Chocolate

28 11 6
                                    

Siang yang begitu cerah, Matahari menampakkan sinar keemasannya. Persahabatan tiga remaja lima belas tahunan sedang asyik bersenda gurau di kafe dengan secangkir chocolate hangat dengan marshmallow dan angin yang berhembus bak membisikan pesan dan berubah suasana menjadi keanehan.

"Manda, kenapa kamu akhir-akhir ini berbeda ya?" Marsha sambil melihat aku.

"Ah, masa iya? Perasaan kamu saja mungkin," tanyaku heran.

"Iya, akhir-akhir ini kamu jadi pendiam, kamu ada masalah apa? tumben tidak cerita," tambah Fifi.

"Hmm, Aku nggak apa-apa."

Akhirnya kita pulang, menuju rumah masing-masing.

Aku, Marsha, dan Fifi adalah sahabat sejak kecil. Ya, ibu kita juga sahabat yang tak terpisahkan, saat putih-abu.

Pagi yang tidak bersahabat. Kita sekolah di SMA yang berada di Bandung. Kita datang ke sekolah bersamaan tanpa janjian sebelumnya. Persahabatan kita dikenal dengan ceria. Kita memang berbeda kelas Marsha dan Fifi kelas IPA dan Amanda kelas IPS.

Bel istirahat pun berbunyi nyaring, Aku menghampiri kelas Marsha dan Fifi . Saat ke kantin Marsha selalu mentraktir Aku dan Fifi.

Ya, Marsha Putri Bella adalah anak dari seorang ayah jendral TNI. Anak kedua dari tiga bersaudara. Dia sering dipanggil Acha. Marsha adalah wanita kuat, ceria, dan baik hati yang pernah ku kenal. Fifi Rachel Anastasya, adalah anak dari seorang ibu Dokter gigi. Fifi adalah anak tunggal. Dia sering dipanggil Achel. Dia adalah wanita yang kreatif dan percaya diri. Ya, aku Amanda Larasati adalah anak dari seorang ayah pengusaha. Aku anak pertama dari empat bersaudara. Aku sering dipanggil Manda.

Bel pulang berbunyi, awan pun sangat mendung. Seperti biasa ketika pulang, aku dan Fifi tidak langsung ke rumah masing - masing, tetapi mampir ke rumah Marsha. Persahabat kita ini memiliki kesukaan minuman yang sama yaitu chocolate hangat dengan tambahan marshmallow. Ketika di rumah Marsha, seperti biasa mereka sering bercerita mulai dari yang senang, sedih dan masih banyak lagi. Suatu saat Fifi bertanya lagi padaku yang berubah akhir-akhir ini.

"Manda, kamu ada masalah apa?" kata Fifi padaku.

"Aku tidak punya masalah dengan siapa pun," jawabku.

"Benar?" tambah Marsha.

"Iyaa."

Langit sudah senja. Aku dan Fifi pulang ke rumah masing-masing.

Aku duduk di kasur sambil teringat apa yang tadi dibicarakan oleh Fifi dan Marsha.

Apakah aku berubah akhir-akhir ini? Sampai sahabatku bilang aku berubah. Aku bingung. Aku tidak tahu bagaimana caranya memberitahu mereka bahwa aku pacaran dengan Daniel. Aku tahu bahwa Acha dan Achel tidak suka dengan Daniel, karena mereka pernah bercerita bahwa Daniel itu pria yang tidak baik. Tetapi, aku tidak percaya dengan omongan mereka. Aku harus memberitahu mereka, tapi bagaimana? Aku takut mereka marah dan menjauhi ku. Aku takut persahabatan ini hancur. Ah, sudahlah aku tidak tahu.

Pagi yang cerah. Tiba di kelas ku. Aku masih memikirkan bagaimana cara memberitahu Marsha dan Fifi. Aku harus memberitahu mereka sekarang.

Bel berbunyi nyaring. Aku menghampiri kelas Marsha dan Fifi. Dapat dikatakan hatiku berdegup sangat kencang.

"Hai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang