(m) Punishment

1.4K 37 45
                                    

Yerin menyandarkan tubuhnya pada pagar besi. Ia menghela napas, tanpa sadar segurat senyum tipis terlukis di wajahnya. Hembusan angin ditambah pemandangan kota di malam hari sungguh menenangkan.

Udara dingin menusuk kulitnya. Ia tidak mengenakan sweter atau pakaian tebal, hanya kaos berbahan tipis, namun Ia tidak begitu peduli, terlalu hanyut dalam suasana. Pemandangan favoritnya dilihat dari balkon apartemen milik orang favoritnya juga.

Tiba tiba, seseorang memeluknya dari belakang. Tanpa menoleh pun Ia sudah tahu siapa orang yang tengah memeluknya saat ini. Ia hafal betul dari aroma tubuhnya. Orang itu menaruh dagunya di bahu Yerin. Yerin dapat merasakan hembusan nafas orang itu menggelik lehernya.

Orang itu, Sinb, mulai menciumi leher Yerin. Yerin tersentak akan perlakuannya. Ia sedikit menjauh saat Sinb menggigit lehernya, namun dengan sigap Sinb menahan pinggangnya.

"M-mommy!" Sedikit terkejut akan perlakuan Sinb.

"Sssttt!" Orang yang Yerin panggil Mommy hanya membalasnya dengan desisan dan terus menjelajahi leher Yerin dengan bibirnya. Sesekali Ia mengigit dan menjilatnya, membuat Yerin menahan desahannya.

Entah sejak kapan Ia mulai memanggil Sinb dengan sebutan "mommy". Sinb lah yang menyuruhnya untuk melakukan itu. Tidak, itu bukan karena Sinb adalah ibunya atau ibu tirinya. Ini hanyalah semacam kink

Usia Sinb memang lebih muda darinya, tapi jika dilihat dari sifat, sudah jelas Sinb lah yang lebih dewasa. Walaupun dia yang sebenarnya eonnie disini, namun sifatnya masih kekanakan.

Tangan kanan Sinb masuk ke dalam celana Yerin, sedangkan yang satunya masih menahan pinggang Yerin agar tidak bergerak. Ia menggoda Yerin dengan sedikit menggesekan jempolnya pada klitoris Yerin yang masih tertutupi celana dalam.

"M-mommy, w-what are you d-doing?" Yerin terbata bata sembari mengigit bibir bawahnya guna mencegah desahan lain keluar.

Sinb menyeringai, segera Ia masukan dua jarinya pada vagina Yerin, menggerakannya perlahan, naik dan turun. Tangan kirinya menyusup ke dalam baju Yerin dan meremas payudaranya dengan lembut.

Pergerakan jari Sinb di bawah sana terlalu pelan, Yerin menusukan dirinya sendiri pada jemari Sinb untuk lebih merasakan jari Mommy nya itu.

"Aaaah," Desahnya sudah tak dapat ditahan lagi, tidak peduli sekarang mereka sedang berada di balkon apartemen.

Sinb mempercepat pergerakan jarinya saat merasakan dinding vagina Yerin menyempit. Sedikit lagi Yerin akan mencapai puncaknya. Namun suara dari jam tangan Sinb membuat kegiatan mereka terhenti.

Sinb mengeluarkan tangan kirinya dari baju Yerin untuk melirik arlojinya. Ah, Sinb baru ingat kalau Ia punya meeting penting hari ini.

"Maaf baby girl, aku ada meeting sekarang." Sinb beralih pada Yerin yang menatapnya kecewa.

Apa tidak bisa diselesaikan dulu, setidaknya sampai aku keluar, Batin Yerin.

Wajahnya masih merah akibat sesi panasnya bersama Sinb tadi. Ia menundukan kepala seraya memanyunkan bibir. Ia sudah hampir sampai padahal, kenapa harus ditunda.

"Akan kita lanjutkan nanti setelah aku selesai, tapi ingat, jangan mencuri start dengan menyentuh dirimu sendiri." Sinb mengecup bibir Yerin sekilas.

Yerin bisa apa saat Mommy nya ini sudah memerintahkan, jalani atau dihukum. Terpaksa Ia harus menunda orgasmenya sampai Sinb pulang.

-

Ini baru 30 menit setelah kepergian Sinb dan disinilah Yerin, duduk di sofa ruang tengah sembari meremas ujung kaosnya dengan dahi yang dibasahi keringat. Menahan untuk tidak masturbasi ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Sinrin SmutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang