15

9 0 0
                                    

bagas kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan makannya dengan gabriel dan nathan yang melongo serta riuhnya kantin.

"gas lo gak gila kan?"tanya nathan dengan polosnya,bagas menengok lalu menggeleng
"bagas udah jadi bapak bidadari sekarang"saut gabriel

pletak?!
"sakit bego nathan!"pekik gabriel yang kepalanya dijitak oleh adik kembarnya itu
"bidadari mana ada yang bapak bapak"ucap nathan
"apapun itu congratulation buat bagas yang telah jadian dengan ibu bidadari"ucap nathan sembari mengusap bahu bagas
"lebih tepatnya maksain keadaan si,bagas kan tiba tiba dateng dan ngomong kalo ibu bidadari sekarang pacarnya"ucap gabriel sambil memakan somaynya.

dilain tempat luna hanya diam,menahan panas diwajahnya.
"ngomong lun jangan diem aja"ucap kinara santai
"Satu sekolah iri sama lo lun,lo-"
"beruntung"lanjut aurel,kevin tetap memakan baksonya.

"siapa dia?"

***

bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi,luna hanya diam berdiri berharap ada satu angkot yang lewat di depannya. tapi..

"halo pacar"
tiba tiba bagas berhenti didepannya persis seperti kemarin,luna memutarkan bola matanya.
"eh pacar bagas sendirian,yuk dianterin"ucap bagas,luna menggeleng.
"makasih"ucap luna,bagas dengan sengaja menarik tangan luna agar mendekat padanya.
"ayo naik,pokoknya gue maksa"ucap bagas,luna memukul pelan bahu bagas
"gak mau,aku gak mau"ucap luna ngotot,bagas mengacak rambut luna.
"kapan lagi dianterin pulang sama anaknya leonardo de caprio huh?"ucap bagas tertawa,tangan bagas tak bisa lepas dari luna.
tak lama bagas mendekati telinga luna dan membisikan sesuatu disana

"mau gue cium disini?"

***

luna benar benar bete,kenapa sih mama dan papa nya percaya pada bagas untuk menjaga zeo bersamanya. mana zeo akrab banget lagi.

"kakak gasgas,eo udah bica nulis angka catu"ucap zeo pada bagas,bagas mengangguk
"pinter"balas bagas,luna melihat zeo ikut tiduran bersama bagas di karpet. bagas terlihat nyaman,begitu juga zeo ia sangat sangat nyaman tiduran dengan bantak tangan bagas. luna hanya diam melihat mereka dekat,luna menghembuskan nafasnya lalu membuka ponselnya disana ada banyak notif.

tapi luna memilih untuk mengabaikannya,luna melirik bagas dan zeo. mereka tidur,ia memilih untuk bangkit dan berjalan kedapur untuk mengisi perutnya,ia memilih untuk menggoreng 3 iris nugget dan mulai memakannya.

"gue kira lo udah tidur"
luna menatap bagas yang tiba tiba duduk disampingnya
"zeo udh gue pindahin ke kamar,kayanya capek banget dia"ucap bagas,luna mengangguk
"makasih"balas luna
"yang sama lo tadi siapa?"tanya bagas
"kevin"jawab luna
"anak baru?"tanya bagas,luna mengangguk.

" bilangin jangan deket deket lo,yang punya galak"

***

kevin pulang kerumahnya pada malam hari,sepulang sekolah ia tidak langsung pulang. sudah menjadi kebiasaannya sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama,ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

"kevin"panggil marta saat kevin melenggang masuk kedalam rumahnya langsung mengambil tangan bi asih dan menciumnya hormat.
"makan den,udah bibi masakin ayam kecap kesukaan den kevin"balas bi asih tersenyum
"bibi gak makan?"tanya kevin balik
"bibi mah gampang deh,den kevin aja makan"ucap perempuan separuh baya itu. kevin menggeleng pelan lalu tersenyum
"kevin mandi dulu,nanti bi asih makannya bareng kevin kaya biasa ya"ucap kevin lalu berjalan kearah tangga.

"kevin,mama mau ngomong"ucap marta tapi kevin tetap berjalan
"KEVIN MAMA MAU NGOMONG SAMA KAMU!SINI!"bentak marta membuat langkah kevin terhenti
"apa"balas kevin,marta bangun dari duduknya
"apa kamu gak ada rasa hormat sedikit pun sama mama kamu hah?! sama papa kamu?!"ucap marta
"sama dia?"ucap kevin menunjuk hendra
"sopan kevin dia papa kamu!"bentak marta,kevin tertawa renyah.
"apa peduli kevin?toh sejak kalian nikah mama gak perduli kan sama kevin?"ucap kevin lalu kembali naik

dikamarnya kevin menjatuhkan badannya diatas kasur,dan mengigit spreynya untuk melampiaskan emosinya. tapi,gigitan di spreynya melemah saat mengingat gadis sebangkunya,murid pendiam itu. perlahan ia membalikan tubuhnya hingga menatap langit langit kamarnya. bibirnya pelan pelan melengkung ke atas karena mengingat luna,ia suka luna yang cuek. ia suka luna yang sedikit bicara,dan yang paling ia suka adalah senyumnya.

"den kevin"panggil bi asih,sembari membuka pintu kamar kevin. kevin langsung terduduk mendengar suara bi asih.
"iya bi"saut kevil,bi asih tersenyum
"ayo makan,nanti kemaleman den. sup nya jadi dingin dan gak enak"ucapnya,kevin mengangguk lalu bangkit dan mengikuti wanita paruh baya itu dari belakang. ia duduk di meja makan bersama bi asih,sesekali mereka tertawa karena lelucon kevin.

bukan nya marta tak tau,bahkan sikap kevin ke bi asih jauh lebih baik daripada dirinya. air matanya menetes,ia sangat iri karena kedekatan anak satu satunya itu dengan wanita lain. sampai sebuah tangan kokoh memeluknya dari belakang dan mencium puncak kepalanya.
"maafin aku ya"ucap hendra,marta menggeleng
"aku yang salah mas,aku salah didik dia. aku salah,buat rongga kecil diantara kita. aku gak bisa buat dia nyaman selain sama bi asih,aku sadar mas aku bukan ibu yang baik buat kevin aku-"

"seharusnya kevin tau sejak lama perihal itu,ma"

Be something'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang