Saat ini Keyzia sedang ditangani oleh dokter di ruang UGD sebuah rumah sakit besar dekat sekolahnya. Sedangkan Melvan, Sherly, Michella, dan Billy menunggu di luar, hanya Bu Intan yang ada di dalam bersama dokter dan suster mendampingi Keyzia. "Sher, emang punggung Keyzia tadi separah apa?" tanya Melvan yang penasaran dengan keadaan Keyzia. "Awalnya pas gua bantu buka seragam Keyzia punggungnya emang udah merah banget, tapi gua pikir itu merah biasa kaya kepanasan gitu. Pas gua basuh pelan-pelan punggungnya buat bersihin kuah sama sambel yang nempel gua baru sadar kalo merahnya bukan sekedar kepanasan biasa dan mulai melepuh gitu. Gua kaget, pas gitu Bu Intan juga liat keadaan punggung Keyzia dan dia langsung suru kita bawa Keyzia ke rumah sakit, karena lama kelamaan kulitnya keliatan tambah melepuh gitu" Sherly menjelaskan kepada teman-temannya bagaimana keadaan punggung Keyzia
"Tapi gua ga nyangka Keyzia sekuat itu, dia ga jerit apalagi nangis, pasti pas lu basuh punggungnya dia ngerasa perih banget..." ucap Michella sedih dan ngilu membayangkan sakit yang dirasakan Keyzia. "Iya juga ya, dia ga komen sama sekali. Diem aja malah. Kalo gua ada di posisi Keyzia, gua lebih milih pingsan aja deh daripada ngerasaain panas dan perih kaya gitu." ucap Sherly mengingat kembali keadaan Keyzia saat di ruang UKS. Sementara Melvan dan Billy hanya diam saja mendengarkan obrolan Michella dan Sherly, mereka masih sulit membayangkan keadaan Keyzia karena tidak melihat langsung kondisi punggungnya.
"Sorry Key, gua tadi ada disamping lu, tapi gua ga bisa lindungin lu...." dalam hatinya Melvan benar-benar menyesal karena pada saat kejadian ia berada di sebelah Keyzia namun tidak sadar adanya bahaya yang akan menimpa Keyzia. "Gua janji, kalo tuh anak emang sengaja, pasti bakal gua bales berkali-kali lipat!" janji Melvan dalam hatinya yang penuh emosi, amarah, kecewa, dan sedih bercampur aduk.
"Barusan Frans ngabarin kalo dia, Landry, sama Marsya uda beres ngurusin tuh cewe. Mereka lagi menuju ke sini" Billy mengabarkan kalau teman-teman mereka yang lain pun akan segera tiba di rumah sakit. "Iya, ini Marsya barusan juga chat gua. Kita tunggu sini aja, gua uda kabarin kalo kita tunggu di sini" jawab Michella menginformasikan.
Sudah hampir satu jam mereka menunggu, namun belum juga ada kabar mengenai Keyzia dari dalam ruang UGD. "Woi, gimana keadaan Keyzia?" tanya Frans yang baru saja tiba bersama Landry dan Marsya. "Belum tau masih di UGD" jawab Michella sambil melihat pintu UGD, berharap ada suster yang keluar untuk ditanyai kabar. "Kalian ga ada yang dampingin Keyzia?" tanya Marsya yang bingung karena semua teman-temannya ada di luar ruang UGD. "Ada Bu Intan, kita disuru nunggu disini.Cuman boleh satu orang yang dampingin." Michella memberitahukan.
Tidak lama kemudian Bu Intan keluar dari ruang UGD dan mereka langsung menyerang dengan pertanyaan "bagaimana keadaan Keyzia di dalam?" melihat banyaknya yang bertanya membuat Bu Intan kaget dan kikuk. "Ok, ok, tenang... Ibu akan jawab. Tapi di mana wali atau orang tuanya Keyzia? Apa kalian belum menghubungi?" tanya Bu Intan kemudian. "Saya walinya Keyzia" tiba-tiba Melvan menjawab. "Kamu?" tanya Bu Intan bingung. "Apa hubungan kamu dengan Keyzia? Sebaiknya kabari orang tuanya untuk datang" pinta Bu Intan agar orang tuanya dapat mengetahui keadaan Keyzia, namun hal tersebut membuat Melvan bingung untuk menjawab karena ayahnya Keyzia sedang diluar negeri, sudah seharusnya Melvan sebagai suami yang menjadi wali atau mewakili ayahnya Keyzia, tapi karena keadaannya yang masih siswa SMA dan juga kesepakatan yang telah dibuat, tidak mungkin bagi Melvan untuk memberitahu kalau dia adalah suaminya Keyzia.
"Melvan aja yang jadi wali bu, dia sepupunya Keyzia, mereka juga tinggal bareng." tiba-tiba Michella membantu Melvan menjawab. "Iya bu, sepupu, saya sepupunya Keyzia. Papahnya Keyzia lagi ada kerjaan ke luar negeri" jawab Melvan terbata-bata, untuk menguatkan alasan spontan yang tiba-tiba keluar dari mulut Michella. "Iya bu, kasian Keyzia kalau terlalu lama nunggu keluarganya datang kesini. Mending Melvan aja yang mewakili keluarganya." Sherly ikut membantu untuk menguatkan alasan yang diucapkan Michella agar tidak banyak buang waktu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Novela JuvenilKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...