsa belum pernah mempunyai teman kembar sebelumnya.

"Oh, seru dong punya temen kembar ..." ujar Rose.

"Pastinya."

Begitulah mereka, selalu kompak dalam segala hal, mereka tidak terpisahkan—selalu bersama, hingga sebuah peristiwa tragis menimpa Stevy, salah satu anggota geng Lollypop. Dia ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di semak-semak. Kepalanya luka parah dengan seragam sekolah yang masih membalut tubuhnya. Diduga Stevy tewas karena kecelakaan tunggal yang di alaminya, karena sepeda motor miliknya ditemukan tidak jauh dari mayatnya dalam kondisi rusak parah.

Tapi siapa sangka, kematian Stevy hanyalah sebuah awal dari kematian-kematian selanjutnya ...













Happy reading. See next part ☺

The Last CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang