"Saanskar!!!!" Teriak Swara membuat Saanskar berkedup terkejut, ia pun baru tersadar bahwa ternyata peristiwa di Gateway Of Mumbai hanyalah bayangannya, dan ia baru sadar jika ia dan Swara masih dimobil."I-iya Swara, ada apa? " Tanyanya melirik Swara.
"Kau dengar tidak sih dari tadi ku ajak bicara? " Kesal Swara. Dengan gugup Saanskar menjawab.
"I.. Iya.. Aku tau.. "
"Memang aku bicara apa? "
"Memang apa? "
"Ihhhh..... " Suara nyaring Swara menggelegar ditelinga Saanskar. "Sudahah.. Aku tidak tahu.. "
"Lohh.. Kau ini bagaimana? Kan kau yang cerita.. "
"..."
"Jangan marahlah.. Kan aku tadi sedang fokus ke jalan.. " Ucapnya membujuk Swara yang marah.
"Fokus apanya..." Ucap Swara tanpa menatap Saanskar. Saanskar pun hanya menghela nafas.
"Ya sudah maaf.. Sekarang ksu mau bicara apa? " Tanya ulang Saanskar.
"Aku lupa.. " Saanskar yang melirik Swara yang merajuk lucu pun hanya terkekeh. "Ihhh kenapa tertawa...?? Apa yang lucu...??? "
"Wajahmu.. Hahaha... " Tawanya menjadi jadi, dan membuat Swara akhirnya semakin marah dan memutuskan untuk diam. "Hahahaha.. E erm.. Ya baiklah, maaf.. Jadi apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah lagi..? " tanya Saanskar.
"Pikir saja sendiri... " Swara pun membuang muka. Saanskar hanya mengangguk sambil tetap menyetir mobilnya.
Citttt...
Mobil terhenti di depan penjual es potong depan taman yang nampak cerah itu. Swara pun terheran-heran dan kembali bertanya.
"Kenapa kesini? " Tanya Swara jelous sambil mengerucutkan bibirnya. "Tidak ada yang meminta kesini..."
"Sudah diam saja.. Ayo keluar.. " Saanskar pun keluar dari mobil diikuti Swara yang memiliki seribu rasa penasaran. Ia pun berjalan mengikuti Saanskar yang berhenti pada penjual es potong. "Es potong coklat dua ya.. " Swara pun menatap Saanskar.
"Aku tidak memintamu beli ini? "
"Memang, tapi kau suka ini..? Iya kan? " Bagaimana dia tau? Bathin Swara. "Biasanya, kalau orang marah dan kita berikan sesuatu yang dia suka, maka dia akan meredakan amarahnya..? "
"Aku tidak suka ini.. " Bualnya.
"Ooh tidak suka ya? Ya sudah buat aku saja.." Ucapnya mengambil es potong yang sudah siap. Swara yang kesal pun merebutnya. "Katanya tidak suka..? "
"Kan mulutku yang tidak suka.. Perutku suka.. " Swara pun berjalan dan duduk di hidung mobil Saanskar, sementara Saanskar hanya terkekeh dengan sikap Swara, ia pun mengikuti Swara.
"Enak..? " Ucapnya memakan es itu. Swara pun hanya mengangguk. "Sekarang maafkan aku ya.. "
"Lakukan satu hal lagi... "
"Hah, apalagi..? "
"Belikan anak tukang sampah itu es ini.. Baru ku maafkan.. " Saanskar pun menoleh dan melihat seorang anak kecil berambut lembab berdiri memeluk boneka dengan menggandeng wanita paruh baya yamg diduga adalah ibunya. Anak itu menatap tukang es potong dan penjual samosa disebelahnya dengan pandangan miris, sambil sesekali melirik ibunya yang sibuk mengumpulkan sampah.
Saanskar pun mwmberikan esnya ke Swara. "Bawakan ini jangan sampai lumer apalagi kau makan.. " Swara pun mengambil, dan Saanskar segera pergi tuk membeli es, tak hanya itu ia juga membeli 2 samosa serta 2 air mineral yang ada disekitarnya, setelah membeli es potong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raanee In My Dil - Ratu dihatiku - (END)
FantasySaat aku mulai merasakan.. Saat aku mulai mencintai... Saat aku mulai bahagia... Saat itu juga aku hancur.. -Swara Godadia