•one•

26 4 1
                                    

'Yah tuhan apa yg harus kulakukan? Apa yg akan terjadi dengan kehidupanku? masa depanku? dan kehidupan yg baru yg sementara tumbuh di hidupku ini? apa yg harus kulakukan! Mereka tak mempercayaiku.

Aireen, dia bilang aku yg menggodanya. Angel, ia tak bilang apapun ku kira dia menerimaku namun apa, dia meninggalkanku.

Tepatnya aku ditinggalkan oleh mereka orang yg kuanggap sahabat sekaligus keluargaku sendiri bahkan tak mempercayaiku ingin rasanya kuteriak kalau aku dijebak kalau aku di jebak atas nama kalian, aku hanya ingin melindungi kalian dari orang orang brengsek seperti mereka namun kalian tak mempercayaiku, aku tak percaya ini kalian sangat kejam namun apa daya ku aku hanyalah anak yg tak beruntung'

Bayangan buruk, itu seakan tak henti berputar dibenak gadis muda itu, yg kini lebih pantas disebut wanita karna kehormatannya sebagai seorang gadis telah di renggut paksa oleh lelaki brengsek itu.

Masa depannya, kehidupan bahagianya, telah direnggut olehnya saat malam itu terjadi, malam dimana dirinya dipaksa, dijebak, kemudian dibuang.

"Aku tak akan pernah lagi kembali ke tempat itu, biarpun seluruh kehidupanku hanya bergantung ditempat itupun aku tak akan kembali sampai mati pun" lirihnya dengan tegas sembari mengingat apa yg telah terjadi kala ia pergi ketempat itu.

[Flashback]

"ini karnanya aku harus memberitahukan padanya harus" ucap tegas wanita itu seraya melihat hasil dari pemeriksaan kalau ternyata dia positif hamil karna insiden malam itu

Hujan melingkupi larian kecil tanpa kenal lelah perempuan yg dengan setia terus memeluk perutnya berharap setidaknya ada kehangatan kecil untuk kehidupan dalam perutnya itu, setelah ia turun dari bus umum yg mengantarkan hanya sampai depan halaman luas tempat tujuan delira nama perempuan itu ia harus berlari kecil beberapa meter atau bahkan kilo meter untuk mencapi gedung induk tempat tujuannya.

"Aku telah sampai aku harus mencari tempat lelaki itu" lirihnya sambil menatap gedung tinggi yg menjulang di depannya.

" fior's Group ia langsung masuk dan menuju resepsionist dan langsung di sambut dengan tatapan sinis perempuan yg berdiri di balik meja panjang, dan tinggi sedada itu.

"Maaf ada urusan apa orang seperti anda berada di tempat ini?" ucapnya sinis dengan senyuman merendahkan.

"Apa maksudmu dengan orang seperti saya?" lirih delira menahan dingin di bajunya yg telah basah kuyup itu.

"Yah lihatlah penampilan anda apakah pantas anda berada di tempat ini? Baju kotor, pakai sendal, basah dan kumel, sangat tak cocok lebih baik anda keluar dari tempat ini, sekarang!!" ucapnya kasar sambil mendeskripsikan penampilan delira dengan benyak menghina.

"Maaf saya salah, saya hanya ingin bertemu pemilik dari gedung ini,ini sangat penting, kumohon dimana tempatnya" ucap delira merendahkan diri dan berharap mereka mau memberitahukan ruang CEO disini.

"Apa kau pikir kau pantas menginjakkan kaki di lantai 25 dilantai ceo kami dengan keadaan seperti ini sangat tidak pantas, jadi silahkan pergi atau saya panggilkan satpam, sekarang" usir resepsionist itu.

"Tapi ini penting kumohon, aku harus bertemu dengannya" ucap delira dengan sangat memohon.

"Tidak kau hanya akan bertemu dengan satpam, satpam seret wanita kotor ini dari sini sekarang" perintah penyeretan itu dikeluarkan resepsionist itu.

"Tidak lepaskan kumohon, lepaskan aku hanya ingin bertemu dengan bos kalian ini sangat penting" ucap delira dengan terisak lalu melihat lift yg dekat dengannya telah terbuka dan langsung melepaskan diri dengan kuatnya dan langsung berlari kencang tanpa menghiraukan teriakan resepsionist dan satpam itu.

'Ini demi anakku, ini demi anakku' kata pendek itu terus berkumandang di pikiran delira sambil mengiringi perjalanannya memasuki lift itu dan menekan tombol 25, usaha delira berhasil karna tidak tertangkap dan hanya dirinyalah di dalam lift itu.

Sesampai dilantai 25 pun halangan terus saja menghampirinya sang sekertaris ceo yg berpakaian kurang bahanpun menjadi halangannya sekarang.

"Kau tak akan bisa masuk!!" tegas sang sekertaris sambil mencegal tangan delira.
"Kumohon hanya bertemu tidak lama aku tidak akan membuat masalah ini penting, kumohon hiks hiks kumohon ini penting" lirih delira dengan air mata yg tak dapat dia tahan lagi kata itu lagi 'anakku, demi anakku kumohon'.

"Ada hal penting apa sehingga kau harus mencariku?" suara dingin itu sontak membuat semua orang yg ada di lantai itu menoleh ke belakang dan menunduk hormat pada orang itu.

"Aku ingin bicara denganmu, ini penting" ucap delira memohon.

"Biarkan dia masuk" ucap pria itu lirih dan penuh makna.

Delira mengikuti lelaki itu derfior, masuk kedalan ruangannya.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya derfior setelah pintu tertutup.

"Aku hamil" ucap lirih delira dengan pelan tanpa mengalihkan tatapan dari lantai.

"Lalu?"tanyanya santai sambil bersandar pada meja kebesarannya.

"Ini anakmu, hasil perbuatanmu pada malam itu, kau masih ingat bukan?" ucap delira memastikan.

"Malam itu? Aku ingat, lalu?" tanyanya santai.

"Kau bodoh! ini anak mu brengsek! jangan pura pura bodoh" ucap delira mulai berani karna kesal dengan kesantaian pria itu.

"Apa kau pikir aku percaya pada gadis miskin sepertimu?"

"Apa maksudmu,apa kau pikir aku jalang sehingga setelah tidur denganmu kemudian tidur dengan lelaki lain, ini anakmu, hasil perbuatanmu, kau harus percaya kumohon" ucap panjang delira memohon.

"Kau tahu jugakan itu yg pertama bagiku?" tanya delira pelan.

"Memang aku tahu, tapi siapa yang tahu kalau habis tidur denganku kau tidur dengan pria lain?" ucap lelaki itu dengan senyum merendahkannya.

"Kau keterlaluan!!" ucap delira.

" hanya dihina? hanya dimaki?  hanya diusir? hanya itu? hmmm? katakan apalagi yg harus kutanggung sendiri? apalagi yg harus ku jalani sendiri, KARNA PERBUAATANMU?" ucap lagi.

Delira dengan mata yg memerah pada lelaki nansempurna di depannya itu.

" kau hanya perlu pergi dan jangan menampakkan lagi wajamu di hadapanku, ambil uang itu, dan pergilah, bawa janin itu kalau memang ia ada dan kalau perlu BUNUH dia kalau tak ingin disusahkan olehnya, bukannya begitu?" dengan tawa meremehkan, dan menunduk sedikit menghadap lawan bicaranya yang dilakukan derfior membuat lawan bicaranya itu mengeluarkan sumpah kerasnya.

" sampai NADI ini berhentipun, sampai DARAH ini habis di titik inipun dia milikku tak perduli seluruh dunia menolak kehadirannya dia tetap milikku" ucap tegas wanita itu sambil menunjuk dada lelaki yg menjadi lawan aduh mulutnya.

" yap dan sampai diriku TERSISKSAPUN aku tak perduli" ucap pria itu santai sambil beranjak pergi kekursi kebesarannya.

" kau akan menyesalinya, dan jika waktu itu tiba, ingatkan aku untuk menghilang dari hidupmu sampai titik terdalam, dan
trimakasih atas waktumu dan semuanya" sambil beranjak keluar dari tempat itu, namum bukan hanya keluar dari tempat itu, namun keluarnya dari ketersiksaan ini.


Tengkeyu bagi semua orang yang udah mau baca😍😍😍
Btw gue terima semua masukan dari kalian jangan lupa dukung ceritanya yahh😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

UNSEEMLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang