Jendela Masalalu

2 1 0
                                    

Langit yang memerah mulai membangunkanku dari tidur yang lelap. Burung yang berkicau menyambut matahari yang menyapa dunia. Alaram jam mulai bernyanyi merusak telingaku, membuatku bergegas pergi bersiap-siap untuk memulai hariku di sekolah.

Kota Surabaya tampak bersemi hari ini. Aktivitas warga yang mulai ramai, banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang, lingkungan sekolah yang mulai di penuhi oleh murid-murid yang satu persatu mulai berdatangan, semua hal itu sudah menjadi pemandangan pagi hari yang indah bagiku.

Kutatap jendela sekolah dekat tangga, saat itu suasana sekolah masih sepi. Dari jendela terlihat suasana kota yang lengkap. Pohon, gedung, pusat perbelanjaan, bahkan gerobak mie ayam langgananku terlihat dari jendela ini.

Ku buka ponselku untuk mengabadikan suasana jendela di instagram story milikku. Nampak indah suasana kota di pagi hari ini. Sekarang sudah menginjak bulan bulan terakhirku di semester 1 kelas 2 SMA, tak sabar rasanya menunggu libur akhir tahun. Kulihat tanggal hari ini...

*18 November 2018*

Sebenarnya tidak ada yang spesial di tanggal ini. Tapi sepertinya aku merasakan hari ini adalah hari yang pernah menjadi hari spesial dalam hidupku. Yang aku ingat, tahun lalu pada tanggal ini ada acara pentas seni di sekolah, mungkin saja aku sedang mengalami dejavu dan mengingat kemeriahan pentas seni pada saat itu.

Tapi, aku tidak yakin pentas seni yang membuatku seperti ini, bahkan suasana kemeriahan itu jauh sekali dari kesan apa yang sedang kurasakan pada saat ini, aku merasa seperti ada kebahagiaan yang menyelinap dalam kesedihan, kesedihan yang menyelinap dalam kenyataan, kenyataan yang menyelinat dalam keseharianku, dan semua rasa yang saling menyelinap itu timbul setelah aku mengetahui tanggal hari ini.

Iya sudahlah..., mungkin aku terlalu menikmati pagi ini. Bell sudah mulai berteriak di dalam gedung, memberi peringatan bahwa pelajaran akan segera dimulai. Saatnya aku berkutat dengan buku dan alat tulisku, setidaknya ada hal yang bisa membuat otakku kembali segar dan bersemangat.

***

Sudah cukup aku berkutat dengan buku dan alat tulisku, saatnya kembali ke rumah dan menikmati kenyamanan sore hari di kota ini.

Malam sungguh sejuk dan nyaman, untung saja hari ini aku tidak ada tugas rumah dari sekolah. Jadi aku bisa bersantai sepuas dan sesuka hati.
Bintang di malam ini sangatlah indah, mereka saling berjejer dan berkelap-kelip dari kejauhan. Andaikan mereka benar-benar berkelip layaknya berlian, sayangnya bila para bintang di dekati mungkin mereka akan lebih berkelip lagi. Lebih tepatnya berkobar layaknya api.

Mungkin menulis suatu puisi yang indah untuk menikmati malam ini akan terasa lebih menyenangkan dari pada harus berlama-lama melihat bintang dan menyia-nyiakan suasana tentram tanpa kesibukan pada hari ini.

Dalam lemariku, Aku berusaha mencari buku kosong yang setidaknya bisa ku tulisi dengan kata-kata penuh insipirasi. Di sela-sela aku mencari secarik kertas di atas lemari kayuku ada satu kotak berukuran sedang berbahan papan kayu tipis berwarna coklat muda polos yang jatuh menimpa kepalaku.

*DUAAK... *

Bisakah kotak ini tidak mengganggu ketenangan pikiranku dengan tidak jatuh tepat di atas kepalaku? Mungkin aku juga kurang sabar mencari kertas yang ku inginkan. Namun, fokusku terbagi dengan kotak sedang yang menimpaku tadi. Apa aku lebih baik membuka isi kotak ini dan mencari tahu apa isi kotak ini? Mungkin iya...

Ku buka perlahan-lahan kotak tanggung itu. Entah kenapa rasanya tidak hanya membuka kotak biasa, rasanya seperti aku juga membuka sebuah jendela masalalu yang dulu pernah terjadi dalam kehidupanku.

Terlihat sebuah buku yang tertidur dalam kotak tersebut. Mungkin buku ini pernah menjadi miliku. Entah aku yang sudah lupa atau memang pikirianku yang mulai pikun?

*T-diary... *

Semakin kesini semakin dekat rasanya diriku dengan masalalu. Aku penasaran sebenarnya apa yang ada di dalam diary lamaku ini. Kenapa aku mengingat semua pengalamanku tapi diary ini yang hanya terisi puluhan lembar kertas aku bisa melupakannya dalam beberapa bulan saja?

Kubuka sampul yang tebal berwarna hitam itu. Baru membuka halaman aku sudah malihat tulisan gaya lamaku yang menurutku tidak rapi. Kubaca dalam hati sebuah bait yang bahkan aku tak ingat pernah menulisnya.

***

Entah bagaimana aku akan menyelesaikan diary ini.
Aku tak tahu kisah apa yang ku tulis dalam diary ini. Akankah kisah diary ku ini akan berakhir bahagia ataupun sebaliknya?

Setiap hari Kamis aku akan menulis diary ini. Apapun itu isi hari-hari ku, aku akan tetap menuliskan cerita-cerita pengalamanku dalam beberapa bulan ini.

***
Bait demi bait yang ku baca sempat memutar balik ingatanku yang terdahulu. Diary ini adalah diaryku saat aku duduk di kelas 1 SMA. Masa-masa dimana aku merasakan awal-awal dunia remaja. Namun, walaupun aku ingat tentang diary ini, aku masih belum ingat apa isi diary ini?

Diaryku ini bukan sepenuhnya diary, bahkan buku ini seingatku pemberian Ayah yang di dapat dari souvenir kantor. Daripada buku agenda yang elegan ini tak terpakai dan tergeletak di lemari begitu saja, akhirnya ku gunakan untuk membuat sebuah diary.

*Teng...Tong...Teng...Tong*

Tak terasa hari sudah larut. Dan aku baru ingat besok ada ujian matematika. Aku belum mempersiapkan apapun, buku belum kupersiapkan, membuka buku matematikapun ku tak sempat hanya karena aku terbawa suasana bebas dari tugas dan rasa penasaranku terhadap diary lamaku.

Lebih baik aku beristirahat sekarang.  Waktu sudah menunjukan pukul 00.00 WIB. Mau berapa lama lagi aku harus begadang di malam hari yang dingin ini. Bisa-bisa ujianku menjadi tidak fokus, urusan rasa penasaranku dengan diary lama ini kuselesaikan besok saja di sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

T-diary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang