Hembusan angin di pagi hari yang begitu menyejukkan dan begitu menenangkan membuat Aiden tersenyum tipis. Matahari bersinar begitu terang hingga membuat Aiden menyipitkan matanya karena terkena terpaan sinar matahari tersebut.
Pemilik nama Aiden William Abhivandya ini masih memikirkan tentang kepergian kedua orang tuanya yang misterius itu. Ia pikir mungkin kedua orang tua Aiden meninggalkannya karena ada suatu hal yang tak dapat di jelaskan dengan kata-kata. Namun, biarpun begitu Aiden tetap saja merasa terluka karena ditinggalkan begitu saja tanpa memberi alasan yang jelas mengapa mereka pergi.
Lengkungan senyum Aiden memudar, matanya menatap kearah depan tepatnya menatap pada gadis berambut hitam panjang yang tengah berdiri di batang pohon sembari menatapnya lekat. Aiden sudah tak ingin bertanya-tanya lagi mengapa gadis itu bisa di sana ia sudah tak peduli lagi.
Hari ini adalah hari libur dimana ia tak ada kegiatan yang bisa membuatnya sibuk. Entah kemana sisinya yang dulu, sosok Aiden yang ceria, supel, ramah dan disukai banyak orang. Ya, ia merasa, ia sudah berubah dari Aiden yang dulu. Mungkin teman-teman di sekolahnya sudah bisa merasakan perubahan drastisnya itu. Ia menjadi sosok yang cuek, galak, tidak pedulian dan dingin. Ia sekarang benci dengan berbicara baik-baik atau berbicara dengan nada lembut, yang ada hanya ia ingin mengatakan kata-kata kasar pada siapa saja yang membuatnya jengkel.
Huft … entahlah, Aiden pun tak tau mengapa ia bisa menjadi seperti ini. Menjadi orang lain itu bukanlah dia. Dia bukan tipe meniru gaya, perilaku dan sikap orang lain.
Apa gue kayak gini karena Ayah dan Ibu pergi? Atau … karena dia?
Apakah Mizzy penyebabnya? Atau kedua orang tua gue?
Sejak pertama kali ketemu, dia ngomong kalo dia itu muncul dari bayangan gue? Dan … apa mungkin?
Apa ini sejenis sihir tingkat tinggi? Ah, gue rasa tidak. Gadis seusia dia tak mungkin menyukai sesuatu seperti sihir.
Hmph … apa gue cari tau identitas asli dia, ya?
Ya, kayaknya gue harus cari tau identitasnya, gue ga mau di ikutin sama cewek misterius itu terus.
Namanya Zamora Mizzy. Mungkin gue bisa cari tau tentang nama itu ke orang-orang, bisa jadi dia hilang ingatan atau sebagainya, kan?
Haha … cerdas gue. Baiklah, cewek misterius, identitas lo sebentar lagi akan gue kupas!
Dia kenapa senyum-senyum sendiri gitu, sih? Gila ya dia? Batin Mizzy.
Plak!
"Aww!" ringis Aiden ketika ada sebuah tamparan mendarat di pipi kirinya. Ia menaruh tangan di tempat tamparan barusan, ia menoleh dan mendapati Mizzy yang sedang nyengir kuda sembari memberikan lambang peace padanya.
Pok!
"Aduh! Sakit, Aiden." ucap Mizzy sembari mengelus pucuk kepalanya.
"Kan lo duluan yang nabok gue, ya gue bales lah. Impas jadinya." balas Aiden enteng seraya tersenyum miring.
Mizzy mengerucutkan bibirnya beberapa senti kedepan hingga Aiden mendadak terpaku dengan ekspresi yang baru di tunjukkan Mizzy saat ini. Dengan cepat ia menggeleng kencang dan berkata, "Udah gila gue." gumamnya pelan.
"Hah? Apa?"
"Ck! Gue lagi ga ngomong sama lo."
"Aiden udah gila dong, kok ngomong sendiri."
"Ah bodo. Minggir, gue mau masuk." ucap Aiden seraya menarik tangan Mizzy ke samping.
"Aiden, pintunya kan di belakang kamu bukan di belakang aku." kata Mizzy sembari berdecak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is A Shadow
FantasyDi suatu hari, seorang anak remaja berusia 16 tahun tengah duduk di sebuah taman belakang sekolah yang sudah sepi dari para murid SMA Garuda di Jakarta. Saat itu, remaja tersebut sedang menangis dalam diam sembari menyandarkan kepalanya di batang p...